blank
Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat RI H A Muhaimin Iskandar ketika berdialog dengan pelaku UMKM di Wonosobo. Foto : Muharno Zarka

Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko BPM) RI H A Muhaimin Iskandar, Senin (16/12/2024) sore, mengunjungi rumah produksi carica Cahaya Dieng di Wonobungkah Wonosobo Jawa Tengah.

Dalam kunjungan tersebut, Cak Imin yang didampingi Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat dan 3 Deputi Kemenko BPM RI, diterima langsung oleh pemilik rumah produksi minuman Cahaya Dieng, H Maun dan istri.

Menko BPM RI yang juga Ketua Umum DPP PKB itu, dalam kesempatan tersebut menyaksikan langsung proses pembuatan minuman khas Wonosobo yang tengah dilakukan karyawan rumah produksi Cahaya Dieng.

Sebelumnya Cak Imin juga sempat meninjau display produk UMKM yang ada di Wonosobo, seperti batik carica, beras lokal dan aneka produk makanan khas daerah untuk oleh-oleh wisatawan.

Cak Imin menyebut H Maun menjadi contoh baik karena berhasil merintis usaha produksi minuman Carica, yang jadi oleh-oleh khas dari pegunungan Dieng untuk para wisatawan.

“Kita sebenarnya datang ke sini untuk belajar. Selamat dan sukses untuk Pak Maun. Mudah-mudahan produksi minuman carica Cahaya Dieng bisa dipasarkan di seluruh dunia. Ini sangat luar biasa, pelaku UMKM yang cukup sukses,” paparnya.

Dikatakan Cak Imin, tugas Kemenko BPM itu membangun gradasi kemajuan bangsa. Merubah masyarakat dari kemiskinan ekstrem,  miskin, berdaya dan mandiri. Melakukan pemberdayaan dalam satu nafas sehingga goalnya adalah masyarakat berdaya dan mandiri.

Pemerintah Bantu

“Kita sedang bekerja keras. Yang sudah maju tidak menjadi mundur lagi. Yang dapat bantuan melalui bansos bergerak agar bisa lepas dari kemiskinan. Saya sangat bangga, bersyukur dan terima kasih kepada para pelaku UMKM dan pengusaha kecil yang terus bangkit,” tegasnya.

Menurut Cak Imin, pemerintah akan terus membantu masyarakat dalam upaya terus membangun ekonomi bangsa terutama dengan produktivitas UMKM. Membangun ekonomi dari sistemnya. Bagaimana agar bahan-bahan baku terus tersedia. Digitalisasi dan teknologi diterapkan.