WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kabupaten Wonosobo Bambang Wen mengatakan daerah pegunungan biasanya punya resiko kejadian bencana alam lebih besar dari pada daerah lainnya.
“Wonosobo sendiri termasuk daerah pegunungan dan masuk zona merah bencana alam. Karena itu, upaya pengurangan resiko bencana mutlak dilakukan. Ikhtiar untuk pencegahan dan penanganan bencana alam juga harus melibatkan masyarakat,” katanya.
Guna mempersiapkan pencegahan dan penanganan bencana, lanjutnya, FPRB dan BPBD Wonosobo menggelar forum group discusion (FGD) di beberapa desa di wilayah Wadaslintang. Seperti di Desa Sumberejo, Penerusan, Kemejing dan Trimulyo, mulai Senin (28/10) hingga Jumat (1/11/2024).
“FGD ini sebagai langkah awal untuk pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana). Nanti ke depan masing-masing desa di Wonosobo harus berstatus Destana. Sehingga ketika akan dan telah terjadi bencana alam relawan Destana sudah sigap untuk melakukan pencegahan dan penanganan bencana,” tegasnya.
Bentuk Destana
Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, Rehabilitasi dan Rekonstruksi (PKRR) BPBD Wonosobo Suroso menambahkan prosentase Destana di daerahnya masih kecil. Sebab dari 265 Desa/Kelurahan belum ada 50 persen desa yang sudah berstatus Destana.
“Nanti seluruh desa di Wonosobo harus berstatus Destana di kelurahan ada Keltana. Ketika semua desa/kelurahan sudah berstatus Destana dan Keltana, di kecamatan juga harus ada Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana). Sehingga pencegahan dan penanganan bencana bisa dilaksanakan secara maksimal,” katanya.
Jika kolaborasi penanganan bencana berjalan, tambah dia, maka early warning sistem (EWS) atau sistem peringatan dini kebencanaan akan berjalan baik. Masyarakat secara otomatis akan melakukan upaya pencegahan dan relawan punya ketrampilan yang cukup dalam penanganan bencana.
“Gerakan bersama antara BPBD dan FPRB dalam melakukan FGD untuk persiapan pembentukan Destana ini sangat positif. Ini langkah awal, nanti akan dilakukan upaya yang sama di setiap desa dan kelurahan, sehinga semua desa berstatus Destana dan kelurahan berstatus Keltana,” tandas dia.
Muharno Zarka