blank

Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) tambah guru besar (profesor) baru. Pengukuhan Prof Dr Kiryanto SE MSi Akt CA, berlangsung dalam rapat senat terbuka, pada Kamis (5/12/2024).

Prof Kiryanto merupakan profesor di bidang akuntansi keuangan private, dan merupakan profesor ke-70 Unissula dan ke-16 di Fakultas Ekonomi Unissula.

Rektor Unissula Prof Dr Gunarto SH MH berpesan agar Prof Kiryanto makin bermanfaat bagi kampus Unissula juga bangsa dan negara. ”Unissula memiliki sejumlah profesor atau guru besar yang memiliki kepakaran di sejumlah bidang yang pastinya menambah dampak positif dan bermanfaat tidak hanya bagi Unissula namun juga bangsa dan negara,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VI Jawa Tengah Dr Bhimo Widyo Andoko SH MH yang hadir dalam kesempatan ini mengatakan, jika guru besar atau profesor merupakan gelar tertinggi di bidang akademik untuk dosen.

Bhimo menekankan jika dengan dikukuhkannya menjadi guru besar, praktis memiliki tanggung jawab moral yang tinggi untuk bidang akademik.

Guru besar harus bisa bersinergi dengan kampus untuk kemajuan dunia pendidikan. Termasuk terlibat dalam menyiapkan mahasiswa untuk menjadi lulusan yang punyai nilai lebih.

Sehingga guru besar bisa bermanfaat bagi sesama manusia, bangsa dan peradaban. ”Guru besar punya karya ilmiah, sehingga punya peran signifikan untuk dunia pendidikan. Selain itu bisa menjadi tauladan. Terus melakukan penelitian dan melakukan pengabdian sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi,” jelas Bhimo.

Sementara itu, Prof Kiryanto dalam kesempatan ini membacakan pidato ilmiahnya yang berjudul ”Kualitas Laba dalam Tinjauan Syariat Islam.”

Menurutnya, laporan keuangan menjadi hal yang sangat penting dalam perusahaan atau institusi. Salah satu informasi yang terdapat dalam laporan keuangann adalah informasi mengenai laba perusahaan.

Informasi laba ini sangat penting untuk melihat kinerja keuangan suatu perusahaan yang bisa dilihat oleh investor, kreditor, dan stakeholder lainnya. Contohnya, respon investor terhadap informasi laba ini tercermin dalam harga saham emitmen.

Lebih lanjut menurutnya, meski begitu tidak semata laba besar yang dituntut, namun juga harus berpijak pada syariat Islam. Sehingga laba itu berkualitas dan sustainability dengan cerminan laba berkah.

Prof Kiryanto mengatakan, ada banyak variabel untuk membuat laporan laba agar bersyariat Islam. Misalnya, dimulai dari bahan baku produk yang diproduksi dalam perusahaan itu, harus halal.

Selanjutnya terkait dengan sumber daya manusia (SDM)-nya. Dimana SDM-nya harus punya ahlak yang baik, ahlak Islam dengan didukung oleh kultur budaya syariah. Juga proses dan aktivitas kegiatan di dalamnya sesuai dengan koridor Islam.

”Hal inilah yang menjadikan laba berkualitas dan berlandaskan syariat Islam,” jelas kelahiran 1964, yang mengajar di Fakultas Ekonomi Unissula ini sejak tahun 1992.