“Saya terkesima dengan programnya Bu Ita, yaitu Urban Farming. Sebagai konsep dalam program ketahanan pangan, tampaknya cukup berhasil di Kota Semarang. Nyatanya tadi saya bersama warga panen, hasilnya bagus-bagus. Ada terong, tomat, dan cabai,” katanya.

Dirinya pun akan meneruskan program Mbak Ita yang menjadi solusi ketahanan pangan di Ibu Kota Jawa Tengah (Jateng) tersebut. Hal itu sejalan dengan visi misinya bersama Calon Wakil Wali Kota Semarang, Joko Santoso alias Joko Joss, yaitu Semarang Maju Bermartabat, Berkelanjutan dengan Semangat Kolaboratif.

“Ini sangat bermanfaat bagi masyarakat sebagai solusi ketahanan pangan di tingkat Kota Semarang,” katanya.

Selain takjub dengan program urban farming, Yoyok juga belanja masalah yang dialami warga. Beberapa di antaranya, yaitu persoalan infrastruktur dan penanganan masalah demam berdarah dengue (DBD) jelang musim hujan.

“Alhamdulillah banyaknya nyamuk bisa ditanggulangi dengan penyemprotan rutin. Lalu warga sudah bisa melakukan pencegahan. Infrastruktur yang belum paripurna, tadi ada jalan yang belum ada jembatan. Ini menjadi perhatian pemerintah ke depan,” ujarnya.

Dia menegaskan, rutinitas blusukan ini juga akan menjadi agenda selama dia dan Joko Santoso dipercaya masyarakat memimpin Kota Semarang lima tahun ke depan. Pasalnya, Yoyok mengatakan, rakyatlah yang harus selalu disapa dan dilayani dengan segala permasalahannya.

“Kami mencoba untuk mendalami permasalahan yang dihadapi warga. Di masing-masing wilayah itu selalu berbeda. Kami akan selalu turun ke bawah agar bisa menyerap aspirasi dari masyarakat dimanapun,” katanya.

Hery Priyono