blank
Tim Fearless Creative Community UKSW lolos 100 terbaik dunia di UNESCO X Seventeen Global Youth Grant. Foto: Dok/UKSW

SALATIGA (SUARABARU.ID) – Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) terus berjaya di kancah internasional. Prestasi membanggakan kali ini datang dari tim Fearless Creative Community yang berhasil lolos sebagai 100 tim terbaik dari total 1000 tim di seluruh dunia dalam ajang UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) X Seventeen Global Youth Grant Scheme, belum lama ini.

Tim Fearless Creative Community ini terdiri dari Maria Debora dan Joyce Nethanya Andias, keduanya mahasiswa Fakultas Psikologi, Joshua Ksatria Puguh Putra dan Fendy Octavianto, mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), serta Warren Milton Lacocca, mahasiswa Magister Studi Pembangunan Fakultas Interdisiplin (FId).

Global Youth Grant Scheme merupakan program yang dirancang oleh UNESCO dan Seventeen untuk menyediakan pendanaan, pengembangan kapasitas, dan pendampingan yang bertujuan untuk mendukung anak muda dalam melaksanakan berbagai proyek demi masa depan yang lebih baik. Kompetisi ini adalah kompetisi pengajuan ide atau proposal kegiatan yang mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) selaras dengan UNESCO.

Proposal creativity mengenai mental health berjudul “Fearless Creative Community” membawa tim Fearless Creative Community mendapatkan pendanaan serta pendampingan langsung dari UNESCO untuk merealisasikan ide proposalnya. Selanjutnya akan dilakukan workshop dan presentasi di Paris pada November tahun 2025 mendatang.

Membentuk Komunitas

Sementara itu Maria Debora menjelaskan latar belakang dan ide pokok dalam proposal yang dilombakan di tingkat internasional ini. Menurutnya, bidang seni dan kreatif di Indonesia masih dipandang sebelah mata, tidak semua orang berani menunjukkan kemampuannya. Oleh karena itu tim ini membentuk sebuah komunitas yang aman dan mendukung anak-anak muda khususnya di bidang kreatif.

“Dengan background keilmuan yang berbeda-beda, tim lintas fakultas ini memiliki kemampuan di bidang kreatif dan didukung anggota dari Fakultas Psikologi untuk menciptakan lingkungan yang aman dan tidak menjatuhkan,” jelas Debora yang juga pernah mengikuti program East Asia Student Encounter (EASE) 2023 UKSW ini.

Mahasiswa asal Aceh ini juga mengatakan bahwa timnya akan mulai membentuk komunitas ini di Kota Salatiga. Selain itu, akan diadakan juga kegiatan seperti leadership camp, workshop secara nasional, dan di dalam proposal yang diajukan mengagendakan volunteering untuk daerah yang membutuhkan.

“Persiapan kurang dari 1 bulan mulai dari mempersiapkan ide hingga penyusunan proposal. Kita biasanya dalam seminggu minimal dua kali pertemuan untuk membahas proses pengajuan proposalnya,” jelas Joshua Ksatria Puguh Putra saat disinggung mengenai persiapan yang mereka lakukan.

Joyce Nethanya Andias dengan penuh semangat mengungkapkan rasa bangganya atas prestasi yang telah diraih. “Saya sangat senang, tak disangka kami bisa lolos dan meraih prestasi tingkat internasional ini,” ucapnya.

Ungkapan yang sama juga disampaikan oleh Fendy Octavianto dan Warren Milton Lacocca. Prestasi membanggakan ini merupakan komitmen UKSW dalam mewujudkan SDGs ke-3 kehidupan sehat dan sejahtera, ke-4 pendidikan berkualitas, dan ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan.

Capaian prestasi membanggakan ini diapresiasi positif oleh Direktur Direktorat Kemahasiswaan (DEM) Giner Maslebu, S.Pd., S.Si., M.Si. “Kita bersyukur bahwa menjelang akhir tahun para mahasiswa yang bertalenta unggul di UKSW terus memberikan kontribusi prestasi nasional dan internasional,” tuturnya.