KUDUS (SUARABARU.ID) – Ratusan mandor serta buruh rokok dari berbagai perusahaan di Kabupaten Kudus mendeklarasikan dukungannya untuk pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kudus nomor urut 2 Hartopo-Wahib. Dukungan tersebut disampaikan dalam sebuah acara yang digelar di Gedung Arwaniyah, Jumat (22/11) malam.
Total sebanyak 700 orang mandor yang hadir dalam acara tersebut. Cabup-Cawabup Hartopo-Wahib juga berkesempatan hadir secara langsung menemui para peserta yang datang.
Sudjarwo, mantan anggota DPRD Kudus dan juga mantan karyawan PT Djarum sebagai penggagas acara menyampaikan pentingnya merangkul berbagai elemen masyarakat dalam upaya memenangkan pasangan tersebut.
“Kami sengaja mengundang mandor-mandor dari perusahaan rokok se-Kabupaten Kudus untuk menyatakan dukungan kepada pasangan Hartopo-Mawahib. Sebanyak 700 undangan hadir malam ini sebagai wujud komitmen bersama,” ujar Sudjarwo.
Sudjarwo mengatakan, selama menjabat sebagai Bupati pada periode sebelumnya, Hartopo telah memiliki kepedulian terhadap kalangan pekerja rokok. Seperti BLT DBHCHT hingga BPJS Kesehatan merupakan program yang telah digulirkan sejak Hartopo menjadi Bupati.
“Jadi, kepedulian bapak Hartopo terhadap para buruh rokok sudah terbukti dan tidak perlu diragukan lagi,”katanya.
Oleh karena itu, Sudjarwo mengatakan deklarasi ini merupakan bagian dari upaya menjaring dukungan dari berbagai unsur masyarakat, termasuk buruh, santri, dan kelompok lainnya.
“Semakin banyak yang kita jaring, semakin besar pula suara yang kita dapatkan. Kami tidak hanya memperhatikan masyarakat umum, tetapi juga karyawan buruh yang menjadi tulang punggung industri,” tegasnya.
Sudjarwo optimistis paslon Hartopo-Wahib bisa meraih 60 persen suara dari sektor buruh rokok. Hartopo-Wahib akan memperjuangkan fasilitas yang belum mereka dapatkan, termasuk memastikan keluarga buruh memiliki akses BPJS Kesehatan dan kesempatan pelatihan kerja melalui Balai Latihan Kerja (BLK).
Pasangan calon wakil bupati, Mawahib, juga menyoroti pentingnya proteksi terhadap industri rokok kretek. “Kudus adalah kota kretek yang vital. Jika tidak ada perlindungan, masyarakat yang menggantungkan hidup pada sektor tembakau akan terancam,” kata Mawahib.
Ia menekankan bahwa kebijakan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) sangat diperlukan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat. Namun, di sisi lain, regulasi yang melemahkan sektor kretek harus diperangi. “Kita harus memerangi neo-kapitalisme yang ingin mematikan industri ini,” tegasnya.
Deklarasi malam itu menjadi momentum penting bagi pasangan Hartopo-Mawahib untuk memperkuat basis dukungan dari sektor buruh rokok. Dengan visi pro-rakyat dan keberlanjutan ekonomi lokal, pasangan ini berkomitmen untuk memperjuangkan kesejahteraan buruh dan kelangsungan industri kretek di Kudus.
Ali Bustomi