Ia menuturkan anggaran untuk pendidikan sangat besar. Sangat disayangkan bila hanya terfokus untuk sekolah negeri. Karena, bagaimanapun juga, mereka yang bersekolah di swasta juga merupakan warga kota Semarang.
“Jangan sampai lalu ada kesenjangan antara negeri dan swasta. Kalaupun ada perbedaan, jangan sampai ekstreme. Sekolah swasta penuh perjuangan sendiri,” terang dia.
Fasilitas yang dimaksud diantaranya yakni perbaikan gedung bila ada kerusakan, kelengkapan peralatan dan sarana serta lain-lain. Ia juga berharap adanya tambahan kesejahteraan bagi guru swasta.
“Kalau guru di sekolah negeri dapat tambahan penghasilan pegawai (TPP) dan tunjangan profesi guru (TPG). Sementara guru swasta, enggak dapat TPP. Gajinya pun ada yang semampunya sekolah, ada yang hanya Rp 2 Juta. Lalu TPG untuk guru swasta, kalau menurut undang-undang harusnya satu kali gaji. Tapi hanya dapat Rp 1,5 juta. Ini kesenjangan ekstrem,” ujarnya.
Dengan fasilitas memadai dan gaji layak, ia meyakini para siswa bisa mendapat pendidikan yang layak pula.
Calon Wali kota Semarang Agustina Wilujeng mengaku senang bisa bertemu perwakilan PGRI Kota Semarang. Menurutnya ini termasuk belanja masalah.
“Ini termasuk belanja masalah. Segera akan kita carikan solusi,” kata Agustin.
Agustin sepakat bahwa fasilitas memadai dan kesejahteraan guru harus diperhatikan. Sebab, guru dan pendidikan merupakan pertahanan masa depan bangsa.
Hery Priyono