blank
Bup[ati Kebbumen Arif Sugiyanto bersama para siswa SD di Kecamatan Pejagoan, Jumat 13/9.(Foto:SB/Kominfo)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Bupati Kebumen Arif Sugiyanto secara simbolis memberikan beasiswa kepada para siswa SD di sela-sela kegiatan pembinaan untuk pendidik dan tenaga kependidikan SD se Kecamatan Pejagoan di Kantor Kecamatan Pejagoan, Jumat (13/9) .

Bupati mengungkapkan, total ada 2.037 siswa SD dari keluarga kurang mampu yang memperoleh beasiswa dari Pemkab Kebumen sebesar Rp 400 ribu/siswa. Uang tersebut bisa digunakan untuk membeli kebutuhan sekolah, seperti buku maupun sepatu.

“Penerima beasiswa ini adalah siswa kelas enam. Kita berikan Rp 400 ribu untuk bisa membeli keperluan sekolah agar bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya,”ujar Arif Sugiyanto.

Total anggaran yang disiapkan sebesar Rp 814 juta. Selain diberikan anak SD, juga kepada siswa SMP. Setidaknya ada 1.019 siswa SMP kelas sembilan yang menerima bantuan beasiswa dari pemerintah.

Masing-masing dari mereka mendapat bantuan sebesar Rp 730 ribu. Adapun total anggaran yang disediakan sebesar Rp 743 juta.

blank
Bupati Kebumen Arif Sugiyanto bersama para guru SD dan tenaga kependidikan se Kecamatan Pejagoan, Jumat 13/9.(Foto:SB/Kominfo Kbm)

Bahkan Pemkab Kebumen juga memberikan beasiswa kepada lima siswa SMA/sederajat untuk kuliah di Universitas Pertamina. Termasuk beasiswa untuk ribuan santri.

“Ini bantuan beasiswa kita berikan bukan karena mau menjelang Pilkada.  Sudah dari tahun kemarin-kemarin kita berikan. Jadi jangan disalahpahami. Kita memang ingin memberikan penguatan SDM kita dengan pemberian beasiswa,”ucapnya.

Menurut Bupati, penguatan SDM sama pentingnya dengan penguatan infrastruktur. Ia menyebut jalan boleh rusak, tapi pendidikan tidak boleh rusak. Karena itu anggaran pendidikan hampir menyedot  50 persen  dari APBD Kebumen, yakni sekitar Rp 1 triliun.

“Itu untuk gaji guru, membangun sarana prasarana, termasuk pemberian beasiswa. Jadi jumlahnya besar. Tapi bagaimana pun itu, membangun SDM yang berkualitas memang jauh lebih penting dibanding infrastruktur jalan. Meski dampaknya tidak langsung dirasakan, baru bisa lima atau sepuluh tahun ke depan,”tandasnya.

Komper Wardopo