WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Perbaikan tanggul saluran irigasi Balong yang jebol, terkendala masalah tidak adanya ketersediaan anggaran. Sebab, alokasi dana di sektor Sumber Daya Air pada APBD Wonogiri Tahun 2025, terkena refocusing.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Wonogiri, Prihadi Ariyanto, menyatakan, untuk perbaikan permanen terkendala anggaran. ”Karena dana yang ada di bidang SDA kena refocusing, baik dana yang bersumber dari DAK maupun dana anggaran pemeliharaan,” jelas Prihadi Ariyanto.
Untuk perbaikan permanen pada tanggul irigasi Balong yang jebol, diperlukan anggaran sekitar Rp 75 juta, dengan waktu pengerjaan sekitar 30 hari. Volume yang diperbaiki sepanjang 4 Meter (M), dengan lebar 7 M dan tinggi 3,5 M. ”Irigasi Balong memberikan fungsi irigasi persawahan seluas 600 Hektare (Ha),” tandas Prihadi Ariyanto.
Seperti diberitakan, dampak irigasi Balong yang jebol tersebut, mengancam kekeringan dan gagal panen pada lahan persawahan yang berada di tiga kecamatan. Yakni di Kecamatan Tirtomoyo, Kecamatan Batuwarno dan Kecamatan Baturetno.
Prioritas
Ketua dan Wakil Ketua Komisi-3 DPRD Kabupaten Wonogiri, Catur Winarko dan Ari Sumantri, menyatakan, kerusakan tanggul irigasi Balong harus masuk dalam skala prioritas perbaikan infrastruktur pengairan. Manakala tidak ada anggarannya, karena alokasi dananya terkena refocusing, harus diupayakan dapat didanai dari dana BTT (Belanja Tidak Terduga).
Dalam manajemen anggaran, dana BTT digunakan untuk mendanai kebutuhan darurat. BTT dapat digunakan untuk menanggulangi bencana alam, bencana sosial, penghentian konflik dan rekonsisiali pascakonflik.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Fuad Wakyu Pratama, menyatakan, secara darurat telah dilakukan penanganan melalui kerja bakti gotong royong. Melibatkan BPBD, camat dari tiga wilayah, TNI-Polri, Pengurus Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Perangkat Desa dan masyarakat.
Pada bagian tanggul yang jebol telah ditambal dengan tumpukan karung berisi pasir dan tanah dengan dilapisi lembaran terpal kedapo air di bagian yang dialiri air. Kemudian diperkuat dengan menancapkan patok-patok dari bambu. ”Untuk sementara air irigasi telah dapat dialirkan, guna menyelamatkan tanaman pangan yang terancam kekeringan,” jelas Fuad Wahyu Pratama.(Bambang Pur)