Soto ESTO, meski tidak lagi berlokasi di garase bus ESTO, tetapi nama itu tetap dipakai. Dan, pelanggan tidak seulit mencari karena hanya pindah di depan Lokasi lamanya. Foto: Umbu FranklynApa yang membedakan dengan soto lainnya? Keunikannya terletak pada kuah santan berwarna kuning, yang membedakannya dari soto-soto lainnya. Soto Esto memiliki cita rasa yang berbeda dari soto pada umumnya. Kuah santannya memberikan sensasi gurih yang khas dan membuat orang ingin terus menikmatinya.
Kelezatan soto ini juga diperkaya dengan rasa rempah yang begitu terasa di setiap suapan. Isian Soto Esto tetap klasik, terdiri atas nasi, suwiran daging ayam, tauge, dan taburan bawang goreng dan daun seledri.
Ketika kuah santan disiramkan, aroma khasnya langsung tercium dengan perpaduan rempah yang kaya. Bagi yang ingin sensasi pedas, tinggal tambahkan sambal sesuai selera.
Kedai soto ini juga menyediakan aneka lauk tambahan untuk menambah kenikmatan seperti tempe goreng, tahu bacem, bakwan, kerupuk, hingga sate-satean. “ Harganya juga relative murah, Rp 10 ribu per porsi,” ujar Ning, warga Semarang yang mampir dalam perjalanan menuju Solo.
Dia mengaku, sudah menjadi langganan soto ini sejak puluhan tahun lalu. “Kalau lewat Salatiga, apalagi pagi hari pasti saya sarapan di sini. Rasanya beda, apalagi dibandingkan dengan soto Semarangan,” kata Ning.
Soto Esto diracik dengan resep rahasia yang diwariskan turun-temurun. Sebelum disantap, aroma khas kuah santan kuning dan kerupuk karak langsung tercium, menggugah selera. “Masih banyak pelanggan setia yang datang, mungkin karena santannya yang gurih dan rasa yang konsisten sejak 1953,” ungkap Sulasmi, pemilik kedai Soto Esto yang kini berusia 79 tahun.
Sulasmi merupakan generasi kedua yang meneruskan usaha ini sejak tahun 2009. Warung Soto Esto sendiri berasal dari usaha orang tuanya, yang dulunya berjualan di depan garasi Esto setelah sebelumnya berkeliling menjajakan soto.
“Awalnya orang tua saya berjualan soto keliling, lalu diberi tempat untuk berjualan di depan garasi Esto,” ujarnya
Seorang pelanggan, Fatih, 36, mengatakan sering makan di kedai soto ESTO tersebut. Rasa santan yang gurih bikin nagih dan pas di mulut. Tempat bersih dan pelayanan ramah membuat dirinya betah ketika makan ditempat. “Ciri khas disini itu santannya gurih, dan sate ayam nya yang membuat ketagihan dan bikin gak berhenti makan,” ujarnya.
Umbu Franklyn