BLORA (SUARABARU.ID) – Setelah Oro-Oro Kesongo (Blora) meletus semburkan lumpur bercampur air, dan gas, disusul Api Abadi Mrapen (Grobogan) padam. Fenomena alam, kembali terjadi di Kabupaten Blora, kali ini di Desa Plosorejo, Kecamatan Kunduran.
Wujud fenomena alam itu, kedung (kubangan) air bergaris tengah 20 meter dengan kedalaman 6,2 meter, bergolak, dan mengeluarkan bau gas menyengat.
Bergolaknya kedung yang kini diamankan polisi dengan police line, diduga dibawah kedung itu terdapat sumur minyak tua peninggalan Belanda.
Mendapat infomasi kejadian alam di Desa Plosorejo, Kecamatan Kunduran, Blora, Jawa Tengah, Senin (5/10/2020), Pertamina Asset 4 Field Cepu Manager, Afwan Daroni, langsung menurunkan tim.
“Kami sedang turunkan tim untuk ke lapangan (lokasi), jadi belum bisa menjelaskan sebab-sebab fenomea alam di Plosorejo,” jelas Afwan.
Afwan membenarkan, di kawasan Desa Plosorejo dan sekitarnya, terdapat belasan titik sumur minyak tua peninggalan Belanda.
Terpisah Kapolres Blora, AKBP Ferry Irawan melalui Kapolsek Kunduran, Iptu (Pol) Lilik Eko Sukaryono, menjelaskan fenomena alam itu berada dibekas sumur minyak tua peninggalan koloni Belanda.
Suara Bising
Di dalam kedung, muncul semburan disekitar lokasi, dan menyebabkan air tersebut membentuk lingkaran, mirip kubangan (kedung) air besar.
Anehnya, air itu tidak mengalir keluar kedung, hanya berputar seperti orang memasak air mendidih. Di kedung itu airnya warna keruh, dan di tengahya terdapat semburan kecil.
“Fenomena alam itu masuk Desa Plosorejo, persisnya di bekas sumur minyak peninggalan Belanda. Untuk keamanan warga, ini kami pasang police line,” jelas Iptu (Pol) Lilik Eko Sukaryono.
Menurutnya semburan itu sudah beberapa hari, dan selama ini sering bergolak agak besar saat musim kemarau, namun masyarakat sekitar tidak kaget atau panik.
“Dimusim kemarau, semburannya agak besar, tapi tidak melebar ya disitu saja,” papar Kapolsek Kunduran.
Sementara tidak jauh dari kedung air bergolak berjarak sekitar 1,8 kilometer, terdapat wellhead (kepala sumur) tua yang mengeluarkan suara bising sepanjang hari.
Kejadian itu juga sudah lama, namun di musim kemarau saat ini suara bising terdengar agak keras, jelas Kepala Desa Plosorejo, Suwignyo.
Menurut Suwignyo, warganya sudah diwanti-wanti agar tidak mendekat. Mereka menganggap kejadian itu fenomena alam yang sudah familier dengan masyarakat sekitar.
Wahono-Wahyu