blank
Debat perdana Cawali dan Cawawali Kota Magelang. (Dok)

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Debat perdana  pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Magelang Selasa lalu (29/10) di Hotel Atria, bertema, ‘’Meningkatkan Kualitas dan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM)’’. Kedua pasangan saling adu visi, misi, dan program di bidang SDM tersebut.

 

Paslon nomor urut 01, dr Muchammad Nur Aziz dan Kyai Mansyur alias AMAN mengusung keberlanjutan atas program kerja yang sebelumnya telah dilaksanakan. Yang berubah nama program unggulannya. Sebelumnya, programnya  Maju, Sehat dan Bahagia (Mas Bagia) menjadi Magelang Kota Modern, Berdaya, dan Sejahtera (Moderat).

 

Dokter spesialis penyakit dalam menegaskan, adanya penambahan alokasi dana dari yang sebelumnya Rp 30 juta menjadi Rp 50 juta untuk setiap rukun tetangga per tahun.

 

Terkait peningkatan SDM dan pengelolaan Magelang Theater (MT), Aziz menilai SDM di kota Magelang sudah sangat baik dan tidak perlu diremehkan.

 

“Selama 3 tahun saya menjabat, kualitas SDM kita sudah cukup baik, hanya dibutuhkan jiwa pelayanan yang dapat melayani dengan baik. Untuk Magelang Theater kita sudah punya rencana dari pemimpin sebelumnya, dalam 2-3 tahun ke depan,” ujarnya.

 

Mengenai pencapaian Nirwasitatantra yang bertolak belakang dengan pengelolaan sampah di Kota Magelang, Aziz menilai diperlukan peningkatan kesadaran sejak dini serta inovasi dan teknologi tinggi dalam mengelola sampah.

 

“Kita bekerjasama dengan petugas di RT maupun tokoh masyarakat agar lebih baik. Nantinya bank sampah dikelola dengan baik, dengan mesin-mesin yang lebih baik. Jangan mengira orang Magelang tidak bermutu. Sangat bermutu. Selama 3 tahun memimpin sangat luar biasa para tokoh dan birokratnya. Kota Magelang ini tidak sendirian. Kota Magelang akan mampu mengelola sampah dengan baik dengan sistem yang kita terapkan,” jelasnya.

 

Menurutnya, sampah itu masalah pola pikir, dibutuhkan kesadaran sejak dini. Mulai dari TK, SD, dan SMP harus dikenalkan dengan baik. “Untuk mengelolanya dibutuhkan teknologi yang tinggi. Maka kami sudah belajar cara mengelola sampah di purwokerto. Mudah-mudahan semuanya tercapai dengan semestinya,” tuturnya.

 

Berbanding terbalik dengan dr Aziz, Paslon nomor urut 02, Damar Prasetyono dan dr Sri Harso alias DAMAI memiliki visi mejadikan Magelang sebagai Kota Perdagangan dan Jasa yang Harmonis, Humanis, Nyaman dan Berkelanjutan. Paslon ini menilai jika pengelolaan SDM di Magelang belum tepat.

 

Dalam pengelolaan lahan bekas Magelang Theater, dia berencana memanfaatkan sistem informasi dan telekomunikasi. Ia juga sudah merumuskan persiapan dalam pengelolaan Magelang Theater.

 

“Mengatasi investasi, kita membutuhkan kualitas SDM yang baik. Pastinya nanti kita juga akan memanfaatkan sistem informasi telekomunikasi. Magelang Theater segera kita eksekusi dengan perencanaan yang telah dirumuskan. Penempatan SDM harus sesuai dengan kapasitas dan kualitas. Seandainya salah, maka akan menciptakan blunder. Kami ingin menciptakan pelayanan yang efisien agar rakyat tidak perlu menunggu,” paparnya.

 

Damar menilai, permasalahan sampah masih menjadi fokus utama yang perlu dibenahi, meskipun Kota Magelang telah meraih berbagai penghargaan. Dia punya gagasan gerakan bersama-sama untuk ketertiban kebersihan di Kota Magelang.

 

“Tentunya ini harus gerakan kolaboratif, partisipatif dari berbagai pihak untuk masalah kebersihan, ketertiban lingkungan. Karena sampah sendiri menjadi masalah di setiap kota besar atau kota kecil atau kawasan atau daerah. Tentunya ini akan menjadi konsen kami nanti,” terangnya.

 

Dia mencontohkan, setiap kelurahan akan ada pemilahan-pemilahan sampah, organik, anorganik dan lain sebagainya. “Tentunya ini akan mendatangkan hasil ekonomi ke de pannya segera. Nah, penekanannya di sini adalah kesadaran akan kebersihan,”  ungkapnya.