KONI Jateng minta masukan KONI se eks Karesidenan Kedu mengenai upaya peningkatan prestasi atlet. (Dok)


MAGELANG (SUARABARU.ID) –
KONI Jateng meminta masukan dari KONI Kabupaten dan Kota, terkait upaya untuk meningkatkan kualitas atlet pada event Porprov Jateng mendatang.

Melalui langkah itu diharapkan atlet hasil Porprov bisa meraih prestasi maksimal pada PON mewakli Jateng. Tidak hanya itu, juga bisa meraih prestasi pada Sea Games maupun event internasional lainnya, seperti Olimpiade.

Terkait itu, Wakil Ketua Bidang V KONI Jateng Sudarsono dan Ketua Bidang Litbang KONI Jateng Dr Mugiyo Hartono, Rabu (31/7) mengadakan tatap muka dengan Pengurus KONI se eks Karesidenan Kedu di Atria Hotel Magelang.

Di depan peserta Forum Diskusi dan Penyerapan Terkait Persiapan Porprov dan Rancangan Program Pembinaan Atlet Usia Dini, Mugiyo Hartono yang juga Ketua Tim Tujuh Perubahan Regulasi Poprov Jateng mengutarakan, sebenarnya perubahan regulasi sudah direncanakan sejak lama. Tetapi baru saat ini bisa dilaksanakan, dan Desember 2024 harus sudah jadi.

Dia memaparkan terdapat 8 hal yang harus dilakukan guna menghasilkan atlet muda yang diharapkan mampu memberi kontribusi di tingkat nasional.

Pertama, pembatasan usia atlet pada cabor tertentu.
Jika Porprov digunakan sebagai tujuan menyiapkan atlet Jateng untuk mengikuti PON terdekat, maka atlet yang akan mengikuti Porprov harus dibatasi usianya.

‘’Misalnya cabor tertentu ada pembatasan usia atlet PON maksimal 23 tahun. Maka dalam event Porprov yang diselenggarakan dua tahun sebelum PON, atlet dibatasi usia maksimal 21 tahun. Tujuannya atlet itu bisa mengikuti PON terdekat,’’ ujarnya.

Kedua, pembatasan usia untuk semua cabor.
Jika Porprov digunakan sebagai tujuan pembinaan jangan panjang atau menengah untuk menyiapkan atlet menuju dua kali PON terdepan (rentang 6 tahun ke depan), maka (atlet) semua cabor perlu dibatasi usianya.

Ketiga, pembatasan atlet Poprprov berdasarkan prestasi yang pernah dicapai.
Jika Porprov digunakan sebagai salah satu tujuan mendapatkan atlet muda potensial, maka atlet yang pernah mendapat medali emas PON, Sea Games, Asian Games, Olimpiade dan kejuaraan dunia lainnya tidak boleh mengikuti Porprov.

Keempat, pembatasan cabor Porpov.
Jika Porprov digunakan sebagai salah satu pembinaan berkelanjutan sekaligus untuk peningkatan organisasi Pengprov Cabor tersebut serta peningkatan kualitas kompetisi, maka pengprov yang tidak memiliki minimal 10 Pengkab/Pengkot aktif sebelum Pra Porprov maka cabor yang bersangkutan tidak diikutkan sebagai peserta Porprov.

Kelima, pembatasan nomor pertandinganpada Porprov.
Jika Porprov sebagai salah satu pembinaan berkelanjutan, maka nomor pertandingan yang tidak diikuti minimal lima daerah kabupaten/kota tidak dapat dilaksakanan pada Porprov, atau hanya ekshibisi.

Keenam, jika Porprov sebagai ajang pembinaan untuk menyiapkan atlet pada event yang lebih tinggi baik PON maupun event internasional, maka nomor yang dipertandingkan dalam Porprov adalah nomor yang juga dipertandinganpada PON atau kejuaraan internasional.

Ketujuh, jika Porprov digunakan sebagai ajang mendapatkan atlet potensial yang dipersiapkan untuk kejuaraan yang lebih tinggi, maka cabor atau nomor yang dipertandingkan pada Porprov tidak ada pengelompokan usia. Seperti senam senior dan senam yunior.

Kedelapan, mengenai mutasi atlet.
Jika Porprov digunakan sebagai salah satu parameter keberhasilan pembinaan atlet daerah, maka pembatasan mutasi atlet diberlakukan H-2 tahun sebelum pelaksanaan Poprov, dan harus ada pengikatan atlet agar bersedia membela Jateng di PON terdekat.

Dari KONI Purworejo, tidak keberatan jika pembatasan usia atlet dan sebagainya. Namun untuk nomor yang dipertandingan ada kategori kelompol umum yang bisa diikuti semua peserta dan kategori beregu usia dibatasi maksimal 21 tahun.

KONI Kebumen, atlet daerah yang tampil kebanyakan kalah dari atlet yang pernah mengikuti PON. Maka perlu ada ketentuan atlet yang pernah ikut PON tidak boleh ikut Porprov. Untuk atlet yunior berbenturan dengan Popda yang dilaksanakan oleh dinas.

Ketua Umum KONI Kota Magelang Ali Sobri Sungkar mengatakan, tidak keberatan dengan pembatasan usia di semua cabor. Namun informasi tentang hal itu untuk calon atlet PON harus lebih dulu sampai ke pengprov, selanjutnya diteruskan ke pengkab dan pengkot.
‘’Batasan usia atlet masing-masing cabor harus segera tersampaikan, atau mengacu pada PON lalu,’’ terangnya.

Mengenai pembatasan atlet yang sudah pernah ikut PON, Sea Games dan evet internasional lainnya tidak boleh ikut Porprov, mutlak dilarang.

Doddy Ardjono