blank
Jajaran Pengurus FKUB Jateng berfoto bersama Ketua Umum MUI Jateng KH Dr Ahmad Darodji MSi, usai melakukan silaturahmi yang dilakukan di Kantor MUI Jateng, Senin (29/7/2024). Foto: dok/mui

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah, Prof Dr KH Imam Yahya MAg, mengingatkan kepada para kontestan yang akan berkompetisi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada November mendatang, agar tidak menggunakan isu perbedaan agama guna meraih dukungan suara dari masyarakat.

”Penggunaan isu-isu yang mempertentangkan agama untuk menambang suara masyarakat dalam Pilkada, berpotensi menimbulkan perpecahan dan mengganggu kerukunan, kenyamanan dan perdamaian yang sudah terwujud di masyarakat,” kata Prof Imam.

Dia menyampaikan hal itu, saat silaturahim pengurus FKUB Jateng dengan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng, KH Dr Ahmad Darodji MSi di Aula Gedung KH MA Sahal Mahfudh, Kantor MUI Jateng, komplek Masjid Raya Baiturrahman, Simpanglima, Semarang, Senin (29/7/2024).

BACA JUGA: BPAP USM Jadi Wujud Nyata Komitmen USM Dukung Pendidikan Inklusif dan Berkelanjutan

Menurutnya, jika keretakan kerukunan masyarakat yang berpangkal dari isu-isu agama sampai terjadi, maka akan sangat sulit untuk mengembalikan konduktivitasnya. Karena itu, jauh-jauh hari sebelum ditetapkannya bakal calon kepala daerah, FKUB mengingatkan agar semuanya jangan “bermain api”, termasuk menggunakan isu perbedaan agama dalam pilkada.

Selain kepada MUI Jateng, lanjutnya, FKUB juga akan bersilaturahim kepada Forkompimda Jateng, Kepala Kanwil Kemenag Jateng, dan pimpinan majelis agama lain serta tokoh-tokoh masyarakat, untuk menyampaikan pesan pilkada damai ini.

Sementara itu, Kiai Darodji menyatakan mendukung upaya-upaya yang dilakukan pengurus FKUB Jateng, dalam memelihara kerukunan umat beragama, selama menjelang, pelaksanaan, dan usai Pilkada 2024.

”Pesan dan harapan kami, untuk tidak menjadikan isu perbedaan agama sebagai komoditas untuk mengeksploitasi dukungan suara dalam pilkada. Hal ini harus terus didengungkan, jangan sampai masyarakat terbelah hanya karena isu perbedaan agama dalam pilkada,” tuturnya.

Riyan