blank
Global" Staf Ahli Bupati Jepara Rini Patmini saat mewakili Pj Bupati Jepara membuka seminar. Foto: Hadepe

JEPARA (SUARABARU.ID) – Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Inovasi (LPPI) melalui Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Unisnu Jepara menggelar seminar perempuan dan lingkungan dengan topik “Perempuan dan Lingkungan: Membangun Kesadaran Ekologis untuk Mewujudkan Keadilan Gender”. Kegiatan yang diikuti mahasiswa dan pelajar SLTA di Jepara ini diselenggarakan di Pendopo RA Kartini Jepara Selasa (10/12-2024)

Seminar yang diselenggarakan dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) Tahun 2024 ini  dibuka oleh Pj Bupati Jepara yang diwakili staf ahli bupati,  Rini Patmini  Sedangkan keynote speech dalam seminar ini adalah Rektor Unisnu Jepara Prof. Dr. Abdul Djamil, M.Ag.. Ia mengkaji tema Ecofeminisme : Menyatukan Gerakan Perempuan dan Lingkungan untuk Mewujudkan Keadilan.

Dalam seminar ini dihadirkan dua narasumber  yaitu Hj. Hindun Anisah, M.A., Anggota DPR RI, Tokoh Agama, Tokoh Perempuan Inspiratif  yang menyampaikan materi dengan tema: “Keadilan Gender dalam Kebijakan Lingkungan serta  Muyassarotul Hafidzoh,  Tokoh Perempuan Inspiratif dan Penulis Novel Best Seller dengan tema  “Peran Perempuan dalam Membangun Kesadaran Ekologis di Era Global”

Hadir juga pada acara tersebut Wakil Rektor Unisnu Abdul Salam Wahab, Direktur Program Pasca Sarjana, Ketua Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Unisnu Jepara Santi Andiyani, Ketua Yayasan Al Maarif,  Jepara serta sejumlah kepala OPD.

blank
Hj. Hindun Anisah, M.A., Anggota DPR RI, saat menyerahkan hadiah kepada para pemenang lomba. Foto: Hadepe

Rini Patmini  dalam sambutannya mewakili Pj Bupati Jepara mengungkapkan pentingnya seminar untuk   menanamkan kesadaran ekologis pada mahasiswa dan siswa SMA agar terlibat dalam gerakan peduli lingkungan serta membentuk sikap kritis dalam melihat dampak lingkungan dari perspektif gender dan mencari solusi yang berkeadilan.

“Melalui seminar ini ingin dilakukan  meningkatkan pemahaman peserta mengenai keterkaitan antara isu lingkungan dan keadilan gender, mendorong peran aktif perempuan dalam upaya pelestarian lingkungan,” ujar Rini Patmini.

Ia juga mengungkapkan, mahasiswa dan siswa SMA sebagai generasi muda memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam memperjuangkan kesadaran ekologis dan keadilan gender. “Dengan membekali mereka pemahaman mengenai keterkaitan antara isu lingkungan dan gender, mereka diharapkan dapat mengambil peran aktif dalam gerakan sosial dan menjadi pemimpin masa depan yang peduli pada isu keberlanjutan,” ujarnya. Karena itu pendidikan dan sosialisasi yang tepat sejak dini akan membantu mereka mengembangkan kesadaran kritis dan sikap bertanggung jawab terhadap lingkungan, tambahnya.

blank
Rektor Unisnu Prof. Dr. Abdul Djamil, M.Ag saaat serahkan hadian kepada pemenang lomba. Foto: Hadepe

Rektor Unisnu Prof. Dr. Abdul Djamil, M.Ag dalam paparannya mengungkapkan keprihatinannya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak masih saja terjadi di Jepara yang angkanya terus meningkat. “Padahal Jepara memiliki Trio Pahlawan Perempuan yaitu  Ratu Shima, Ratu Kalinyamat dan RA Kartini yang harusnya menjadi inspirasi bersama,”  ungkap Prof. Dr. Abdul Djamil, M.Ag

“Harusnya di Jepara tidak boleh ada kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kesewenang-wenangan  laki-laki terhadap perempuan yang bisa saja karena pemahaman budaya yang tidak tepat harus diakhiri,” tegasnya.

Ia juga menyinggung peran besar perempuan terhadap persoalan – persoalan lingkungan, kebersihan dan bahkan sampah rumah tangga. “Karena itu keterlibatan perempuan dalam menangani persoalan lingkungan global harus dikembangkan. Termasuk dalam mengatasi isu kerusakan hutan dan lingkungan,” ujarnya.

Kepala LPPI Unisnu Jepara Dr. Muhammad Khoiruddin, M.Pd.I. dalam pengantarnya menjelaskan, perubahan lingkungan dan berbagai krisis ekologis seperti pemanasan global, pencemaran, dan kerusakan hutan semakin mengancam keberlanjutan hidup. “Dampak dari permasalahan ini tidak hanya merusak ekosistem tetapi juga mempengaruhi kelompok-kelompok rentan, terutama perempuan,” ujarnya

Namun mereka sering kali menjadi kelompok yang paling terdampak ketika terjadi krisis lingkungan. “Karena itu, perspektif gender harus diintegrasikan dalam setiap langkah untuk mewujudkan solusi yang adil dan berkelanjutan. Sebab keterlibatan perempuan dalam gerakan ekologis dapat membawa dampak positif yang signifikan bagi keberlanjutan lingkungan,” ungkap  Dr. Muhammad Khoiruddin, M.Pd.I

Menurut Dr. Muhammad Khoiruddin, M.Pd.I, perempuan, melalui peran sosialnya di keluarga dan komunitas, memiliki pengetahuan praktis dalam menjaga ekosistem lokal dan dapat menjadi motor penggerak perubahan. Namun, dalam banyak kasus, partisipasi perempuan masih terhalang oleh ketidaksetaraan akses terhadap pendidikan, informasi, dan pengambilan keputusan di sektor lingkungan. “Hal ini menunjukkan perlunya kesadaran ekologis yang inklusif dan berkeadilan gender,” tegas Kepala LPPI Unisnu Jepara.

Harapannya seminar ini akan menjadi wadah bagi mahasiswa dan siswa SMA untuk berdiskusi, belajar, dan menemukan inspirasi dalam memperjuangkan lingkungan yang berkelanjutan dan adil bagi semua pihak. Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi sarana pembelajaran tetapi juga motivasi bagi para peserta untuk terlibat dalam gerakan-gerakan konkret di lingkungan masing-masing.

Kegiatan ini yang  diselenggarakan dalam bentuk seminar interaktif dengan paparan materi, diskusi panel, dan sesi tanya jawab. Disamping itu terdapat pula kegiatan refleksi dengan pembuatan karya dari masing-masing peserta yang dikumpulkan dalam buku bertajuk “Suara Generasi Hijau: Karya dan Refleksi tentang Ekofeminisme dan Lingkungan”.

Dalam kegiatan ini juga diserahkan hadiah sejumlah lomba yang diselenggarakan oleh Unisnu Jepara serta penampilan  sejumlah siswa dan mahasiswa, termasuk siswa disabilitas.

Hadepe