blank
Wali Kota Sigit Widyonindito memberi sambutan pada simulasi pernikahan yang diselenggarakan Forkoppam, (Bag Prokompim, Pemkot Magelang)

 

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Pemkot Magelang menyambut baik diselenggarakannya simulasi pernikahan pada masa adaptasi kebiasaan baru. Kegiatan ini diselenggarakan Forum Komunikasi Penyelenggara Pernikahan Magelang (Forkoppam), di Gedung Wiworo Wiji Pinilih Magelang, 27-28 Juli 2020.
Simulasi ini bisa menjadi acuan para penyelenggara maupun masyarakat yang hendak mengadakan pesta pernikahan atau sejenisnya.

‘’Saya sangat mengapresiasi Forkoppam yang memprakarsai simulasi ini. Kegiatan ini merupakan pelopor penyelenggaraan pesta pernikahan di tengah pandemi Covid-19 yang menerapkan protokol kesehatan,’’ kata Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito.

Pada simulasi itu, seluruh kegiatan didesain dan diatur sedemikian rupa layaknya sebuah pesta pernikahan baik konsep tradisional maupun internasional. Satu per satu tamu yang hadir wajib dicek suhu tubuhnya, kemudian wajib cuci tangan pakai sabun dan memakai handsanitizer.

Selanjutnya, petugas akan mengantarkan tamu ke tempat duduk yang sudah diatur jaraknya. Tamu yang hendak mengucapkan selamat kepada mempelai pengantin pun wajib mengantre sesuai dengan jarak yang telah ditentukan.
Sigit mengemukakan, tidak mudah menyelenggarakan sebuah kegiatan ditengah pandemi ini. Penyelenggara harus teliti, apalagi melibatkan banyak orang dan komunitas.

 

blank
Tempat jaga jarak undangan yang akan bersalaman dengan kedua mempelai, (Bag Prokompim Pemkot Magelang)

 

‘’Pekerjaan ini tidak mudah perlu penataan yang teliti, melibatkan banyak orang, komunitas termasuk budayawan/seniman,’’ ungkapnya.

Selain wajib menerapkan protokol kesehatan, lanjutnya, penyelenggaraan persta pernikahan juga disarankan untuk tidak mengundang tamu lebih dari 200 orang. Jadwal kehadiran tamu juga sebaiknya diatur agar tidak terjadi penumpukan yang berpotensi terjadi penularan virus.

‘’Sebisa mungkin undangan tamu maksimal 150-200 orang saja, itu pun harus diatur waktunya agar tidak menumpuk. Jangan berlebihan karena saat ini kondisinya berbeda, yang penting hikmat dan aman,’’ ujarnya.

Koordinator Forkoppam Dora Lina Bineri menjelaskan, simulasi ini diselenggarakan oleh Forkoppam yang terdiri atas gabungan 7 asosiasi.

Yakni Himpunan Rias Pengantin Indonesia (Harpi) Melati, MUA Hunter Kedu, Asosiasi Dekorasi Magelang, Ikatan Pekerja Musik Magelang, Magelang Master of Ceremony, Wedding Documentator Magelang Raya, dan Ikatan Wedding Organizer Magelang.
‘’Seluruh asosiasi ini melingkupi 198 vendor, yang menaungi asisten, kru dan freelancer sejumlah 1.079 orang,’’ ungkapnya.

 

blank
Tempat cuci tangan bagi undangan sebelum masuk gedung tempat resepsi pernikahan, (Bag Prokompim, Pemkot Magelang)

 

Rangkaian simulasi ini meliputi upacara panggih gaya Surakarta dan resepsi pengantin tradisional dengan konsep duduk, dan hidangan full service. Selanjutnya, simulasi pengantin internasional dengan konsep berdiri (standing party) dan hidangan silver service.

Tujuan simulasi, tambah Dora, untuk memberikan gambaran kepada masyarakat dan para penyelenggara pernikahan, termasuk calon pengantin, agar dapat menyelenggarakan pesta dengan penerapan protokol kesehatan dan keamanan di masa adaptasi kebiasaan baru.

‘’Untuk itu kami mohon dukungan pemangku kepentingan dan semua pihak, dengan harapan industri pernikahan di Magelang dapat bangkit dan berjalan,’’ harapnya.

Penulis : pro/kotamgl

Editor : Doddy Ardjono