SEMARANG (SUARABARU.ID) – Bank Indonesia kantor perwakilan Jawa Tengah kembali menggelar acara Festival Jateng Syariah (Fajar) dengan tema kali ini mengangkat ‘Fajar Halal Exporience’.
Bertempat di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Jalan Gajah Raya, festival ini digelar selama empat hari mulai tanggal 8 hingga 11 Agustus 2024.
Kepala Divisi Implementasi KEKDA Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng (KPw BI Jateng), Ambawani Restu Widi, mengatakan, Festival Jateng Syariah ini merupakan ajang rutin tahunan berskala nasional yang bertujuan untuk mendukung pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.
“Untuk menggerakkan ekonomi syariah di Indonesia, BI tidak bisa berjalan sendiri. Maka dari itu, gelaran acara Fajar ini menjadi ruang untuk bersinergi dan berkoordinasi dengan berbagai stakeholders,” katanya, Rabu 7 Agustus 2024.
Ambawani menjelaskan, dengan digelarnya festival ini, BI ingin memperkenalkan lebih jauh tentang ekonomi syariah kepada semua lapisan warga masyarakat. Menurutnya, ekonomi syariah menjadi bagian kehidupan sehari-hari yang perlu dipahami, terkhusus bagi para umat muslim.
“BI hingga kini terus menerus mendorong pertumbuhan ekonomi syariah berbasis halal value chain. Oleh karena itu BI perlu memperkuat ekosistem industri halal, mulai dari hulu sampai hilir,” katanya.
Adapun gelaran acara Festival Jateng Syariah ini akan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan. Masyarakat pun dipersilakan berpartisipasi dengan berkunjung ke MAJT.
“Kami menggelar festival bertemab Fajar Halal Exporience selama empat hari berturut-turut. Ada shalawat akbar, lomba-lomba, expo UMKM, kuliner halal, dan masih banyak lagi,” katanya.
Khusus untuk UMKM, lanjutnya, sedikitnya ada sekitar 60 booth UMKM binaan yang akan berpartisipasi. Mulai dari berbagai sajian kuliner halal, kerajinan handicraft, hingga fesyen.
“Ada batik-batik etnik, fashion ready to wear, hijab, dan masih banyak lagi,” katanya.
Menurutnya, selain berbelanja, masyarakat juga bisa memperoleh edukasi seputar ekonomi syariah. Ada beberapa booth yang tersedia dengan melibatkan sejumlah stakeholders.
Hery priyono