Retreat Kepala Daerah
Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto. Foto: W. Cahyono

MAGELANG (SUARABARU.ID)- Sebanyak 47  dari 503 kepala daerah yang baru saja dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto tidak hadir tanpa alasan saat  mengikuti retreat ( orientasi kepemimpinan kepala daerah ) di Akademi Militer ( Akmil) Magelang21-18 Februari 2025

“Kami tidak mengetahui alasan , ke- 47 kepala daerah yang tidak hadir  pada cara retreat ini. Selain itu, enam orang lainnya enam izin  Terdiri atas, lima orang karena sakit dan satu lainnya karena alasan kepentingan tersebut,” kata Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto kepada wartawan usai para kepala daerah masuk ke Ksatrian Akmil Magelang,Jumat ( 21/2/2025) sore.

Bima Arya mengatakan,  dirinya tidak mengetahui secara pasti penyebab 47 kepala daerah tersebut tidak hadir dan  mengikuti kegiatan yang berlangsung di Lembah  Tidar Akmil Magelang tersebut. Untuk itu, pihaknya tetap meminta kepala daerah yang tidak berangkat untuk mengirimkan wakilnya. Bila, wakil kepala daerah juga tidak hadir bisa diwakilkan oleh sekda.

Menurutnya, kepala daerah yang tidak hadir pada retreat kali ini, juga tetap diminta mengikuti program tersebut bersama dengan kepala daerah yang belum dilantik , karena masih ada sengketa di Mahkaman Konstitusi.

Ia menambahkan, retreat yang berlangsung di Akmil tersebut, tujuannya  tidak hanya untuk memahami program-program pemerintah pusat, tetapi juga  sinkronisasi pusat  dan daerah,  Selain itu, kegiatan tersebut juga  untuk memberikan ruang semua kepala daerah untuk saling mengenal satu sama lainnya.

 

“Kegiatan ini juga untuk mendapatkan materi tentang sinkronisasi program pemerintah pusat dengan daerah. Selain itu, juga tentang materi  lainnya,”kata Bima.

Pada kesempatan itu, Bima mengatakan, dari 436 kepala daerah yang hadir pada retreat tersebut 19 orang diantaranya  diberi tanda gelang merah yang berarti kondisi fisiknya   memerlukan perhatian khusus, seperti usai menjalanai operasi dan menderita penyakit yang serius. Tetapi, mereka bersemangat untuk hadir yang mengikuti program tersebut dari awal.

“Tentunya, mereka ( 19 orang tersebut)  tetap kita izinkan mengikuti, tetapi dengan perhatian yang serius. Kami juga memberikan dispensasi pada kegiatan-kegiatan tertentu,”ïmbuhnya. W. Cahyono