Candi Lumbung
Sejumlah umat Hindhu dari Bali dan Jawa menggelar ritual taksu ( pemulihan roh )Candi Lumbung yang ada di Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang,Jumat (18/10/2024). ). Ritual tersebut menandai berakhinya proses pemindahan Candi Lumbung dari lokasi sementara di Dusun Tlatar, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang ke lokasi asalnya di Desa Sengifoto; W.Cahyono

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID)- Sejumlah umat Hindhu dari Bali dan Jawa menggelar ritual taksu ( pemulihan roh ) Candi Lumbung yang ada di Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang,Jumat (18/10/2024). Ritual tersebut menandai berakhinya proses pemindahan Candi Lumbung dari lokasi sementara  di Dusun Tlatar, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang ke lokasi asalnya di Desa Sengi

‘’ Ritual ini bertujuan untuk mengembalikan roh yang ada di Candi Lumbung yang saat candi ini dipindah di Tlatar, roh candi juga dititipkan di Sleman. Kini setelah candi ini kembali ke asalnya, roh candi juga dikembalikan ,’’ kata perwakilan umat Hindu Ida Pedanda  Gede Dwaja Tembuku.

Gede Dwaja Tembukum  mengatakan, lokasi baru Candi Lumbung saat ini dinilai sudah tepat, yakni sebagai simbol kemakmuran,. Karena dilihat letak Candi Lumbung yang semula berada di pertemuan aliran Sungai Pabelan yang berhulu di Gunung Merapi, keberadaan roh akan berada di barat laut barat daya.

Menurutnya, tanah baru Candi Lumbung di lokasi saat ini  akan menghasilkan oksigen. Selain itu akan memberi  ini taksu ini akan memberi warna dan  penghidupan bagi candi-candi sekitarnya, yakni  Candi Asu, dan Candi Pendhem.

Koordinator pemindahan Situs Candi Lumbung Eri Budiarto mengatakan, untuk penyusunan kembali Candi Lumbung tersebut  menggunakan batuan andesit aslinya sebesar 75 persen. Sedangkan sisanya menggunakan batuan andesit baru.Namun,tetap mengacu pada bentuk dan keaslian dari hasil anastilosis( teknik rekonstruksi bangunan kuno).

‘’Penggunaan batuan andesit baru tersebut dilakukan  agar konstruksi struktur candi kuat  dan pengunjung lebih aman. Selain itu, bagian tubuh dan atap (batu kulit) Candi Lumbung setinggi 17 meter telah hilang dan hingga kini belum ditemukan., ‘’kata Eri yang juga Pamong Ahli  Madya Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X.

Ia menambahkan, Candi Lumbung semula berada di bantaran Sungai Pabelan, Desa Sengi, karena ancaman banjir lahar dingin Merapi 2010 silam,  struktur bangunan Candi Lumbung dipindah ke lokasi sementara, di Desa Tlatar Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang.

Kemudian, pada akhir tahun 2003 lalu Candi Lumbung kembali dipindahkan ke lokasi asalnya di Desa Sengi. Dan pembangunannya kembali  dilakukan dua tahap.W.Cahyono