blank
Rektor Intiyas dalam Dies Natalis FKIP UKSW ke-68. Foto: UKSW

Dalam paparannya, Prof. Dr. Thomas Pentury menjelaskan, terdapat empat faktor yang menentukan “Karakter yang Satya Wacana” yaitu kesadaran, evaluasi, keputusan, dan tindakan. “Kesadaran artinya memahami hubungan antar sebuah tindakan dan konsekuensi dari keputusan yang dipilih,” jelasnya.

Kemudian faktor kedua, evaluasi artinya setiap pilihan diambil harus ditinjau kembali. “Faktor ketiga adalah keputusan, hal ini akan menentukan faktor tindakan. Dalam melaksanakan keputusan yang dibuat harus dijalani dengan penuh semangat dan konsisten,” bebernya.

Sementara itu, Prof. Dr (HC). Willi Toisuta menceritakan perjalanan panjang yang telah dilalui FKIP. “Penting untuk melihat kembali sejarah. FKIP yang sekarang ini hadir tidak hanya untuk berdampak secara biasa saja tetapi berdampak untuk membangun pendidikan Republik Indonesia dan mencerdaskan kehidupan bangsa,” bebernya.

Disampaikannya, FKIP sudah berdampak bagi bangsa ini sejak lama terutama dalam mendidik guru yang berkualitas, selain itu FKIP juga berperan penting sebagai knowledge production. Di usianya yang ke-68 ini FKIP mempunyai tugas untuk terus menerus menghasilkan guru yang profesional. “Kita harus berdampak terutama dalam mencetak guru yang berkualitas untuk mendidik generasi bangsa menuju Indonesia Emas,” paparnya.

Sejumlah kegiatan telah dilaksanakan untuk memeriahkan Dies Natalis ke-68 FKIP diantaranya Studium Generale bertema “Kebijakan Pemerintah dalam Pendidikan: Implikasi dalam Peningkatan Kompetensi Calon Guru Profesional” pada Selasa (14/10/2024), workshop bertema “Kurikulum Pembelajaran Agama” pada Sabtu (02/11/2024).

Ada juga workshop dan lomba konten bagi siswa SMA dan SMK di Salatiga pada Rabu (20/11/2024). Kegiatan ini merupakan wujud komitmen UKSW untuk mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas.

Ning S