WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Lomba menatah dan menggambar wayang, digelar di Museum Wayang Indonesia (MWI) di Joglo Padepokan Pak Bei Tani, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri. Pesertanya dikhususkan bagi para pelajar jenjang pendidikan SMP/MTs dan sederjat.
MWI yang menjadi salah satu destinasi wisata ini, didirikan Kanjeng Pangeran Adipati Arya (KPAA) Ki Sura Agul-agul Begug Poernomosidi (Bupati Wonogiri dua periode dari Tahun 2000-2010). Peresmiannya dilakukan oleh Presiden RI Ke-5 Megawati Soekarnoputri pada Tahun 2004.
Museum ini, memiliki sekitar 200 koleksi wayang yang punya nilai sejarah. Yakni Wayang Kulit Purwa, Wayang Golek, Wayang Bali, Wayang Klithik, Wayang Suket, Wayang Beber, Bakalan Wayang dan Topeng Wayang. Di Museum yang terletak sekitar 23 Kilometer (KM) arah barat daya Ibukota Kabupaten Wonogiri ini, juga mengoleksi lukisan wayang Semar terkecil di dunia (berukuran 3×3 CM) karya seniman Ki Djoko Sutedjo (Semarang) yang mendapatkan pemecahan rekor dunia dari MURI.
Sementara itu, lomba menatah dan menggambar wayang yang digelar di MWI, bertujuan sebagai upaya pelestarian budaya Nusantara. Utamanya dalam kiat nguri-uri wayang sebagai budaya peninggalan nenek moyang yang adi luhung. Sekaligus menjadi bentuk estafet pelestarian kepada anak-anak, sebagai generasi muda penerus bangsa.
Sebagaimana lomba dalang cilik dan dalang remaja, lomba menatah dan menggambar wayang di MWI ini, memiliki arti penting dalam rangka menyongsong Hari Wayang Nasional Tahun 2024. Sebagaimana diketahui, wayang kulit Indonesia oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai warisan dunia. Yakni sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity atau karya kebudayaan yang mengagumkan di bidang cerita narasi dan warisan budaya.
Hari Wayang
Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo, telah mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor: 30 Tahun 2018 tentang penetapan Hari Wayang Nasional diperingati setiap Tanggal 7 Nopember.
Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Wonogiri, Sriyanto, melalui Kabid Kebudayaan Eko Sunarsono, menyatakan, lomba menatah dan menggambar wayang Tahun 2024 ini, digelar sebagai upaya memberikan ruang bagi pembinaan kreativitas dan potensi seni bagi para pelajar SMP/MTs sederajat. ”Mengambil tema ”Wayangku Budayaku.”
Kriteria penilaiannya mencakup aspek imajinasi, kreativitas, teknik, orisinalitas. Untuk lomba menatah wayang diikuti sebanyak 40 pelajar. Panitia lomba memberikan waktu selama 5 jam. Tampil menjadi jurit, Sudomo SSn, Karno SSn dan Eko Prihandoyo.
Gelar juara 1, 2 dan 3 diborong siswa dari SMP Negeri 2 Manyaran, Wonogiri. Yakni Panji Putra Yudhistira, Wildan Angga Kusuma dan Raka Febrian Abimanyu. Juara Harapan 1, 2 dan 3 Andika Dimas Pratama (SMP Negeri 2 Manyaran), Klara Aura (SMP Negeri 2 Manyaran) dan Hasan Fahrizal (SMP Negeri 3 Pracimantoro).
Untuk penilaian lomba menggambar wayang kulit, ditangani Tim Juri terdiri atas Tambak Sihno Purwanto, Janglang Putra Pangestu dan Retno Lamiyani. Juara 1, 2 dan 3 dimenangi oleh Anisa Putri (SMP Negeri 1 Selogiri), Hafidhoh Nurul Nisa (SMP Negeri 2 Baturetno) dan Dania Selna (SMP Negeri 1 Wonogiri.
Juara Harapan 1, 2 dan 3 diraih oleh Indu Tara Prahita (SMP Negeri 1 Jatiroto), Prinda Jala Sutra (SMP Negeri 2 Wonogiri) dan Fathia Hanan Nismara (SMP Negeri 1 Selogiri). Kepada para peraih gelar juara diberikan tropi, piagam penghargaan dan uang pembinaan.(Bambang Pur)