Kota Thaif-Makkah. Foto: Ning S

Sejarah Perjalanan Rasulullah SAW di Kota Thaif

Ustad Sofyan mengatakan, perjalanan Rasulullah SAW ke Thaif terjadi pada tahun ke-10 kenabian, setelah wafatnya paman beliau, Abu Thalib, dan istri beliau, Khadijah binti Khuwailid. Tahun tersebut dikenal sebagai “Tahun Kesedihan” (Aamul Huzn) karena kehilangan orang-orang terdekatnya yang selama ini mendukung dakwah beliau.

Tujuan Perjalanan
Rasulullah SAW memutuskan pergi ke Thaif untuk mencari dukungan dan perlindungan dari suku Thaqif yang menguasai Thaif, setelah dakwah di Makkah mengalami banyak tantangan dan penolakan dari kaum Quraisy. Beliau berharap agar penduduk Thaif bersedia menerima Islam dan mendukung perjuangan dakwahnya.

Penolakan dan Penganiayaan
Ketika sampai di Thaif, Rasulullah SAW menyampaikan ajakan kepada para pemuka suku Thaqif, namun mereka menolak dengan keras. Tidak hanya menolak, mereka juga memprovokasi penduduk untuk mengusir Nabi dan melempari beliau dengan batu. Akibatnya, Nabi Muhammad SAW dan Zaid bin Haritsah, yang menemani beliau, terluka.

BACA JUGA: Ini Imbauan bagi Jemaah Haji di Madinah dan Makkah

Doa untuk Penduduk Thaif
Meski diperlakukan dengan sangat buruk, Rasulullah SAW tidak membalas dendam. Beliau memanjatkan doa kepada Allah agar penduduk Thaif diampuni, dengan harapan suatu saat mereka akan menerima Islam. Doa tersebut berbunyi:

“Ya Allah, tunjukkanlah mereka kepada jalan yang benar, dan ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.”

Perlindungan di Kebun Anggur
Setelah diusir, Rasulullah berlindung di sebuah kebun anggur milik Utbah dan Syaibah, dua orang Quraisy. Di sini, beliau bertemu dengan seorang budak Nasrani bernama Addas, yang kemudian masuk Islam setelah mendengar dakwah Rasulullah.

Akhirnya Penduduk Thaif Masuk Islam
Beberapa tahun kemudian, setelah penaklukan Makkah pada tahun 630 M, penduduk Thaif akhirnya menyadari kebenaran ajaran Islam dan berbondong-bondong memeluk agama tersebut. Hal ini terjadi karena mereka melihat kekuatan moral dan spiritual dari Islam yang dipimpin oleh Rasulullah SAW.

BACA JUGA: Gus Yaqut Sampaikan Kebijakan Persiapan Umrah dan Haji Indonesia pada Gubernur Makkah

Diketahui, Thaif memiliki keutamaan sebagai tempat yang menjadi saksi perjuangan besar Rasulullah SAW dalam dakwah, menunjukkan kesabaran dan pengampunan dalam menghadapi kesulitan. Iklimnya yang sejuk dan kondisi geografis yang subur menjadikan Thaif sebagai kota penting di Arab Saudi, yang juga memiliki peran strategis dalam sejarah Islam. Keutamaan Thaif tidak hanya dalam sejarah Islam, tetapi juga dalam kontribusi ekonomi melalui pertanian dan produksi mawar, yang dikenal hingga ke mancanegara.

Ning S