BLORA (SUARABARU.ID) — Budaya tradisi warga memang layak untuk dirawat, dipelihara, dan dihidupi. Kekayaan budaya yang merupakan kearifan lokal ini, memiliki filosofi dan bukan sekadar kegiatan atau even belaka.
Seperti halnya tradisi warga Blora berupa Gas Desa yang dalam bahasa lain sedekah bumi, yang merupakan ucapan syukur kepada Tuhan, atas kelimpahan berkah-nya.
Hasil pertanian melimpah, peternakan juga makin berkembang, dan rezeki yang tiada berhenti. Maka
Dalam acara Gas Desa Bumi Blora yang digelar di Jalan Pemuda kota Blora ini dihadiri sekitar 6.000 orang. Mereka datang dari seluruh pelosok desa dan kota di wilayah Blora, baik tua, muda, anak-anak, laki-laki, perempuan.
Mereka datang mengikuti tasyakuran HUT ke-79 Kemerdekaan RI yang diadakan oleh Pemerinrah Kabupaten Blora, yang dikemas dalam bentuk ‘Gas Desa Bumi Blora’. Jumat (16/8/2024).
“Gas Desa” atau biasa juga disebut sedekah bumi dalam bahasa Sunda Babarit; bahasa Betawi Sedekah Barit, adalah upacara adat yang melambangkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Mahaesa yang telah memberikan rezeki melalui bumi berupa segala bentuk hasil bumi.
Di Blora biasanya hanya diadakan di tingkat desa atau pun kelurahan, oleh Bupati Blora dikemas dalam bentuk Gas Desa Kabupaten, dan sudah dimulai setahun lalu. Bahkan waktu itu sempat memecahkan rekor Muri.
Bupati Blora, H. Arief Rohman menyampaikan bahwa Gas Desa tingkat kabupaten dilaksanakan kembali bersama masyarakat, tahun lalu juga diselenggarakan.
“Alhamdulillah, Gas Desa tingkat kabupaten bisa kita laksanakan kembali bersama masyarakat yang tahun lalu juga kita laksanakan pada tanggal 16 Agustus ini. Ini ungkapan rasa syukur kita atas apapun yang telah kita dapatkan hingga detik ini,” ucap Bupati Blora.
Dikemukakan, Gas Desa Tingkat Kabupaten di Blora tersebut adalah tahun kedua, seluruh warga Blora nguri-nguri budaya tak benda berupa Gas Desa yang dilaksanakan di Bumi Blora. Dalam even itu juga ditampilkan kesenian khas Blora, barongan RGS.
Tercatat acara Gas Desa Bumi Blora kali ini menyajikan 11.980 sega (nasi) berkat yang dibungkus daun jati dan diikuti oleh kurang lebih 6.000 peserta. Mereka dari unsur pemerintahan, swasta, tokoh masyarakat dan masyarakat umum.
“Ini simbol persatuan dan kesatuan. Selain sebagai wujud rasa syukur, gas desa ini juga mempunyai makna kebersamaan, kerukunan, saling memberi dan menerima dengan ikhlas dan riang gembira, saya berharap, acara serupa bisa dilaksanakan kembali di