WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Para peternak sapi di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah (Jateng), terancam bangkrut oleh dampak kemunculan pagebluk (wabah) Penyakit Kuku Mulut (PMK). Seperti diberitakan (suarabaru.id, Selasa 31/12/24), ratusan sapi piaraan mereka pada sakit dan kemudian mati. Bila PMK tidak secepatnya ditangani, dikhawatirkan dapat membinasakan seluruh ternak sapi.
”Bagaimana tidak bangkrut, harga sapi yang normalnya Rp 20 juta sampai Rp 30 juta, kini hanya laku Rp 2 juta sampai Rp 3 juta per ekor,” keluh para peternak sapi di wilayah Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri. Sementara upaya mengobatkan sapi yang sakit, tidak sepenuhnya dapat berhasil menjamin kesembuhannya kembali.
Tarso, salah seorang petani peternak di Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, mengatakan, upaya menjual sapi dengan cara banting harga tersebut, terpaksa dilakukan sebagai kiat agar tidak merugi sepenuhnya. Karena bila terlanjur mati, sapi hanya dikubur sebagai bangkai.
Namun, menjual sapi yang terindikasi sakit dengan cara banting harga pun, peluangnya tidak terbuka luas. Sebab, yang mau membeli hanya para jagal, yang jumlahnya terbatas. Pihak jagal, memberikan alasan tidak berani membeli sapi dalam jumlah banyak, karena pemasaran daging peluangnya juga terbatas.
Kepala Dusun (Kadus) Bendungan, Desa Tubokarto, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Suman, menyatakan, di Dusunya telah ada setidak-tidakan 8 ekor sapi mati. Petani peternak di Desa Genukharjo, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, menyatakan, proses kematian sapi yang terserang OMK berlangsung relatif cepat.
Disinfektan
Camat Pracimantoro, Warsito, dan Mantri Hewan Haryanto, menyatakan, petugas kehewanan telah melakukan penyemprotan disinfektan secara massal. ”Penyemprotan massal dilakukan Hari Jumat ini (3/1/25). Setelah Hari Kamis kemarin, melaksanakan pemeriksaan ternak dan memberikan penyuluhan di Pasar Hewan,” jelasnya.
Kepala Dinas Pertanian Peternakan Kabupaten Wonogiri, Baroto Eko Pujanto, menyatakan, dinas telah melakukan berbagai upaya. Baik melakukan vaksinasi, pengobatan maupun tindakan biosecurity, disinfeksi pada kandang dan pasar hewan.
Dilaporkan, ada sebanyak 310 ternak sapi yang terjangkiti PMK. Data di tahun 2024 ini, mencatat, penyakit mematikan ini diindikasikan telah menyebar di 24 dari 25 kecamatan se Kabupaten Wonogiri. Satu-satunya kecamatan yang belum melaporkan ada tidaknya PMK hanyalah Kecamatan Jatisrono.
Pada Tahun 2022 PMK pernah mewabah di Kabupaten Wonogiri. Tahun 2023, sebanyak 136 ribu ekor ternak divaksinasi, dan dilanjutkan Tahun 2024 dilakukan vaksinasi kembali pada sebanyak 10 ribu ekor kambing dan 6 ribu ekor sapi. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), populasi sapi di Wonogiri mencapai sebanyak 170.324 ekor. Ini menjadi terbesar kedua di Provinsi Jateng setelah Blora (283.965 ekor).
PMK atau Foot and Mouth Disease (FMD) adalah penyakit hewan yang sangat menular dan menyerang semua hewan berkuku belah/genap, seperti sapi, kerbau, babi, kambing, domba, termasuk juga hewan liar yang seperti gajah, rusa dan lainnya. Merupakan penyakit infeksi virus (family Picornaviridae) yang bersifat akut dan sangat menular pada hewan berkuku genap/belah (cloven-hoofed). Nama lain penyakit ini antara lain aphthae epizootica (AE), foot and mouth disease (FMD).
PMK tidak menular ke manusia, tapi manusia dapat menjadi vektor atau penyebar virus PMK melalui sepatu, tangan, tenggorokan atau pakaian yang terkontaminasi. Juga dapat melalui mobil angkutan ternak bersama kelengkapan peralatan kandang. Virus PMK bisa tersebar melalui udara dan angin. Penyebarannya, dapat mencapai 60 KM di darat dan 300 KM di laut).(Bambang Pur)