blank
Jemaat Mennonite Belanda saat berdsikusi di pesantren Hasyim Asy'ari Jepara.

JEPARA(SUARABARU.ID)- Nilai-nilai pluralisme sebagai bentuk keragaman di dalam masyarakat Indonesia masih sangat dipegang teguh oleh masyarakat Jepara.

 

Hal ini terlihat dari kunjungan enam belas pemuda jemaat gereja mennonite ke Pondok Pesantren Hasyim Asy’ari, di Bangsri Jepara, Senin (12/8/2024).

Mereka diterima langsung oleh pengasuh pondok pesantren KH. Nuruddin Amin (Gus Nung) dan Nyai Hj. Hindun Anisah di aula pondok tahfidz joglo Hasyim Asy’ari Bangsri Jepara.

Rombongan didampingi oleh Heri Purwanto dari Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI), pendeta Danang Kristiawan dari Gereja Injili Tanah Jawa (GITJ) Jepara, serta pendeta Danang Tutut Arifal GITJ Maranatha Ploso Kudus, Utari GKMI Bangsri Jepara.

 

Menurut Heri Purwanto, kunjungan dari jemaat gereja mennonite Belanda ini dapat mewujudkan program kerja sama yang konkrit antara gereja Menonitte di Belanda dengan gereja Mennonite di Indonesia: GITJ, GKMI, dan JKI.

 

“Program kerjasama ini harapannya dilandasi dengan nilai-nilai kehadiran dan perjumpaan, belajar dan hidup bersama dengan sikap saling menghargai satu dengan yang lain,” kata Purwanto.

 

Heri menjelaskan, dalam kunjungan kaum muda Mennonite Belanda selama 3 (tiga) minggu di Indonesia 27 Juli – 4 Agustus 2024 pihaknya akan membangun persekutuan dan merayakan iman bersama-sama dalam sharing dan learning dengan gereja-gereja GITJ, GKMI, dan JKI, sejarah gereja-gereja Mennonite di Indonesia.

 

Bentuk kerjasama ini antara lain pelayanan gereja di daerah perkotaan dan pedesaan, penginjilan dan pemuridan, pelayanan kaum muda dan digital media, musik dan gospel, budaya, agama dan kepercayaan di Indonesia, kearifan lokal, perdamaian lintas iman dan toleransi, penanganan resiko bencana, kuliner, host family dan keramahtamahan, lingkungan hidup hingga menikmati keindahan alam Indonesia. 

 

 

“Sekiranya setiap kunjungan dan aktivitas dalam program ini memberikan refleksi bagi para peserta dari Belanda maupun juga kaum muda gereja-gereja Mennonite di Indonesia,” kata Heri.

 

Gus Nung menyambut baik kedatangan pemuda gereja mennonite sebagai bentuk perjumpaan dan hubungan antar ummat beragama.

 

“Kami bersama Bunda Hindun sering terlibat dalam dialog antar ummat beragama dan memberikan pendidikan toleransi kepada para santri di pondok. Toleransi antar sesama pemeluk agama maupun antar ummat beragama,” tutur Gus Nung.

ua/zank