Ariyanto Mohammad Toha pada upacara bendera hari Senin menjadi pembina upacara perdana.

KLATEN (SUARABARU.ID) – Menggunakan halaman SDIT Al Umar Ngargosoka upacara bendera setiap hari Senin berlangsung dengan khidmat. Petugas upacara telah menempati tempat tugasnya masing-masing diikuti guru, karyawan, dan seluruh siswa.

Ariyanto Mohammad Toha, M.Pd., C.MT., Gr selaku kepala sekolah menjadi pembina upacara perdana di hari ini Senin, 5 Agustus 2024 menyampaikan beberapa point dan memberikan challenge berhadiah kepada seluruh siswa.

“Anak-anakku, seorang pria yang berpeci hitam, berbaju hitam, bercelana hitam, dan bersepatu tidak hitam yang berdiri di depan kalin ini adalah seseorang yang akan melanjutkan tugas Pak Irfa’I sebagai Kepala SDIT Al Umar Ngargosoka.”tutur Ari.

“Pak Ari tidak sendirian, bapak akan panggilkan enam panglima SDIT Al Umar Ngargosoka yang ke depan akan membantu tugas-tugas saya, silakan bagi ibu dan bapak guru yang nantinya saya panggil silakan bertiga berada di sebelah kanan saya dan tiga lainnya berada di sebelah kiri saya.”imbuhnya.

“Pertama, Ibu Nur Hidayah, S.Pd sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum dinas, kedua bapak Muhammad Rofiq wakil kepala sekolah bidang kurikulum perpaduan, ketiga Ibu Dita Dwi Apriyanti, S.Pd wakil kepala sekolah bidang sarpras, Ibu Isti Maryamah, A.Md Kepala Perpustakaan, Ibu Rany Nurhidayati, S.E wakil kepala sekolah bidang operator dapodik, Bapak Slamet Dedy Kurniawan, S.Pd wakil kepala sekolah bidang kesiswaan.”lanjutnya.

Pada point kedua, Pembina upacara menyampaikan bahwa hari ini tim kesebalasan SDIT Al Umar akan bertanding melawan SD Negeri Jerukagung 1.

“Untuk itu, waka kesiswaan diharapkan agar mempersiapkan kontingen dengan baik setelah upacara ini nanti selesai. Sedangkan untuk armada pemberangkatan kontingen, sudah kita siapkan mobil operasional yang datang setelah upacara selesai.”pungkasnya.

Setelah memberikan point-point di atas, pembinan upacara memberikan challenge berhadiah untuk tiga orang siswa. Pembina upacara memegang sekantong plastik yang berisi air kemudian menusuk kantong berisi air tersebut dengan dua buah pensil yang ditusukkan selang beberapa waktu.

Sambil memegang kantong plastik tersebut, Pembina upacara bertanya kepada seluruh siswa : “Apa yang kalian lihat?”, banyak anak yang menunjukkan jari dan majulah seorang siswa dengan menjawab bahwa di tangan Pak Ari ada air. Dari jawaban itu, Pembina upacara memberikan hadiah.

Selanjutnya, Pembina upacara kembali bertanya kepada seluruh siswa : “Apa yang kalian rasakan saat melihat Pak Ari menusuk kantong plastik tersebut dengan pensil ?.”

Banyak pula siswa yang mengacungkan jari tangan kanannya kemudian maju menjawab : “sedih pak, karena airnya ditusuk.”jawabnya. Pertanyaan ketiga : “Apa yang kaliah pikirkan ?” tanyanya.

Masih juga banyak siswa yang mengacungkan jari tangan kananya dan disilahkan maju sambal menjawab : “Walaupun air di dalam kantong ditusuk dengan dua buah pencil, bagaimana bias airnya tidak bodor keluar ?.jawabnya.

Dari challenge tersebut, Pembina upacara memberikan sebuah pesan bahwa hiduplah manusia laksana air yang ada dalam kantong barusan.

Mengapa demikian?, lihatlah kantong plastik diisikan air kemudian ditusuk dengan dua buah pensil, namun airnya tidak mengalir keluar.

Artinya bahwa ketika kita hidup bagaikan air yang berada di kantong plastik putih di mana rela untuk ditusuk dengan bentuk cacian, hinaan, bullyan, cemoohan, dan apapun itu yang merusak dirimu makan itulah sebenarnya yang menjadi terbesar dalam hidupmu.

Arsapa