blank
Pembukaan rangkaian kegiatan Langkah Membumi Festival (LMF) 2024, pada 2-3 November 2024 di Senayan Park, Jakarta. (Foto: Dok Blibli)

 

“Tantangan perubahan iklim, polusi, hingga kehilangan biodiversitas harus segera diselesaikan. Melalui Langkah Membumi Festival 2024, anak-anak muda sengkuyung atau gotong royong merealisasikan ide memperbaiki kehidupan yang berkelanjutan. Dengan kolaborasi lintas sektor, ekonomi hijau sirkular digaungkan di mana semua orang bisa berperan. Ekonomi hijau digadang-gadang mampu membuka peluang kerja sebanyak 4,4 juta orang pada 2030…”

SOSOK Ranintya Nurlita pendiri Wastehub masih ingat betul mimpinya 10 tahun lalu. Sewaktu masih menjadi mahasiswi Institut Pertanian Bogor (IPB) dia berkesempatan mengikuti pertukaran mahasiswa, dan berkunjung ke Colorado, Amerika Serikat. Di sana dia melihat sistem daur ulang sampah ramah lingkungan (eco recycling).

“Saya melihat ada eco recycling tertua di USA. Saya terinspirasi, kapan ya Indonesia bisa seperti ini? Kemudian setelah lulus kuliah kerja mulai bangun waste hub 2019, 2023 jadi yayasan,” ujarnya, usai partisipasi Wastehub dalam Langkah Membumi Festival (LMF) 2024, pada 2-3 November 2024 di Senayan Park, Jakarta.

Ranintya punya keresahan akan minimnya sistem pengelolaan sampah dari hulu ke hilir di Indonesia. Banyak sampah berakhir di sungai, laut, atau dibakar yang menghasilkan polutan mikroplastic. Dia ingin adanya pengelolaan sampah yang sirkular, bahkan menjadi peluang ekonomi hijau.

Ide baik itu akhirnya bisa terwujud melalui langkah-langkah kecil. Ranintya bersama beberapa rekannya mendirikan sebuah ruang yang fokus pada pengelolaan sampah bernama Wastehub. Wastehub kemudian secara resmi menjadi sebuah yayasan yang legal pada 2023, yang kini berkantor di Tangerang, dan Bali.

“Aktifitas Wastehub kini fokus pada manajemen sampah berkelanjutan. Kita bekerja sama dengan pengelola event, jadi kami mengumpulkan sampah dari pameran, konser, wedding, dan lainnya. Lalu ada program pendampingan masyarakat untuk pengelolaan sampah,” kata dia.

Pada Waste Management, gerakan yang dibuat yakni mengajak memilah sampah sejak dari hulu. Wastehub menyediakan tiga tempat terpilah, yakni organik, residu, dan plastik atau barang elektronik.

Sejauh ini Wastehub sudah menangani 65 project dengan berbagai instansi kegiatan. Sampah event rata-rata yang dihasilkan mencapai satu-dua ton pada setiap gelarannya.

Pada perkembangannya, Wastehub menggarap setidaknya empat poin program. Di antaranya program yang dinamai Oceanability, Waste Pickers Empowerment, Waste Management Event Services, dan Green Jobs Network.

“Masing-masing ada tantangannya. Kalau pendampingan masyarakat kurang lebih berjalan satu tahunan. Sekarang pola pikir masyarakat masih tidak memilah sampah, dikubur di tanah. Padahal perbandingan sampah organik, dan anorganik 50 banding 50,” kata dia.

Di Desa Besaki, Kabupaten Karangasem, Bali, Watehub melakukan project pendampingan. Bersama masyarakat mengumpulkan sampah yang bisa didaur ulang hingga bisa menjadi nilai rupiah yang bermanfaat.

“Kami buat Bank Sampah ada TPS 3R. Rata-rata ada 15 ton yang dikelola lalu dijadikan kompos, roaster, dan lainnya,” kata dia.

Green Jobs

Dari yang telah dilakukan Wastehub, membuka contoh kecil ada potensi nilai ekonomi pekerjaan hijau atau Green Jobs menjadi ecopreneur. Besarnya sampah yang belum terkelola dengan baik sebetulnya membuka lapangan kerja hijau melalui manajemen pengelolaan sampah atau waste management.

Ranintya bilang, orang masih berfikir bila Green Jobs hanya bisa dikerjakan oleh mereka yang fokus bekerja di bidang lingkungan. Justru sebaliknya, manajemen di setiap perusahaan juga bisa melakukan itu bahkan siapapun.

Secara umum, Ranintya bilang, Green Jobs didefinisikan sebagai orang yang berkarya atau bekerja pada bidang lingkungan seperti reunable energy, perubahan iklim, agrikultur, dan sebagaianya tanpa batasan usia.

Pihaknya membuka pelatihan tentang peluang Green Jobs terutama pada anak muda lulusan baru atau fresh graduated. Sejak setahun ini, setidaknya yayasan telaah memberikan pelatihan daring kepada 100 muda-mudi di Indonesia agar semakin paham dan tahu, mengenai peluang pekerjaan tersebut.

“Kalau pada program kami maksimal 30 tahun umurnya. Fokus kami menyiapkan awal karir, mereka fresh graduate diarahkan ke Green Jobs yang punya peluang besar. Sekarang membernya 1.200 an orang pada grup di media sosial. Kita update berkala peluang pekerjaan hijau, banyak yang meminta adanya pelatihan, mayoritas pesertanya muda,” kata Ranintya.

blank
Sejumlah narasumber berbicara dalam talkshow pada kegiatan Langkah Membumi Festival (LMF) 2024, yang digelar pada 2-3 November 2024 di Senayan Park, Jakarta. (Foto: Dok Blibli)

Langkah Membumi

Wastehub ialah salah satu dari 70-an pelaku ekonomi hijau yang digaet Blibli Tiket Action dalam kegiatan Langkah Membumi Festival (LMF) 2024. Ada harapan besar akan lebih banyaknya kegiatan pengenalan ekonomi hijau.

Ranintya, berharap kegiatan tersebut terus diperluas, diluar kalangan pelaku pekerjaan hijau seperti ecopreneur dan lain-lain. Supaya lebih berkelanjutan, beragam, dan unik, dia berharap banyak komunitas yang turut digandeng.

“Sasarannya banyak komunitas yang belum mengerti menyadari pola hidup ramah lingkungan, dan green jobs. Setidaknya pemahaman awal seperti pentingnya pengellaan sampah,” kata dia.

Kolaborasi Blibli Tiket Action bersama Ecoxyztem

Ya, Tantangan triple planetary crisis yakni perubahan iklim, polusi, dan kehilangan biodiversitas semakin mendesak hingga harus menuntut aksi nyata dari semua pihak sekarang juga. Kolaborasi lintas pemangku kepentingan sangat penting untuk mendorong kepemimpinan hijau dan mempercepat transisi menuju ekonomi berkelanjutan.

Dengan jumlah timbulan sampah yang mencapai 38,3 juta ton didominasi oleh sampah makanan (39,82%) dan plastik (19,16%), adopsi ekonomi sirkular menjadi langkah strategis untuk meminimalkan limbah dan mengurangi dampak emisi.

Sebagai salah satu solusi keberlanjutan, penerapan ekonomi sirkular yang menitikberatkan pada penggunaan material secara optimal di seluruh rantai pasok kini menjadi prioritas pemerintah. Hal ini tertuang dalam Peta Jalan & Rencana Aksi Ekonomi Sirkular Indonesia 2025-2045.

Lima sektor prioritas pada program itu, yakni pangan, kemasan plastik, elektronik, konstruksi, dan tekstil. Sektor itu diharapkan menjadi motor penggerak, yang jbila diterapkan dengan serius, diproyeksikan dapat menciptakan 4,4 juta lapangan kerja hijau pada tahun 2030.

Dengan membawa semangat perubahan dan mendorong potensi ekonomi sirkular, Blibli Tiket Action, program keberlanjutan dari ekosistem Blibli Tiket bersama Ecoxyztem, venture builder yang mendukung pertumbuhan ecopreneurs, untuk kali ketiga kembali mempersembahkan Langkah Membumi Festival (LMF) pada 2-3 November 2024 di Senayan Park, Jakarta.

Membawa tema “CollaborAction for the Earth”, festival Langkah Membumi ini dirancang sebagai melting-pot untuk para multi-stakeholders saling berinteraksi, bereksplorasi, dan berkolaborasi dalam mengelola gagasan dan solusi keberlanjutan.

Festival ini menyoroti pentingnya kolaborasi dan sinergi dalam mewujudkan green leadership di tengah tantangan triple planetary crisis. Rangkuman festival akan memperluas wawasan tentang praktik circularity di industri, sejalan dengan Peta Jalan Ekonomi Sirkular Bappenas.

Selain itu, LMF 2024 juga dilengkapi oleh rangkaian edukasi dan hiburan yang dikemas secara menarik untuk mengajak masyarakat lebih aktif berpartisipasi dalam menerapkan praktik dan gaya hidup berkelanjutan.

Priyanto Rohmattullah, Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas RI, memaparkan, pentingnya perubahan paradigma dari ekonomi linear ke ekonomi sirkular dalam menghadapi triple planetary crisis. Melalui LMF 2024, diharapkan mampu memperkuat peran korporasi pada peta jalan ekonomi sirkular.

“Sebagai engine of growth, korporasi perlu menyelaraskan penerapan ekonomi sirkular dengan upaya dekarbonisasi pada operasional bisnis. Festival ini menjadi katalis yang mempertemukan korporasi dengan solusi inovatif dan mitra strategis dalam mewujudkan rantai pasok yang berkelanjutan sesuai Peta Jalan Ekonomi Sirkular, guna mewujudkan komitmen pembangunan ekonomi yang lebih merata, hijau, dan berkelanjutan,” kata Priyanto Rohmattullah, Direktur Lingkungan Hidup, Kementerian PPN/Bappenas RI.

Senada, Luckmi Purwandari, Kepala Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup RI, mengapresiasi LMF 2024 sebagai langkah nyata dalam memperluas edukasi keberlanjutan yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat.

“Dampak dari krisis planet sudah tidak bisa kita abaikan. Langkah Membumi Festival memperlihatkan bagaimana green leadership dapat mengubah tantangan menjadi peluang,” kata dia.

Festival itu, lanjutnya, membuka kesempatan belajar bagi masyarakat dalam mempraktikkan aksi-aksi keberlanjutan serta berkontribusi dalam menjaga kelestarian bumi, sekaligus mendorong generasi muda menggali potensi green jobs yang lebih luas.

“Dan dibutuhkan generasi muda yang tanggung, berkarakter, kreatif, dan siap membela lingkungan. Secara keseluruhan, festival ini akan membangkitkan optimisme menuju masa depan yang lebih berkelanjutan,” ucapnya.

CollaborAction for the Earth

Lebih lanjut, agenda talkshow bertajuk ‘CollaborAction for the Earth’ dalam kegiatan itu, menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi dalam menggali potensi ekonomi sirkular dan pekerjaan hijau di Indonesia.

, Lisa Widodo, COO & Co-Founder Blibli, berujar, pihaknya bangga atas dukungan dari seluruh pihak, mulai dari pemerintah, pelaku industri, partner bisnis, pelanggan, hingga karyawan internal dalam menyukseskan penyelenggaran LMF 2024.

“Bersama Ecoxyztem, kami konsisten menghadirkan ruang bagi masyarakat untuk berinteraksi, bereksplorasi, dan berkolaborasi dalam mengenal solusi iklim dengan cara yang membumi. Kami juga terus berupaya memperluas ajakan kepada para pelaku bisnis untuk bersinergi menghasilkan solusi-solusi berkelanjutan yang memperluas peluang bisnis yang lebih ramah lingkungan bagi semua kalangan,” kata dia.

Setiap aspek yang dihadirkan pada gelaran LMF 2024, kata Lisa, dirancang berdasarkan prinsip-prinsip keberlanjutan.

“Langkah ini mencerminkan semangat aksi kolaboratif yang berfokus pada produksi dan konsumsi bertanggung jawab, penanggulangan perubahan iklim, serta kemitraan untuk mencapai tujuan bersama,” katanya.

Sinergi Praktik Keberlanjutan dan Ekonomi Sirkular

Seperti diketahui, Langkah Membumi Festival 2024 digelar gratis untuk umum, menjadikannya peluang emas bagi siapa pun yang ingin berpartisipasi dalam gerakan keberlanjutan. Festival ini menampilkan berbagai talkshow inspiratif yang membahas isu-isu keberlanjutan sebagai sorotan utama.

Aneka workshop menarik juga hadir dengan biaya pendaftaran yang seluruh keuntungannya dikembalikan kepada komunitas dan ecopreneur lokal yang terlibat, termasuk di antaranya Upcycled Plastic Pouch bersama Rappo Indonesia, Demystifying B Corp Certification untuk memahami assessment  bisnis berkelanjutan oleh B Corp, serta kelas membuat terrarium bersama Terramori.

Festival ini juga mendorong implementasi praktik ekonomi sirkular melalui edukasi dan inovasi yang mengubah limbah plastik, kain, hingga kaca menjadi produk-produk baru yang berkualitas. Untuk itu, LMF 2024 pun menghadirkan pasar ecopreneurs yang menampilkan berbagai inovasi berkelanjutan yang dekat dengan operasional bisnis korporasi dan konsumsi oleh pelanggan.

Gelaran inklusif ini juga menyediakan Green Jobs Corner dimana pengunjung bisa bertukar wawasan green skills yang dibutuhkan di industri, drop CV, hingga simulasi interview yang bekerja sama dengan Tanah Air Lestari .

Menariknya lagi, Festival Langkah Membumi sangat mengedepankan prinsip keberlanjutan. Festival juga menjadi pionir dalam penggunaan material secara optimal, serta menggandeng konsultan sustainability dalam menghitung pengurangan emisi karbon yang dihasilkan. Hal itu guna menjadikan keseluruhan pengalaman acara tersebut terasa lebih holistik dan bertanggung jawab.

Tidak ketinggalan, LMF 2024 juga menghadirkan RAN dan Kahitna sebagai bintang tamu yang akan memeriahkan suasana, menjadikan gelaran tersebut sebagai destinasi untuk menikmati akhir pekan yang inspiratif dan penuh makna.

Jonathan Davy, Co-Founder & CEO Ecoxyztem, mengatakan kebanggannya kembali menjadi bagian dari kolaborasi Langkah Membumi Festival bersama Blibli Tiket Action.

“Kali ini, kami menggandeng lebih dari 30 ecopreneurs yang bergerak satu visi dalam memperkenalkan inovasi dan solusi dalam menjawab tantangan keberlanjutan di kehidupan sehari-hari,” katanya.

Menambah seluruh kemeriahan di atas, LMF 2024 memberikan kesempatan bagi masyarakat luas untuk mengikuti kompetisi reels bertajuk “CollaborAction for the Earth”.

Kompetisi ini digelar untuk mendorong perubahan mindset di masyarakat untuk transisi menuju gaya hidup yang berkelanjutan. Pemenang kompetisi reels nantinya akan diumumkan pada puncak acara LMF 2024 pada 3 November 2024.

Apresiasi untuk Kolaborator

LMF 2024 terwujud berkat kolaborasi strategis antara Blibli Tiket Action dengan berbagai mitra terkemuka, seperti Djarum Foundation, Polytron, MODENA, Bank BCA, Bukit Asam, BYD, TBS Energi Utama, Coca Cola, APRIL, NeoBank, Sharp, P4G, Hydroplus, Milk Life, iFORTE, Telkomsel, Bank SMBC Indonesia, UOB, Pressio, Cleo, Blu by BCA Digital, Brawijaya Hospital, Bethsaida Hospital dan masih banyak lagi.

Acara ini juga didukung oleh media partner yang memiliki visi dan fokus terkait sustainability seperti Kompas Lestari, Katadata Green, Kumparan, TS Media, Ecommurz, dan sustainability impact partner Koalisi Ekonomi Membumi, Ecofren, Carbon Ethics, Life Cycle Indonesia, dan Tanah Air Lestari.

Berbagai ecopreneur juga ikut berpartisipasi dalam festival ini, di antaranya Waste4Change, BIKI, CarbonEthics, World Cleanup Day, EcoTouch, Boolet Reservoir, Ravelware, Sustaination, Ulur Wiji, dan Alner. Berbagai universitas ternama seperti Universitas Indonesia, Pertamina University, President University, Bina Nusantara University, dan SparkLabs juga turut mendukung kelangsungan festival ini.

Diaz Azminatul Abidin