blank
Tim BPBD Kabupaten Wonogiri Pimpinan Kabid Kedaruratan dan Rehablitasi, Mudrik Alfan Harahap, mendapat penjelasan dari Petugas Waduk Krisak tentang pengendalian elevasi, langsung dari atas pintu waduk.(Dok.BPBD Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, melakukan kunjungan ke Waduk Krisak di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Tujuannya, untuk memantau secara langsung kondisi terkini elevasi (ketinggian duga muka air), dalam tindakan mengevaluasi potensi kedaruratan ancaman bencana banjir.

Kunjungan tim ini dipimpin Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Wonogiri, Mudrik Alfan Harahap. Dalam kapasitasnya mewakili Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Wonogiri Fuad Wahyu Pratama. Dikatakan, waduk atau bendung, memiliki peran penting dalam pengendalian banjir, khususnya dengan kemampuannya menampung aliran air yang berlebih pada musim hujan.

Fungsi utama waduk, adalah sebagai sistem penampungan air sementara dari limpahan air hujan, yang itu bermanfaat dapat mengurangi resiko banjir. Caranya, dengan mengendlikan elevasi daya tampungnya, kemudian disertai dengan pengaturan lepasan debit air.

Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Wonogiri, Mudrik Alfan Harahap. Kamis (27/2/25), menyatakan, dalam kunjungan tersebut Tim dari BPBD bertemu dengan Koordinator Lapangan (Korlap) Waduk Krisak, Budi, beserta para petugas Oprasional (OP). Dijeloaskan, terkait kapasitas daya tampung air di Waduk Krisak, dalam kaitannya dengan tingkat curah hujan yang sedang berlangsung. Juga tentang dampaknya terhadap kondisi permukaan air.

Para Petugas OP Waduk Krisak, telah melaksanakan pengoperasian pengendalian elevasi dengan pola operasi yang baik, disertai dengan pemantauan terhadap kesiapan infrastruktur pengendali banjir di sekitar waduk secara rutin. Dengan adanya pemantauan dan evaluasi berkala, diharapkan kedaruratan bencana banjir dapat dihindarkan, serta meningkatkan ketahanan daerah dalam menghadapi potensi bencana banjir yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Zaman Jepang

Waduk Krisak dibangun semasa zaman penjajahan Jepang, yakni sekitar Tahun 1942. Tujuannya, untuk pengendali banjir di musim penghujan, dan air tampungannya dimanfaatkan untuk irigasi persawahan.

Pembangunan Waduk Krisak, dilakukan dengan membendung aliran Kali Krisak. Aliran kali yang memiliki catchment area (wilayah pengaliran) dari sisi aliran wilayah barat deret Gunung Gandul dan sisi utara lereng Gunung Gajahmungkur.

Warga masyarakat menyatakan, manakala terjadi hujan deras berkepanjangan, air lepasan dari pintu spillway Waduk Krisak, berpotensi memunculkan bencana banjir. Itu terjadi ketika daya tampung air di perairan waduk telah melebihi batas maksimal.

Wilayah hilir yang menjadi langganan banjir luapan lepasan air dari spillway Waduk Krisak, disebutkan meliputi Desa Singodutan, Pule, Jaten dan Desa Gemantar, Keempat desa tersebut, berada di wilayah Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri.

Harapan masyarakat petugas teknis pengoperasian Waduk Krisak, dapat bertindak cerdas dalam mengendalikan elevasinya. Utamanya dalam menyikapi cuaca ekstrem turunnya hujan-hujan deras yang berkepanjangan. Yang itu berpotensi memunculkan ancaman bencana hidrometeorologi, seperti banjir di wilayah hilir.(Bambang Pur)