KUDUS (SUARABARU.ID) – Pj Bupati Kudus M Hasan Chabibie melantik tiga kepala dinas hasil seleksi terbuka JPT 2024. Prosesi pelantikan tersebut digelar di dalam kawasan Menara Kudus, Kamis (3/10).
Tiga pejabat yang dilantik adalah Andi Imam Santosa sebagai Kepala Dinas Perdagangan, Famny Dwi Arfana sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa serta Sulistyowati sebagai Kepala Bappelitbangda.
Prosesi pelantikan yang digelar di Menara Kudus ini cukup menarik. Karena selama ini masyarakat Kudus masih meyakini mitos bahwa di pintu gerbang Menara Kudus masih tertanam rajah kolocokro yang diletakkan oleh Sunan Kudus.
Dari cerita mulut ke mulut, rajah Kolocokro itu berada di pintu masuk ke Masjid. Di samping bangunan khas menara setinggi 18 meter dan berbahan batu bata itu terdapat sebuah gapura pintu masuk.
Mitos yang beredar, rajah tersebut sangat ditakuti oleh pejabat. Bagi pejabat yang melewati rajah kolocokro tersebut, dipercaya akan lengser di kemudian hari.
Dan prosesi pelantikan pun dilaksanakan persis di belakang pintu gapura yang disebut-sebut memiliki rajah kolocokro tersebut.
Pj Bupati beserta pejabat yang dilantik hingga seluruh pimpinan OPD yang hadir mengenakan pakaian adat Kudusan.
Usai pelantikan, Pj Bupati menyatakan alasan digelarnya pelantikan pejabat di Menara Kudus karena proses Seleksi Terbuka JPT yang digelarnya kali ini adalah istimewa.
“Proses Selter ini istimewa dan saya mau pelantikan dilakukan di tempat istimewa. Dan tempat yang paling istimewa di Kudus ini adalah Menara Kudus,”kata Pj Bupati.
Lebih lanjut, Pj menyampaikan bahwa hal tersebut juga merupakan bagian dari upaya Pemkab Kudus meningkatkan khidmat kepada masyarakat yang dilandasi nilai-nilai spiritual.
“Sudah dicontohkan oleh Kanjeng Sunan Kudus ratusan tahun lampau dan ini kita kembalikan niatnya ke sana,”tambahnya.
Menurut Pj Bupati, niat untuk melayani masyarakat tersebut sudah diikrarkan secara bersama-sama oleh para pejabat yang dilantik. Sehingga, diharapkan mereka bisa menjalankan tugasnya dengan baik.
Selain itu, Pj juga beralasan bahwa dirinya mendapat cerita dari para sesepuh yang menyatakan bahwa di masa dulu, Menara adalah pusat pemerintahan sekaligus pusat kegiatan sosial dan budaya.
“Maka tidak heran bupati Kudus pertama dan kedua makamnya juga di sekitar makam Sunan Kudus,”tandasnya.
Terkait mitos Kolocokro, sesepuh YM2SK, Abdul Jalil menyampaikan kalau ada pejabat yang takut lengser, itu adalah pejabat yang ada sesuatu.
“Kolocokro itu jika ada pejabat yang ada sesuatu. Kalau tidak ada sesuatu ya gak masalah,”ujar Jalil.
PKL Ditertibkan
Selain digelar persis di bawah gapura padureksan, prosesi pelantikan pejabat tersebut juga diwarnai dengan aksi penertiban PKL yang dilakukan aparat Satpol PP.
Para PKL yang biasa berjualan di depan kawasan Menara, digusur bersamaan dengan prosesi pelantikan.
Bahkan ada gerobak PKL yang terpaksa diangkut paksa oleh petugas Satpol PP.
Dinas Perdagangan beralasan penertiban tersebut dilakukan dengan alasan keberadaan PKL tersebut membuat semrawut jalan di depan Menara.
“Kami mendapat keluhan dari masyarakat terutama warga sekitar Menara yang merasa terganggu atas keberadaan PKL tersebut,”kata Kabid PKL, Imam Prayitno.
Alhasil, penertiban tersebut memunculkan protes dari para PKL. Mereka mengeluh karena harus kehilangan tempat untuk mencari nafkah.
Ali Bustomi