blank
Malam grand final pemilihan duta pemuda-pemudi Ketuk-Kenang Tahun 2024 Kabupaten Pacitan, digelar di Auditorium Museum dan Galeri Seni SBY-ANI.(Prokopim Pacitan)

PACITAN (SUARABARU.ID) – Setelah sempat 4 tahun vakum gara-gara ada pandemi Covid-19, pemilihan Duta Pemuda-Pemudi Kethuk-Kenang Kabupaten Pacitan, kini kembali digelar. Malam grand final pemilihan Ketuk-Kenang, semalam, berlangsung meriah di Auditorium Museum dan Galeri Seni SBY-ANI.

Dikutip dari Kamus Merriam Webster, arti vakum adalah keadaan atau kondisi di mana tidak ada aktivitas atau kegiatan yang dilakukan. Istilah ini, sering digunakan untuk menyatakan berhenti atau absen dari suatu pekerjaan, rutinitas, atau kegiatan tertentu.

Bagian Prokopim Pemkab Pacitan, mengabarkan, agara pemilihan Ketuk-Kenang dibuka langsung Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji. Acara yang dulu ditradisikan sebagai ajang tahunan tersebut, selalu menjadi magnet bagi generasi muda. Sebanyak 60 peserta putra-dan putri mendaftar di ajang pemilihan Duta Pemuda Kethuk-Kenang.

Setelah melalui seleksi ketat, akhirnya lolos masing-masing 10 pemuda dan 10 pemudi untuk mengikuti pemilihan Ketuk-Kenang di babak grand final. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini, mudah-mudahan bermanfaat untuk kemajuan Kabupaten Pacitan,” kata Mas Aji (panggilan akrab Bupati Pacitan).

Mas Aji berharap, siapapun yang nantinya terpilih sebagai Kethuk dan Kenang Pacitan, bisa benar-benar menjadi duta Pacitan untuk mengenalkan potensi Pacitan sebagai kabupaten berjuluk Paradise of Java.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Pacitan, Turmudi, pemenang grand final pemilihan Duta Pemuda Kethuk-Kenang, akan dikukuhkan menjadi duta Kabupaten Pacitan untuk mengikuti ajang Pemilihan Raka-Raki di tingkat Provinsi Jawa Timur (Jatim).

Favorit

Selain ditetapkan gelar juara umum Kethuk-Kenang, Tim Juri juga menetapkan untuk kategori gelar juara Kethuk-Kenang 1 dan 2, serta gelar juara favorit dan peraih gelar the best suporter.

Pemilihan Ketuk-Kenang, layaknya pemilihan Abang-None di Jakarta, seperti pemilihan Kang-Nong di provinsi Banten. Kalau di Provinsi Jabar, populer dengan istilah gelar Mojang-Jajaka, di Provinsi Jateng (Mas-Mbak), di Solo (Putra-Putri Solo), di Semarang (Kenang-Denok), Banyumas (Kakang-Mbekayu), Brebes (Sinok-Sitong), Kendal (Sinang-Sinok).

Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) disebut Dimas-Diajeng, Kota Surabaya (Cak-Ning), Kabupaten Sidoharjo (Guk-Yuk), Kabupaten Malang (Joko-Roro), Kota Malang (Kakang-Mbakyu), Mojokerto (Gus-Yuk), Kabupaten Kediri (Inu-Kirana), Kota Kediri (Panji-Galuh), Kabupaten Blitar (Gus-Jeng), Kota Blitar (Kangmas-Diajeng), Kota Madiun (Kakang-Mbakyu).

Untuk Jember (Gus-Ning), Lamongan (Yak-Yuk), Gresik (Cak-Yuk), Bojonegoro (Kange-Yune), Magetan (Bagus-Dyah), Tulungagung dan Trenggalek (Kakang-Mbakyu), Lumajang (Cak-Yuk), Banyuwangi (Jebeng-Thulik), Ponorogo (Kakang-Senuk), Pasuruan (Mas Bagus-Mbak Ayu), Madura (Kacong-Cebbing). Denpasar Bali (Teruna-Teruni). Untuk Buleleng, Gianyar, Badung, Klungkung, Jembrana, Tabanan, Bangli dan Karangsasem (Jegeg-Bagus).

Mereka yang terpilih, akan mengemban tugas untuk senantiasa tampil di acara-acara penting. Eksistensinya, juga diharapkan dapat mempromosikan potensi daerah, termasuk di bidang Kepariwisataan.(Bambang Pur)