blank

SEMARANG – SUARABARU.ID : Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen berharap, program Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) kabupaten/kota bisa selaras dengan program pemerintah daerah masing-masing.

Sebab, program TP PKK Jateng sudah selaras dengan program yang ada di pemerintah provinsi Jateng.

“Kami berharap pekerjaan-pekerjaan TP PKK maupun Posyandu nanti bisa berkolaborasi, bersinergi, baik dengan PKK dan Posyandu tingkat provinsi dan pusat, juga bisa bersinergi dengan program-program kepala-kepala daerah,” kata Taj Yasin saat menghadiri Pelantikan Ketua Tim Penggerak PKK dan Ketua Tim Posyandu kabupaten/ kota se-Jawa Tengah periode 2025-2030 di Gedung Ghradika Bhakti Praja, Semarang Senin, 24 Februari 2025.

Sebab, menurut pria yang akrab disapa Gus Yasin ini, sinergi dengan PKK dan Posyandu akan sangat membantu pemerintah. Utamanya dalam hal menekan angka kemiskinan, ketahanan pangan, pelayanan kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengapresiasi program Posyandu Ketuk Pintu. Program ini menggandeng Ikatan Dokter Anak guna mencegah terjadinya stunting.

“Ini selaras dengan program kami tentang Pelayanan Kesehatan Paripurna di 35 kabupaten kota di Jawa Tengah,” tegasnya.

Ketua TP PKK Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin mengatakan, program Posyandu Ketuk Pintu dinilai strategis, karena dapat mencegah risiko stunting.

Selain program tersebut, pihaknya juga akan melaksanakan program gerakan satu rumah satu pohon (Rabu Pon), Pelayanan Terpadu Untuk Pencegahan Kekerasan dan Perkawinan Anak (Pandu Cinta), dan program pola asuh anak dan remaja di era digital.

Dalam rangka pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, lanjut Nawal, juga perlu mengembangkan pelayanan terpadu sampai kecamatan, dengan menyediakan program Paralegal Penggerak Rumah Perlindungan.

“Untuk mendukung program gubernur dan wakil gubernur mewujudkan (program) satu kecamatan satu rumah perlindungan perempuan dan anak, akan ada pelatihan paralegal kepada kader di seluruh Jawa Tengah, sehingga mereka bisa jadi pendamping korban kekerasan seksual,” kata dia yang juga sebagai Ketua Tim Pembina Posyandu Jateng ini.

“Terkait dengan hal tersebut, kita dapat bekerja sama dengan Muslimat NU dan Aisyiah, yang telah melakukan pelatihan ribuan paralegal, sehingga Tim Penggerak PKK dapat mendayagunakan mereka,” tuturnya.

Ia juga mendorong gerakan PKK bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga tangguh bencana, agar semua keluarga siap menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi, dengan memperkuat ketahanan pangan keluarga, meningkatkan kesehatan keluarga, meningkatkan pengetahuan keluarga. (*)