JEPARA (SUARABARU.ID) – Walaupun anak semata wayangnya, Makruf Amin Ramdhani memiliki kebutuhan khusus, karena lahir tanpa tangan dan kaki yang utuh, namun pasangan muda Agus Zulianto dan Sholikah selalu menganggapnya sebagai anak yang spesial titipan Allah. Keluarga sederhana yang tinggal di Dukuh Jehan, Desa Kunir, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara ini juga senantasa bersyukur.
“Semula perasaan kami sedih. Karena saya belum siap secara mental dan juga tidak ada pengalaman apa-apa soal mengurus anak difabel. Apalagi soal menyiapkan masa depan nya. Namun alhamdulilah sampai saat ini kami berdua dapat membimbingnya,” ujar Sholikah dalam wawancara khusus dengan SUARABARU.ID.
Bahkan kini di usianya yang ke – 7 tahun, Makruf Amin Ramdhani yang akrab dipanggil Ramdhan telah duduk dibangku kelas 2 MI Islamiyah Desa Kunir, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. “Alhamdulillah banyak banget yang sayang sama Ramdhani dan selalu mensupport dan menjadikan Ramdan inspirasi banyak orang,” tutur Sholikah.
Salah satunya adalah Kapolres Jepara, Bapak AKBP Wahyu Nugroho Setyawan yang telah bertemu sebanyak 5 kali. “Perhatian beliau kepada anak kami sungguh membesarkan hati dan menjadi motivasi yang sangat bernilai,” ungkapnya. Karya Ramdhan juga pernah dilelang saat Pak Kapolres Jepara membuat acara khusus bagi para disabilitas, tambahnya.
“Juga ada Pak Imam yang sekitar 3 tahun lalu mulai membimbing dengan tulus dan ikhlas di sanggarnya di Kelurahan Bapangan Jepara. Beliau bukan hanya membimbing melukis tetapi juga memberikan ketrampilan hidup dan semangat,” tuturnya. Juga guru Ramdhan di MI Islamiyah Desa Kunir yang sangat baik, tambah Sholikhah.
Ramdhan yang lahir tahun 2017 kini secara rutin belajar menggambar di Sanggar Inklusi Prabu Florist asuhan Imam Hadi Prayitno seorang guru SD yang juga dikenal sebagai seorang seniman seni rupa di Jepara. Walaupun jarak Kunir Jepara ditempuh hampir 1,5 jam, setiap Minggu ibu dan bapaknya dengan setia mengantarkan Ramdhan untuk memenuhi Hasrat anaknya melukis.
Menurut Imam, Ramdhan memang sangat berbakat melukis. Bahkan ketika ditanya cita-citanya, ia ingin menjadi seorang pelukis. Karena itu Imam mencoba membimbing Ramdhan mengembangkan bakatnya.
Imam juga menilai Ramdhan adalah seorang anak genius, memiliki IQ tinggi, kecerdasan emosional yang bagus karena dibentuk disiplin dari orang tua di rumah.
“Dia menurut pengamatan saya mempunyai potensi multi talent. Karena itu ananda Ramdhan juga sudah saya kenalkan ke sahabat-sahabat saya yang memiliki empati sebagai guru relawan untuk ikut mengajar gratis diantaranya sastrawan Jepara mas Aminan Basyarie untuk mengenalkan puisi dan mendongeng. Sedangkan dakwah dibimbing kiai Syifak yang mengajar Qiro. Juga sudah saya kenalkan ke sahabat pelatih karate yang siap jadi relawan,” ungkapnya
Harapan Imam, Ramdhan akan menemukan bapak angkat yang bisa mendukung agar perkembangan bakat anak nya lebih cepat meningkat.
Harus selalu kuat dan bersyukur
Menurut Solikhah, sampai saat ia selalu bersyukur walaupun mempunyai anak yang mohon maaf, anak yang berkebutuhan khusus. “Alhamdulillah banyak banget yang sayang sama anak Ramdhan dan selalu mensupport anak saya, mengajak anak saya untuk melihat dunia luar,” ujarnya
Ia juga mengungkapkan, sampai saat ini berusaha yang terbaik untuk Ramdhan. “Doa kami, jangan sampai saya itu sakit. Karena kalau saya dan suami saya sakit nanti anak saya juga akan menjadi kena imbasnya. Karena walaupun umur Ramdhan telah 7 tahun, tetapi dia itu kan selalu masih selalu minta tolong. Jadi saya itu seperti masih mempunyai bayi kecil,” pintanya. Menjadi seorang ibu anak difable itu masya Allah luar biasa, tambahnya
Setiap kali di tempat umum mental saya itu harus kuat. Karena apa? Anak saya kan seperti ini. Ramdan itu aktif banget. Jadi saya itu bagaimana caranya supaya Ramdan itu tidak minder. Karena jujur akhir-akhir ini Ramdan itu minder karena keadaannya. Karena dia itu sering menanyakan keadaannya dia kok tidak sama dengan anak yang lain. “Saya juga mencoba menjelaskan pelan-pelan Kalau kamu itu berbeda. Suatu saat kalau besok di surga tangan sama kaki kamu itu akan digantikan Allah yang baik pokoknya,” terangnya.
“Saya itu setiap kali malam itu selalu memeluk anak saya pas anak saya tidur sambil nangis dan sambil saya bilang, “ Nang maaf kamu terlahir berbeda, kamu lahir seperti ini, Ibumu hanya bisa minta maaf dan seribu-seribu kali maaf,” ujar Solikhah
Namun justru Ramdhan sering menguatkan saya. Sering mensupport saya. Makanya setiap kali saya itu berpergian kemana pun Ramdan harus ikut. Karena saya ingin mengajarkan mental yang kuat kepada anak saya. ”Saya ingin memberitahu anak saya walaupun kamu berbeda tapi kamu itu harus bisa dan kuat,” terangnya.
“Dan untuk ibu-ibu atau orang tua yang mempunyai anak berkebutuahn khusus, semoga kalian kuat. Semoga kita semua diberi keikhlasan, ketabahan dan menjadi orang tua yang hebat untuk anak-anak kita,” pungkasnya.
Hadepe
JEPARA (SUARABARU.ID) – Walaupun anak semata wayangnya, Makruf Amin Ramdhani memiliki kebutuhan khusus, karena lahir tanpa tangan dan kaki yang utuh, namun pasangan muda Agus Zulianto dan Sholikah selalu menganggapnya sebagai anak yang spesial titipan Allah. Keluarga sederhana yang tinggal di Dukuh Jehan, Desa Kunir, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara ini juga senantasa bersyukur.
“Semula perasaan kami sedih. Karena saya belum siap secara mental dan juga tidak ada pengalaman apa-apa soal mengurus anak difabel. Apalagi soal menyiapkan masa depan nya. Namun alhamdulilah sampai saat ini kami berdua dapat membimbingnya,” ujar Sholikah dalam wawancara khusus dengan SUARABARU.ID.
Bahkan kini di usianya yang ke – 7 tahun, Makruf Amin Ramdhani yang akrab dipanggil Ramdhan telah duduk dibangku kelas 2 MI Islamiyah Desa Kunir, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. “Alhamdulillah banyak banget yang sayang sama Ramdhani dan selalu mensupport dan menjadikan Ramdan inspirasi banyak orang,” tutur Sholikah.
Salah satunya adalah Kapolres Jepara, Bapak AKBP Wahyu Nugroho Setyawan yang telah bertemu sebanyak 5 kali. “Perhatian beliau kepada anak kami sungguh membesarkan hati dan menjadi motivasi yang sangat bernilai,” ungkapnya. Karya Ramdhan juga pernah dilelang saat Pak Kapolres Jepara membuat acara khusus bagi para disabilitas, tambahnya.
“Juga ada Pak Imam yang sekitar 3 tahun lalu mulai membimbing dengan tulus dan ikhlas di sanggarnya di Kelurahan Bapangan Jepara. Beliau bukan hanya membimbing melukis tetapi juga memberikan ketrampilan hidup dan semangat,” tuturnya. Juga guru Ramdhan di MI Islamiyah Desa Kunir yang sangat baik, tambah Sholikhah.
Ramdhan yang lahir tahun 2017 kini secara rutin belajar menggambar di Sanggar Inklusi Prabu Florist asuhan Imam Hadi Prayitno seorang guru SD yang juga dikenal sebagai seorang seniman seni rupa di Jepara. Walaupun jarak Kunir Jepara ditempuh hampir 1,5 jam, setiap Minggu ibu dan bapaknya dengan setia mengantarkan Ramdhan untuk memenuhi Hasrat anaknya melukis.
Menurut Imam, Ramdhan memang sangat berbakat melukis. Bahkan ketika ditanya cita-citanya, ia ingin menjadi seorang pelukis. Karena itu Imam mencoba membimbing Ramdhan mengembangkan bakatnya.
Imam juga menilai Ramdhan adalah seorang anak genius, memiliki IQ tinggi, kecerdasan emosional yang bagus karena dibentuk disiplin dari orang tua di rumah.
“Dia menurut pengamatan saya mempunyai potensi multi talent. Karena itu ananda Ramdhan juga sudah saya kenalkan ke sahabat-sahabat saya yang memiliki empati sebagai guru relawan untuk ikut mengajar gratis diantaranya sastrawan Jepara mas Aminan Basyarie untuk mengenalkan puisi dan mendongeng. Sedangkan dakwah dibimbing kiai Syifak yang mengajar Qiro. Juga sudah saya kenalkan ke sahabat pelatih karate yang siap jadi relawan,” ungkapnya
Harapan Imam, Ramdhan akan menemukan bapak angkat yang bisa mendukung agar perkembangan bakat anak nya lebih cepat meningkat.
Harus selalu kuat dan bersyukur
Menurut Solikhah, sampai saat ia selalu bersyukur walaupun mempunyai anak yang mohon maaf, anak yang berkebutuhan khusus. “Alhamdulillah banyak banget yang sayang sama anak Ramdhan dan selalu mensupport anak saya, mengajak anak saya untuk melihat dunia luar,” ujarnya
Ia juga mengungkapkan, sampai saat ini berusaha yang terbaik untuk Ramdhan. “Doa kami, jangan sampai saya itu sakit. Karena kalau saya dan suami saya sakit nanti anak saya juga akan menjadi kena imbasnya. Karena walaupun umur Ramdhan telah 7 tahun, tetapi dia itu kan selalu masih selalu minta tolong. Jadi saya itu seperti masih mempunyai bayi kecil,” pintanya. Menjadi seorang ibu anak difable itu masya Allah luar biasa, tambahnya
Setiap kali di tempat umum mental saya itu harus kuat. Karena apa? Anak saya kan seperti ini. Ramdan itu aktif banget. Jadi saya itu bagaimana caranya supaya Ramdan itu tidak minder. Karena jujur akhir-akhir ini Ramdan itu minder karena keadaannya. Karena dia itu sering menanyakan keadaannya dia kok tidak sama dengan anak yang lain. “Saya juga mencoba menjelaskan pelan-pelan Kalau kamu itu berbeda. Suatu saat kalau besok di surga tangan sama kaki kamu itu akan digantikan Allah yang baik pokoknya,” terangnya.
“Saya itu setiap kali malam itu selalu memeluk anak saya pas anak saya tidur sambil nangis dan sambil saya bilang, “ Nang maaf kamu terlahir berbeda, kamu lahir seperti ini, Ibumu hanya bisa minta maaf dan seribu-seribu kali maaf,” ujar Solikhah
Namun justru Ramdhan sering menguatkan saya. Sering mensupport saya. Makanya setiap kali saya itu berpergian kemana pun Ramdan harus ikut. Karena saya ingin mengajarkan mental yang kuat kepada anak saya. ”Saya ingin memberitahu anak saya walaupun kamu berbeda tapi kamu itu harus bisa dan kuat,” terangnya.
“Dan untuk ibu-ibu atau orang tua yang mempunyai anak berkebutuahn khusus, semoga kalian kuat. Semoga kita semua diberi keikhlasan, ketabahan dan menjadi orang tua yang hebat untuk anak-anak kita,” pungkasnya.
Hadepe