blank
Kirab Saparan Desa Ngembal Kulon berlangsung cukup meriah. foto: Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) -Kirab Saparan di Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Jati yang digelar Minggu (18/8) berlangsung meriah. Kegiatan yang juga dipadukan dengan peringatan HUT ke-79 RI tersebut dibanjir ratusan masyarakat.

Peserta kirab yang merupakan perwakilan RT di wilayah desa Ngembal Kulon ini saling berlomba menampilkan atraksi yang menarik. Mereka melakukan kirab dari lapangan desa yang berada di selatan SMA 1 Bae, kemudian menyusuri jalan desa dan finish di lapangan voli depan makam Mbah Buyut Poncowati.

Beragam atraksi ditampilkan mulai dari gunungan hasil bumi, hingga peragaan busana yang menggambarkan asal usul desa. Tua muda, laki-laki dan perempuan tumplek blek untuk meramaikan tradisi tahunan ini.

Sebelumnya ada kegiatan tournamen Volly, lomba pentas seni hingga lomba mewarnai untuk anak-anak. Acara semakin meriah dengan hadirnya pasar malam dan Bazar yang diikuti pelaku UMKM warga sekitar dan pihak sponsor.

Tradisi Saparan sebenarnya sudah diperingati sejak dahulu.Dalam rangka nguri-uri budaya Mbah Buyut Poncowati, yaitu sosok yang dikenal sebagai salah satu cikal bakal Desa Ngembal Kulon.

Tradisi yang sebelumnya diperingati dengan sederhana yang mana banyak warga asal Ngembal Kulon yang merantau ke berbagai daerah, sengaja pulang kampung untuk berziarah ke makam para leluhurnya.

Saat itulah silaturahmi antara warga perantauan dan warga yang masih tinggal di desa kembali terjalin dengan hangat. Hingga akhirnya, Pemerintah Desa Ngembal Kulon mulai mengkonsep tradisi ini secara lebih meriah.

Kepala Desa Ngembal Kulon, Khanafi, menyampaikan kebanggaannya atas partisipasi warga yang begitu antusias dalam memeriahkan kegiatan tahunan ini. “Warga dari semua RT bahu membahu mencurahkan jiwa, raga, dan hartanya untuk memeriahkan acara ini. Pembuatan gunungan sebagai simbol rasa syukur warga atas hasil bumi serta sebagai bentuk tolak balak,” jelasnya.

Menurut Khanafi, selain nguri-nguri budaya dan sebagai bentuk penghormatan pada Mbah Buyut Poncowati sebagai cikal bakal desa, kegiatan tersebut juga merupakan bentuk kebahagiaan dan kedamaian di tengah masyarakat.

“Kami ingin merdeka tanpa konflik sosial, dan dengan kegiatan ini, warga bisa merasakan kegembiraan bersama. Keramaian yang kita raih ini adalah bukti bahwa warga semakin guyub dan kompak,” tambahnya.

Camat Jati, Fiza Akbar, turut mengapresiasi penyelenggaraan acara ini dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga yang tetap melestarikan tradisi budaya saparan.

“Dari tahun ke tahun, ada peningkatan kualitas penyelenggaraan. Terima kasih juga kepada para donatur yang telah mendukung acara ini,” ungkapnya.

Ia juga menyoroti prestasi Desa Ngembal Kulon yang semakin membanggakan. “Desa ini benar-benar luar biasa. Tadi malam, desa ini berhasil meraih juara 1 dalam lomba desa tingkat kabupaten dan juara 3 tingkat Jawa Tengah. Selain itu, salah satu poskamling di desa ini juga berhasil meraih juara 1 tingkat Polres Kudus, serta juara tertib administrasi tingkat Kecamatan Jati,” tambah Fiza.

Kegiatan ini menegaskan posisi Desa Ngembal Kulon sebagai salah satu desa terbaik di Kabupaten Kudus, tidak hanya dalam melestarikan budaya tetapi juga dalam pencapaian prestasi yang membanggakan.

Ali Bustomi