“Pemilih PDIP di Pemilu lalu mayoritas memilih Paslon yang diusungnya,” ujarnya.
Berbeda dengan partai pengusung dari Yoyok Joss. Meski banyak partai, yakni sembilan Parpol, namun kerja mereka tidak maksimal.
Survei Aksara memperlihatkan pemilih Golkar di Pemilihan Legislatif banyak juga yang tidak memilih 02. PSI juga sama, pemilihnya tidak otomatis memilih 02. Bahkan pemilih Partai Gerindra tidak semua memilih 02.
“Fakta menyatakan bahwa partai koalisi yang banyak tidak menjamin kemenangan. Padahal partai-partai tersebut (Golkar, PSI dan Gerindra) adalah pengusung 02,” sambung dia.
Faktor menonjol lain yang turut berkontribusi di kemenangan Agustin-Iswar adalah terkait pemilih emosional dan rasional. Dikatakan, dalam kontestasi elektoral, pada umumnya ada dua golongan pemilih, yakni rasional dan emosional.
Pemilih rasional dipastikan berpihak ke Paslon Jaguar lantaran menawarkan program kerja baru, lebih realistis dan menyesuaikan kebutuhan masyarakat,
Di sisi lain, Yoyok Joss yang punya modal pemilih emosional, dalam hal ini suporter, tidak mampu dijaga dengan baik.
Reyhan berujar, Yoyok adalah CEO PSIS maka logikanya akan dipilih oleh suporter PSIS. “Namun faktanya suporter tidak memilih Yoyok karena prestasi PSIS yang menurun dan kekalahan beruntun yang dialami PSIS. Sehingga karena masalah suporter ini menjadikan 01 memenangkan 57 persen suara berbanding 43 persen yang diperoleh Yoyok Joss,” ujar Reyhan.
Hery Priyono