JEPARA (SUARABARU.ID)- Program 100 Hari Bupati Jepara Witiarso Utomo dan Wakil Bupati Muhammad Ibnu Hajar mentargetkan menyelesaikan jalan kabupaten yang tak mantap sepanjang 101 km yang berada di 36 ruas jalan. Perbaikan jalan sudah dimulai dari ruas Krasak-Guyangan, Mayong-Pancur, Pringtulis-Nalumsari, dan Jalan Ngasirah (lingkar Mulyoharjo-Ngabul).
Penegasan tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas PUPR Kabupaten Jepara Ary Bachtiar saat diminta konfirmasi seputar program 100 hari dibidang infrastruktur, Kamis (27/2-2025) malam.
Pembangunan jalan tersebut termasuk jalan tanah desa Kranganyar-Karangpandan : 800 m, Sumanding-Doplak : 1.238 m, Jugo-Guwo : 70 m, Kemojan-Mrican : 498 m, dan pulau Parang : 200 m. Juga jalan kerikil/ telford : Desa Gidanglo-Guwosobokerto : 416 m, Nalumsari-Papringan : 260 m, Doplak-Tempur : 35 m, Blingoh-Sambungoyot : 200 m dan Kemujan – Batulawang : 893 m.

Saat ditanya tentang penyebab kerusakan jalan Jepara Ary Bachtiar menjelaskan, penyebab kerusakan jalan yang paling sering adalah air. “Dapat kita perhatikan pada ruas jalan yang rusak, pada areal tersebut biasanya drainase airnya belum tertata secara maksimal, sehingga terdapat genangan air yang dapat merusak jalan tersebut (lubang – lubang / potholes).
Ia menjelaskan, untuk permasalahan drainase, pada areal jalan yang rusak dimungkinkan sudah terdapat drainase jalan, akan tetapi kesadaran masyarakat untuk merawatnya kurang. “Seperti masih membuang sampah pada saluran air. Menutup saluran air tanpa membuat inlet – inlet air jalan untuk masuk ke saluran. Menutup saluran air secara permanen (tidak bisa dibuka) sehingga sangat sulit untuk melakukan normalisasi saluran tersebut.
Sedangkan penyebab kedua adalah tonase kendaraan yang lewat masih terdapat kendaraan – kendaraan ODOL (Over Dimension Over Loading) sehingga dapat membuat kerusakan jalan (retak buaya maupun penurunan jalan). “Penyebab lainnya adalah daya dukung tanah yang kurang memadai dapat menyebabkan kerusakan jalan (retakan memanjang),” terang Ary
Untuk jalan kabupaten berdasarkan Permen PUPR 05/2018 pasal 4 adalah jalan kelas III yang meliputi jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 milimeter, ukuran tinggi tidak melebihi 3.500 milimeter, dan MST ( muatan sumbu terberat ) 8 ton. “ 8 Ton itu bukan total beban kendaraan. Tetapi 8 ton itu beban untuk satu sumbu,” ungkap Ary Bachtiar
Oleh sebab itu Ary menghimbau agar warga turut menjaga agar tidak membuang air dari pekarangan ke jalan dan juga tidak membuang sampah sembarangan. Sebab sampah dapat menyumbat aliran air hingga air tumpah ke jalan. “Disamping itu kendaraan dihimbau tidak melebihi MST yang ditetapkan,” pinta Ary Bachtiar.
Hadepe