Inovasi teknologi desalinasi air di Rusunawa Slamaran Pekalongan membantu kebutuhan air bersih warga setempat. foto : UNDIP

Hadir pula menyaksikan acara peresmian Ketua LPPM UNDIP dan sejumlah warga penghuni Rusunawa Slamaran.

“Kita lakukan di beberapa daerah khususnya di wilayah pantai, seperti Pekalongan, Demak, Rembang, dan Jepara. Ini kita gunakan untuk memberikan kemudahan masyarakat di wilayah pesisir mendapatkan air bersih,” ucap Ahmad Luthfi.

Program ini merupakan bentuk komitmen UNDIP bahwa hasil-hasil inovasi civitas academica UNDIP harus bermanfaat bagi masyarakat.

Hal ini disampaikan Rektor UNDIP, Prof. Suharnomo, yang turut pula meresmikan unit desalinasi air.

“Kita berkomitmen hasil-hasil riset untuk masyarakat dalam bentuk teknologi yang bermanfaat, salah satunya mesin desalinasi. Kita sudah ada di beberapa titik, yaitu di Jepara, Rembang, Blora, Demak dan Pekalongan yang diresmikan hari ini,” kata Prof. Suharnomo.

“Selain 20 titik di Jawa Tengah, ada 4 provinsi lain yang sudah memesan yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Bangka Belitung, dan Banten. Harapan saya, teknologi UNDIP ini akan semakin banyak dipakai di Indonesia,” tambah Prof. Suharnomo.

Unit desalinasi air yang ada di rusunawa Slamaran, memiliki kapasitas 4.000 liter atau 200 galon per-hari. Dalam kondisi tertentu, kapasitas produksi dapat ditingkatkan hingga 6.000 liter.

Mesin ini akan mengubah air asin atau air payau menjadi layak dikonsumsi bahkan warga rusunawa dapat langsung meminum air hasil desalinasi. Untuk tahap awal atau sebagai pilot project, mesin desalinasi ini akan memproduksi air minum untuk memenuhi kebutuhan 250 KK penghuni Rusunawa Slamaran.

Menurut Dosen Teknik Kimia UNDIP, Prof. I Nyoman Widiasa, prinsip mesin desalinasi air ini memisahkan kontaminan di dalam air, mengubah berbagai air yang tidak layak dikonsumsi menjadi air yang layak dikonsumsi oleh masyarakat, bahkan langsung bisa diminum.

“Bisa juga digunakan untuk masak sayur, menanak nasi. Usai diserahkan kepada Pemkot, maka pengelola rusun yang ditunjuk bertanggung jawab untuk operasionalnya. Tim UNDIP tentu akan terus mendampingi dari sisi teknologi,” kata Prof. Nyoman.
Hery Priyono