blank
Danau Rawa Pening dipenuhi tanaman gulma Eceng Gondok. foto : istimewa

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL / corporate social responsibility/CSR) PT Pertamina adalah kegiatan yang merupakan komitmen perusahaan terhadap pembangunan yang berkelanjutan dengan memberikan manfaat tak hanya kepada lingkungan tapi juga usaha kecil menengah berbasis kearifan lokal.

Manfaat yang dirasakan berdampak pada ekonomi, sosial, lingkungan serta hukum dan tata kelola dengan prinsip yang lebih terintegrasi, terarah, terukur dampaknya serta tentunya dapat dipertanggungjawabkan dan merupakan bagian dari pendekatan bisnis perusahaan.

Program TJSL Pertamina bertujuan untuk memberikan kemanfaatan bagi pembangunan ekonomi, pembangunan sosial, pembangunan lingkungan serta pembangunan hukum dan tata kelola bagi perusahaan diberbagai provinsi di Indonesia, contohnya seperti di Jawa Tengah.

Berkontribusi pada penciptaan nilai tambah bagi perusahaan dengan prinsip yang terintegrasi, terarah dan terukur dampaknya serta akuntabel; membina usaha mikro dan usaha kecil agar lebih tangguh dan mandiri serta masyarakat sekitar perusahaan.

Fokus terhadap 5 (lima) prioritas utama yakni fokus pada dampak; perbaikan tata kelola; pemanfaatan teknologi; peningkatan keterlibatan karyawan dan peningkatan kolaborasi, pelaksanaan TJSL Pertamina juga berorientasi untuk pencapaian 17 (tujuh belas) Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dengan berpedoman kepada 7 (tujuh) Subjek Inti ISO 26000 sebagai Standar Global dalam pelaksanaan CSR.

Lebih dari itu, arahan Menteri BUMN melalui Aspirasi Pemegang Saham, bahwa untuk program TJSL agar bisa lebih fokus kepada 3 (tiga) bidang prioritas yakni bidang Pendidikan, Lingkungan, serta Pengembangan Usaha Mikro Kecil (UMK), utamanya yang berbasis kelokalan daerah.

Tak sedikit pengembangan – pengembangan Usaha Mikro Kecil atau bahkan baru berupa usaha rintisan sangat terbantu dengan adanya Program TJSL ini. Sejak pertama kali diluncurkan, program ini bahkan mampu memicu usaha – usaha baru yang sangat inovatif dan memantik kreasi – kreasi baru para pelaku yang bermain di ranah kreatif.

Sebagai catatan, PT Pertamina sendiri pada sejumlah perhelatan awarding selalu mendapatkan lebih dari satu penghargaan yang selalu saja ada kategori untuk Program TJSL. Seperti di awal tahun 2024, PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) meraih dua penghargaan Energy & Mining Editor Society (E2S) Award 2023.

Tak main – main, penghargaan ini diperoleh atas komitmen PT Pertamina menjalankan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR), dimana dua penghargaan tersebut adalah Best CSR/Community Involvement & Development (CID) Downstream Oil and Gas Company yang diraih Area Manager Communication, Relations, & CSR JBT PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho dan Best Social Innovation Program Downstream Oil and Gas Company yang diraih Fuel Terminal Maos, Cilacap, Jawa Tengah.

Brasto sendiri menyebutkan bahwa penghargaan ini sebagai bentuk pengingat dan motivasi bagi Pertamina Patra Niaga JBT untuk menjalankan program TJSL yang lebih baik lagi.

Raihan Best CID/CSR tersebut adalah kerja tim yang didapat karena regional berhasil menaikkan jumlah capaian PROPER Emas PT Pertamina Patra Niaga di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dari empat lokasi di tahun 2021 menjadi lima lokasi di tahun 2022 dan enam lokasi di tahun 2023.

Ia menyebutkan bahwa pada tahun 2022, dirinya juga dipercaya E2S sebagai Best CID/CSR Manager Downstream Oil and Gas Company dalam ajang E2S Award 2022.

Adapun Best Social Innovation tersebut diraih melalui Program TJSL Penderes Badeg Karangsari (Pendekar) Fuel Terminal Maos yang terdiri dari kegiatan pemberdayaan masyarakat, pendampingan, pelatihan dan pengadaan sarana penunjang kegiatan produksi gula semut.

Ia menjelaskan bahwa Program Pendekar Fuel Terminal Maos yang telah dijalankan sejak tahun 2020 mendapatkan penghargaan gold (emas) dalam ajang Proving League 2023 yang diadakan sebelumnya oleh E2S.

Adapun untuk penghargaan Proving League 2022, yang mendapatkan penghargaan gold di lingkungan Pertamina Patra Niaga Regional JBT adalah Program TJSL Difabel Preneur Fuel Terminal Boyolali, Jawa Tengah.

E2S diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap komitmen yang dilakukan oleh para pimpinan dan profesional di perusahaan sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM), khususnya dalam menghadapi transisi energi.

“Ini semua berkat kerja tim,” katanya.

Tak hanya itu saja, sejumlah program TJSL unggulan yang dilakukan di antaranya program Tanjungsari Agroculture yang memberdayakan kelompok rentan perempuan di Desa Tanjungsari berupa pertanian hidroponik dengan memanfaatkan lahan kosong yang sebelumnya tidak teroptimalkan.

Dari pertanian tersebut kelompok masyarakat mampu mendorong adanya sedekah sayur yang dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan di sekitar lingkungannya, khususnya pada saat pandemi Covid-19.

Selain itu, masih ada pula program lainnya yang juga menjadi unggulan yaitu program SRIWEDARI (Sobokerto Mandiri, Waduk Cengklik Lestari), dimana program ini berhasil menanggulangi pencemaran lingkungan di Waduk Cengklik yang disebabkan pertumbuhan eceng gondok yang bisa berdampak lebih jauh kepada kebutuhan air bersih bagi masyarakat.

Tidak hanya itu, masyarakat juga berhasil mengolah eceng gondok yang dikumpulkan menjadi energi alternatif berupa biogas untuk memasak dan juga sebagai pupuk organik untuk pertanian.

Di area Jawa Bagian Tengah (JBT), DPPU Adi Sumarmo sendiri merupakan salah satu lokasi operasi dari Pertamina Patra Niaga yang telah memperoleh prestasi tertinggi di level nasional pada ajang PROPER dari Kementerian Lingkungan Hidup berkat pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat yang terbaik.

Brasto mengatakan, pihaknya telah memperoleh 6 penghargaan internasional dan sejumlah penghargaan nasional di sepanjang tahun 2023 dari program TJSL yang dijalankan di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Seperti di ajang Asia Responsible Enterprise Awards (AREA) di Kamboja untuk program TJSL Fuel Terminal Rewulu; Global CSR & ESG Award di Vietnam untuk 4 program TJSL dari Fuel Terminal Rewulu, Fuel Terminal Boyolali, Integrated Terminal Semarang, dan DPPU Achmad Yani; dan terakhir Global Corporate Sustainability Awards di Taiwan untuk program TJSL DPPU Adi Sumarmo.

Menurutnya setiap apresiasi dan penghargaan yang diperoleh Pertamina tidak hanya disematkan kepada perusahaan, tapi juga bagi masyarakat dan setiap pihak yang terlibat dalam keberhasilan program TJSL yang dialankan.

Tak hanya capaian – capaian prestasi TJSL saja yang dibanggakan, dalam penerapannya, Pertamina juga sukses menggelar kegiatan UMK Academy untuk menambah ilmu dan kemampuan 133 Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kegiatan ini sendiri dimulai dengan kick off pada awal bulan Juni 2024 untuk kemudian ditutup dengan diskusi dan konsultasi usaha melalui daring pada akhir Juli 2024).

Menurut Brasto, Pertamina UMK Academy tahun 2024 berbeda dengan UMK Academy tahun sebelumnya, dimana pada tahun sebelumnya seluruh peserta UMK Academy hanya dari mitra binaan Pertamina saja, namun tahun ini peserta UMK Akademi merupakan mitra binaan Pertamina dan non-mitra binaan Pertamina atau umum.

Program ini sendiri dilaksanakan melalui dua fase yaitu UMK Academy skala regional dan skala nasional, dimana UMKM yang aktif dan memenuhi kriteria akan berkesempatan untuk melanjutkan ke tahap nasional.

Pada UMK Academy skala regional di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, telah berlangsung 8 kali kelas yang diisi dengan pelatihan dan pendampingan berbasis pada empat kurikulum pengembangan utama yaitu Go Modern, Go Digital, Go Online, dan Go Global.

Program pelatihan ini disusun dengan metode yang efektif, dimana 20% waktu digunakan untuk pemaparan materi oleh trainer dan 80% waktu dialokasikan untuk diskusi dan aktivitas kelas. Peserta juga akan memiliki kesempatan untuk berkonsultasi langsung dengan trainer terkait berbagai tantangan yang mereka hadapi.

Pemilik Usaha Kecil dan Mikro (UMK) Fashionable is you di Sleman, Eny Salima yang merupakan Salah satu peserta UMK Academy mengaku sangat terbantu dengan adanya materi dari Pertamina Patra Niaga.

Dirinya menyatakan, dari delapan kali pelatihan dari UMK Academy ini materinya jadi benar-benar me-refresh ilmu yang pernah diterimanya.

“Ilmunya sangat bermanfaat, singkat tapi daging banget,” katanya.

Sejalan dengan itu, pemilik UMK Global Agro Jaya di Wonosobo, Danang juga berterima kasih dengan adanya UMK Academy dari Pertamina. Hal ini lantaran dirinya jadi berkesempatan mengupgrade skill yang sebelumnya belum pernah didapat, sehingga dirinya merasa menjadi lebih maju dan lebih semangat dalam menghadapi persaingan pasar bebas.

Di awal pelatihan juga telah diinformasikan kepada peserta terkait adanya sayembara pameran untuk 5 peserta UMK Academy yang terpilih, dan yang berhasil masuk seleksi adalah Kub Global Agro Jaya, Kirana Ecoprint Borobudur, Batik Bengok, Batik Jinggar, dan Alfa Mabruk, dimana para UMK yang terpilih ini mendapatkan bantuan untuk mengikuti pameran.

Tak hanya memberikan pelatihan – pelatihan kewirausahaan saja, Pertamina juga mendorong para pelaku UMK ini untuk terus memperluas akses pasar dan juga mendorong sertifikasi halal dan PIRT produk bagi UMK binaan di Jawa Tengah dan DIY.

PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) mendorong sertifikasi halal dan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) produk usaha mikro dan kecil  (UMK) bagi mitra binaan Pertamina di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama enam bulan.

Senior Supervisor Corporate Social Responsibility (CSR) & Small Medium Enterprises Partnership Program (SMEPP) JBT PT Pertamina Patra Niaga, Kevin Kurnia Gumilang, mengungkapkan bahwa Pertamina melaksanakan kegiatan Pendampingan Sertifikasi Halal dan PIRT sebagai bagian dari komitmen yang didasari oleh peraturan yang telah ditetapkan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Pihaknya memilih 12 mitra binaan yang berkesempatan mengikuti kegiatan Pendampingan sertifikasi halal dan PIRT tersebut melalui proses seleksi yang ketat. Harapannya, usaha-usaha yang sedang dijalankan oleh peserta program dapat berkembang dan naik kelas.

Hal ini tentunya sejalan dengan komitmen Pertamina untuk terus berkontribusi positif dalam mendukung pertumbuhan UMK di Indonesia.

Melalui program pembinaan yang berkelanjutan, harapannya UMK dapat menjadi motor penggerak utama dalam perekonomian lokal, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Pertamina terus berupaya memberikan dampak nyata yang sejalan dengan visi perusahaan untuk membangun bangsa yang lebih sejahtera dan mandiri,” katanya.

Hasil nyata Program TJSL Pertamina ke depan berdampak langsung terhadap usaha – usaha UMK yang dirintis sedari mula hingga sedikit demi sedikit berkembang menjadi usaha kelas menengah akibat dari bantuan program – program bantuan, pelatihan, dan pendampingan.

Seperti contohnya bisnis usaha kue kering N&N Snack asal Kota Salatiga yang dibangun laki – laki berusia 53 tahun, Sanyata. Dengan cita rasa nekat, dirinya mampu bangkit dari kehidupan kelam di masa lalu dan saat ini bisa membangun usahanya sendiri.

Dari lokasi usaha yang juga tempat tinggalnya di Kota Salatiga, Jawa Tengah, Sanyata, membagikan kisah inspiratif jatuh bangun bisnis kue kering yang ia geluti dengan merk N&N Snack.

Pada tahun 2004, Sanyata berada di titik terendahnya. Ia harus menutup usaha yang ia geluti karena mengalami kebangkrutan.

Saat itu, dirinya merasa hidup benar-benar sudah hancur. Melihat semua yang sudah dikerahkannya hilang lenyap begitu saja karena ketidaktahuannya tentang mengelola pendapatan dan pengeluaran yang ada.

Suaranya semakin berat, ia bercerita semua harta benda yang dimilikinya saat itu harus direlakan untuk menutup kerugian usahanya.

”Rumah sederhana yang saya punya dan kendaraan satu-satunya terpaksa dijual untuk bertahan hidup,” tutur Sanyata menceritakan kisah pilunya sekira 20 tahun yang lalu.

Syukur, ia sempat bekerja sebagai buruh pabrik di Salatiga untuk sekedar menyambung hidup. Kendati demikian, ia sadar, gajinya yang pas-pasan belumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi ketiga anaknya dan kehidupan bagi keluarganya.

”Entah kenapa, keadaan sulit yang sudah saya lewati justru mendorong saya jadi lebih nekat untuk merintis usaha baru,” katanya.

Seperti tercermin pada namanya, Sanyata merupakan wujud nyata dari semangat pantang menyerah dalam menghadapi cobaan hidup. Ia pun memantapkan niat untuk kembali memulai usaha baru.

”Awalnya saya berpikir setiap kali bertamu ke rumah-rumah saudara dan tetangga pasti ada kue kering yang disuguhkan, baik itu pada hari-hari besar atau hari biasa sekalipun. Dari situ saya melihat ada peluang dalam usaha ini,” kali ini sambil tersenyum.

Tidak ada resep khusus kecuali nekat dalam mempelajari produksi kue-kue kering. Dengan tekad yang kuat, ia pun merintis usaha kue kering di rumahnya.

“Saya tidak akan menyerah, setiap kegagalan memberikan pembelajaran. Saya harus terus mencoba dan berusaha lebih baik. Saya ingin menunjukkan kepada anak-anak dan orang-orang disekitar saya bahwa dalam hidup, kita harus selalu bangkit meskipun jatuh berkali-kali. Tidak ada yang bisa menghalangi tekad kita kecuali diri kita sendiri,” tegas Sanyata dengan semangat.

Meski perjalanan merintis usaha tidaklah mudah, bapak dengan tiga anak ini tetap gigih melangkah. Dari ruang produksi yang terbatas, ia terus berinovasi dengan memanfaatkan segala yang ia punya. Semangat dan harapan yang membara mendorong Sanyata untuk terus maju dan memberikan inspirasi bagi UMKM lainnya.

”Bagi saya, keberhasilan bukan hanya tentang mendapatkan keuntungan, tetapi juga tentang bagaimana usahanya bisa memberikan dampak positif bagi orang-orang di sekitarnya,” ungkap Sanyata dengan bijak.

Berkat sikap rendah hati dan ketabahan yang luar biasa, Sanyata tidak hanya mencapai kesuksesan dalam bisnisnya, tetapi juga membantu mengubah pandangan orang-orang tentang keberhasilan dan kegagalan.

Kini, Sanyata dengan produk kebanggaannya yaitu N&N Snack telah meraih berbagai penghargaan diantaranya Best Influence Entrepreneur yang diselenggarakan oleh SMESCO pada tahun 2017 dan nama produknya telah terpublikasi di media-media massa, mulai dari siaran televisi lokal hingga kanal youtube dinas serta pemerintahan.

Untuk semakin memajukan usahanya, Ia pun menjalin jejaring dan kerjasama dengan berbagai pihak. Salah satunya dengan bergabung menjadi mitra binaan Pertamina pada tahun 2019 dalam Program Kemitraan atau yang saat ini disebut Program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil (PPUMK).

”Alasan saya bergabung menjadi mitra binaan Pertamina selain untuk memperoleh dukungan pinjaman modal untuk mengembangkan usaha, tapi juga mendapatkan berbagai program pembinaan usaha,” imbuh Sanyata.

Salah satu pembinaan yang pernah ia terima dari Pertamina adalah ketika N&N Snack menjadi salah satu peserta ajang pameran yang diselenggarakan oleh Pertamina, yaitu SMEXPO Semarang pada 3-5 November 2023.

”Dari kegiatan seperti itu saya dapat meningkatkan omzet dan juga memperluas jaringan pasar produk saya,” terangnya.

Sekarang N&N Snack telah tersebar penjualannya tidak hanya di kota Salatiga dan sekitarnya, tapi telah menyentuh 30 pusat oleh-oleh terkenal di Jawa Tengah dan sekitarnya, beberapa di antaranya Wisata Dusun Semilir hingga Pondok Kopi Banaran.

”Sekarang rata-rata penjualan per perbulan telah mencapai 12-15 juta rupiah,” kata Sanyata.

Area Manager Communication, Relations & Corporate Social Responsibility Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho mengungkapkan, Pertamina berkomitmen untuk terus menggerakkan perekonomian Indonesia, salah satunya dengan memperkuat usaha mikro dan kecil (UMK).

”PPUMK merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang dijalankan Pertamina untuk mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat Indonesia,” tutur Brasto.

Kisah serupa seperti Sanyata dengan bisnis kue keringnya juga hampir sama dengan cerita Firman Setiyaji yang menggeluti usaha kerajinan tangan menggunakan tanaman eceng gondok yang tumbuh subur di Danau Rawa Pening.

Melalui brand usaha Bengok Craft, Firman Setyaji mengkreasikan tanaman jenis gulma eceng gondok menjadi kerajinan baru yang penuh manfaat.

Dikisahkan, Danau Rawa Pening yang semestinya berwarna biru berubah menjadi hijau. Sejauh mata memandang, permukaannya tidak lagi terlihat air. Semuanya tertutup tanaman eceng gondok yang menjadi gulma.

Ikan-ikan di dalamnya mati dan berdampak kepada kesejahteraan nelayan. Hal itu yang diutarakan oleh Firman Setiyaji, ketika menceritakan kondisi Danau Rawa Pening beberapa tahun lalu yang dekat dengan tempat tinggalnya di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

”Sekarang kondisinya sudah jauh lebih baik, permukaan Rawa Pening jadi lebih bersih dari gulma daun eceng gondok. Masyarakat sudah mulai sadar dan peduli untuk mengambil eceng gondok yang memenuhi danau, bahkan disulap jadi karya,” ujar lelaki 33 tahun ini.

Sejak tahun 2019, Firman tergerak untuk mendirikan usaha kerakyatan berbasis masyarakat yang diberi nama Bengok Craft untuk menjadi wadah pengolahan eceng gondok menjadi aneka kerajinan.

Apa yang dilakukan Firman merupakan kegiatan ekonomi yang mengandalkan kreativitas. Salah satu bidangnya adalah yang dilakukan Firman, yaitu craft atau kerajinan.

Mengubah bengok atau eceng gondok menjadi kerajinan, adalah salah satu bentuk kegiatan usaha yang merupakan bagian dari ekonomi kreatif, yaitu craft atau kerajinan.

”Pendirian Bengok Craft dilatarbelakangi tiga hal, yang pertama meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, kedua menjadi pengembangan sosial melalui pemberdayaan masyarakat, dan yang ketiga terkait perlindungan lingkungan untuk melestarikan Rawa Pening dengan meminimalisir pertumbuhan eceng gondok,” kata Firman.

Setelah lima tahun berjalan, Bengok Craft mengalami naik turun dan telah melewati berbagai fase dalam pengembagan usahanya.

”Tahun pertama Bengok Craft fokus pada peningkatan kapasitas produksi dengan melakukan penjaringan untuk keikutsertaan pengrajin dengan melakukan sosialisasi dan mengajak warga sekitar untuk turut berkontribusi,” ungkapnya.

Kini setidaknya Firman sudah mempekerjakan 20 pegawai yang berasal di sekitar Rawa Pening, mayoritas merupakan lansia dan ibu-ibu.

Firman bercerita tentang proses pembuatan kreasi kerajinan berbahan eceng gondok. Ada berbagai teknik, di antaranya teknik anyaman dengan model kubu dan palet, serta teknik kepang.

”Berbagai teknik itu kita kombinasikan menjadi berbagai produk Bengok Craft, seperti tas, sandal, gelang, keset, keranjang, topi, dan sebagainya” terangnya.

Untuk semakin memperkuat usahanya, Firman mendaftarkan diri menjadi peserta pelatihan Pertamina Usaha Mikro Kecil (UMK) Academy di tahun 2024. Dirinya menjadi salah satu peserta yang terpilih dari klaster Regional Jawa Bagian Tengah.

”Saya mengikuti delapan kali pelatihan online class dari Pertamina UMK Academy Regional Jawa Bagian Tengah dan mendapat banyak sekali manfaat. Mulai dari bagaimana mengembangkan usaha, memasarkan produk, bagaimana produk kita inovatif dan diterima di pasaran,” tutur Firman.

Meskipun dilaksanakan secara online, tapi semua dijelaskan secara detail dan interaktif. Inovasi yang Dihadirkan, Bawa Bengok Craft Maju ke Pertamina UMK Academy Nasional

”Kalau ada keluhan di usahanya, bisa konsultasi langsung di kelas tersebut,” tambahnya.

Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho mengungkapkan bahwa Pertamina UMK Academy merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) yang dijalankan Pertamina,

Ini ditujukan kepada pelaku UMK dengan tujuan meningkatkan taraf ekonomi, secara khusus bagi pelaku usaha tersebut maupun secara umum untuk perekonomian nasional.

”Kalau sebelumnya Pertamina UMK Academy diberikan kepada pelaku UMK yang dibina melalui Program Pendanaan Usaha Mikro Kecil (PPUMK), kini keikutsertaannya dibuka untuk umum dengan proses pendaftaran dan seleksi,” kata Brasto.

Tercatat lebih dari 8.000 pendaftar di seluruh Indonesia dan terseleksi 5.500 yang berhasil terpilih untuk mengikuti Pertamina UMK Academy. Pada tahapan awal, peserta dibagi berdasarkan skala Regional yang tersebar di seluruh Indonesia, salah satunya Regional Jawa Bagian Tengah.

”PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah menjadi salah satu pengelola pelaksanaan UMK Academy di skala Regional Jawa Bagian Tengah yang meliputi wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purbalingga, dan Kabupaten Temanggung,” terangnya.

Pelaksanaan UMK Academy di skala Regional telah berlangsung pada Juni hingga Agustus dan telah memasuki skala nasional di bulan September.

Selain pelatihan secara daring, juga dilaksanakan pelatihan dan pertemuan peserta secara luring dengan nama kegiatan Kopi Darat yang dibagi menjadi 3 wilayah, yaitu Semarang, Yogyakarta, dan Solo. Tidak hanya itu, 4 peserta terpilih juga mendapat kesempatan dukungan pameran UMK melalui proses sayembara.

”Dari 133 peserta di Regional Jawa Bagian Tengah, setidaknya 45 peserta berhasil lolos ke skala nasional berkat keaktifan dan keunggulan usaha yang dijalankan, termasuk salah satunya Bengok Craft. Peserta yang lolos ke skala nasional akan bergabung dengan peserta-peserta terpilih dari Regional lainnya untuk mendapatkan pelatihan dan pembinaan lanjutan yang lebih intensif,” tutup Brasto.

Dua usaha kecil yang dilakukan Sanyata dan Firman Setiyaji tersebut merupakan sebagian contoh kecil dari kesuksesan penerapan Program Tanggung Jawa Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dilakukan oleh Pertamina.

Tak hanya memberikan bantuan permodalan kepada para pelaku – pelaku UMK yang tersebar dari ujung Timur hingga ujung Barat Indonesia, namun juga Pertamina juga memberikan lebih kepada para pelaku usaha kecil tersebut, seperti pelatihan, pendampingan, hingga dorongan untuk memperluas pasar tak hanya domestik namun juga hingga ke internasional.

Hery Priyono