blank
Rakor Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Jepara di Setda Jepara, 30 September 2024. Foto: Bakolkopi

JEPARA(SUARABARU.ID) – Anggota Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Jepara diminta makin aktif dalam penanggulangan HIV/AIDS. Di Jepara, baru 66 persen orang dengan HIV/AIDS (ODHIV) yang mengetahui status tersebut pada dirinya.

“Berikan kontribusi positif terhadap penanggulangan HIV/AIDS sesuai tagline STOP: Suluh, Temukan, Obati, Pertahankan.”

Hal itu dikatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko saat membuka rapat koordinasi Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Jepara yang berlangsung di Ruang Rapat  R.M.P. Sosrokartono Setda Jepara pada Senin (30/9/2024).

Motivasi itu dia berikan karena belum semua ODHIV di Jepara mengetahui status tersebut. Menurutnya, akumulasi sejak tahun 1997 sampai dengan Agustus 2024, menunjukkan estimasi ODHIV di Jepara sebanyak 1.685 orang. Dari jumlah itu, baru 1.115 ODHIV atau 66 persen telah mengetahui statusnya

“Sementara dari 1.115 ODHIV yang mengetahui statusnya, baru 646 orang yang melakukan pengobatan di puskesmas dan rumah sakit di Jepara,” tambahnya.

Jumlah yang setara 58 persen itu, berada di bawah target nasional tahun 2023 adalah sebesar 95 persen.

Sedangkan dari 646 ODHIV yang melakukan pengobatan, 269 di antaranya telah melakukan tes viral load. Hasilnya, 240 ODHIV menunjukkan hasil viral load tersupresi atau virus HIV-nya bisa dikatakan sudah tidak terdeteksi lagi.

blank
Sekda Jepara Edy Sujatmiko saat membuka rakor Komisi Penanggulangan AIDS

Pada kesempatan itu, Edy Sujatmiko mengapresiasi peran swasta dalam penanggulangan HIV/AIDS. Menurutnya ada 4 organisasi swasta yang aktif, 3 di antaranya berkedudukan di Jepara dan 1 lainnya berkantor di Semarang.

“Keempatnya adalah Fatayat NU, Yayasan Jepara Plus, Yayasan Sokoguru, dan MIPHA,” kata dia.

Dukungan lembaga swadaya masyarakat dan pemerhati HIV/AIDS itu, kata dia, menjadi satu dari sekian kemajuan yang dicapai Jepara dalam penanganan penyakit menular tersebut. Kemajuan lain adalah sumber daya manusia terlatih serta peningkatan jumlah layanan yang bisa diakses oleh populasi kunci baik di puskesmas maupun rumah sakit.

“Semua puskesmas, rumah sakit, dan tujuh klinik di Jepara sudah bisa melakukan tes HIV. Semua rumah sakit dan 21 dari 22 puskesmas, sudah bisa mengobati ODHIV (orang dengan HIV/AIDS),” katanya.

 

Hadepe – Bakolkopi