blank
Ilustrasi Rara Oyi.

KONFLIK antara Susuhunan Amangkurat Agung dan sang putra mahkota Adipati Anom Tejaningrat yang terjadi pada tahun 1688 ini dipicu soal urusan asmara. Ayah dan anak ini memperebutkan seorang gadis bernama Rara Oyi. Namun siapa sangka kisah asmara ini berpengaruh terhadap stabilitas Mataram.

Kisah ini bermula saat Sunan Amangkurat mencari pengganti karena meninggalnya Ratu Malang. Amangkurat sangat mencintai istrinya dan sedang merasakan kesedihan yang luar biasa karena ditinggal Ratu Malang.

Sunan memerintahkan kepada dua orang mantri kapedhak Nayatruna dan Yudhakarti, untuk mencari pengganti istrinya yang sama cantiknya. Wanita yang dicari harus dari daerah dengan air sumur yang airnya segar. Dan mereka menemukan seorang gadis cantik bernama Rara Oyi di tepi Kali Mas, Surabaya.

Rara Oyi adalah anak dari mantri Pangeran Pekik yang bernama Ngabei Mangunjaya. Disebutkan bahwa Ngabehi Mangunjaya menawarkan anak gadisnya, yang pada saat itu masih usia belia. Para utusan sangat terpesona dengan kecantikan Rara Oyi. Kemudian para utusan itu membawa Rara Oyi untuk menghadap Sunan.

Setelah menghadap, Sunan menganggap Rara Oyi masih terlalu belia untuk dikawininya sehingga Sunan mempercayakan Rara Oyi kepada kepala mantri kapedhak Ngabei Wirareja bersama istrinya untuk merawat Rara Oyi yang nantinya jika sudah waktunya akan masuk keraton Mataram.

Namun kehadiran Rara Oyi di dalam lingkungan istana juga membuat hati Adipati Anom terpikat dengan kecantikannya. Saat adipati Anom berkunjung ke pendapa Ngabei Wirareja, putra mahkota itu tanpa sengaja melihat Oyi yang sedang membatik bersama ibu angkatnya. Adipati Anom kemudian menanyakan siapa gerangan gadis cantik tersebut.

Ngabei Wirareja menjawab bahwa Oyi dipersiapkan untuk ayahandanya. Meskipun tahu bahwa Oyi adalah calon selir ayahnya, namun Adipati Anom terlanjur jatuh cinta hingga membuat dia sakit-sakitan, mengunci diri di dalam kamar tidak makan tidak tidur.

Pada sisi lain, Adipati Anom telah diperintah oleh ayahnya untuk segera menikah, dengan memperkenalkan seorang putri Adipati Cirebon yang sangat cantik. Meskipun putri Adipati Cirebon itu sangat cantik, namun bukan termasuk dalam kriteria Adipati Anom karena putri Cirebon tersebut terlihat mempunyai watak yang sangat keras. Selain itu Adipti Anom juga tidak bisa melepas Rara Oyi.

Dalam masalah ini Pangeran Pekik beserta istrinya, Ratu Wandansari ikut terlibat dengan cara memuluskan jalan cucunya untuk menikahi Rara Oyi. Hal ini sangat disadari oleh Pangeran Pekik bahwa dengan jalan menentang rajanya taruhannya adalah hukuman dirinya beserta keluarganya. Namun saking cintanya Pangeran Pekik terhadap cucunya, Adipati Anom, maka beserta istrinya Pangeran Pekik menemui Ngabehi Wiraraeja untuk melamar Rara Oyi.

Meskipun sudah diberitahu oleh Ngabehi Wiraraja bahwa Rara Oyi dipersiapkan untuk Sunan Amangkurat, namun takdir telah berkata lain. Rara Oyi dibawa menuju Surabaya dan dinikahkan dengan Pangeran Adipati Anom. Mengetahui hal itu, raja murka dan menghukum mati Pangeran Pekin beserta keluarganya. Ngabehi Wirareja dibuang ke Ponorogo kemudian dibunuh beserta keluarganya pula.

Pangeran Adipati Anom tempat tinggalnya dibakar, dan diasingkan. Sebelumnya, Pangeran Adipati Anom diperintah Sunan untuk membunuh Rara Oyi. Dengan ancaman bahwa jika sang Pangeran tidak mau membunuh Rara Oyi maka dirinya tidak akan pernah menjadi raja. Adipati Anom harus menghadapi pilihan sulit dari ayahnya. Sunan memberi ultimatum kepada Adipati Anom membunuh Rara Oyi atau kehilangan haknya sebagai putra mahkota.

Jika ia memilih untuk hidup bersama Rara Oyi, ia harus meninggalkan keraton dan tidak akan pernah menjadi raja. Jika ia memilih untuk membunuh Rara Oyi, ia akan tetap menjadi pewaris tahta dan mendapat pengampunan dari ayahnya. Adipati Anom yang bimbang akhirnya memilih untuk menghabisi nyawa Rara Oyi dengan racun.

Ia melakukan hal itu dengan berat hati dan menyesal seumur hidupnya. Ia menguburkan jenazah Rara Oyi di tanah Lipura dengan nama Ratu Mangkurat. Namun menurut sumber lain, Rara Oyi dikebumikan di pemakaman Banyusumurup dengan nama yang sama.

ua