Tempat Ritual dan Panjat Pinang
Mata air yang telah dimanfaatkan masyarakat sejak dahulu ini juga menjadi tempat ritual menyambut 1 Sura, umumnya diperuntukan untuk ritual kungkum atau mencuci benda-benda pusaka.
Warga setempat menuturkan, kondisi sungai Benoyo yang kerap dipergunakan untuk ritual malam suro membuat sungai ini selalu dijaga kebersihanya meski pun berdekatan dengan TPS atau tempat pembuangan sampah.
“Kali Benoyo itu selain sudah menjadi kebutuhan masyarakat. seperti masak, mandi atau sekadar cuci motor. Di sini juga sering jadi tempat ritual sasi (bulan) Sura. Ada yang kungkum atau mencuci keris. Jadi sungai ini memang harus dijaga,” ujar dika, warga Benoyo, Selasa (4/2/2025).
Selain itu, sungai Benoyo juga dimanfaatkan warga untuk perlombaan pucangan atau panjat pinang dalam rangka menyambut hari kemerdekaan. Perlombaan ini telah diikuti oleh pemuda desa Benoyo, Ngentak, Karang duwet, Karang Pete, Butuh, Canden dan Kalitaman.
Dika menjelaskan bagaimana momen hari kemerdakaan yang diisi dengan lomba panjat pinang merupakan bentuk dari kebersamaan, persatuan serta jiwa gotong royong yang masih lekat di masyarakat desa Benoyo dan sekitarnya.
“Warga sini solid, Mas. Untuk acara pucang itu semua warga berkontribusi, gotong royong dan guyub bareng-bareng,” ungkap Dika.
Kali Benoyo yang berada di kepadatan Desa Benoyo dan Ngentak bisa menjadi destinasi wisata pilihan. Tak kalah dengan mata air Senjoyo, sungai Benoyo menawarkan kesegeran dan kesejukan di tengah hiruk pikuk pusat kota salatiga.
Catur Pramudito