Warga berebut gunungan hasil bumi usai prosesi Pisowanan Agung HUT ke-199 Wonosobo di Alun-Alun setempat. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Prosesi puncak peringatan Hari Jadi ke-199 Kabupaten Wonosobo dengan tradisi budaya Pisowanan Agung berlangsung meriah dan khikmat di Alun-Alun setempat, Rabu (24/7/2024).

Bupati Afif Nurhidayat, Wakil Bupati M Albar, Ketua DPRD dan jajaran Forkompimda Wonosobo beranjak dari Pendopo Bupati menuju Alun-Alun. Rombongan dijemput pasukan membawa bendera dan panji-panji oleh unsur Forkompimcam se-Kabupaten Wonosobo.

Prosesi Pisowanan Agung didahului dengan doa keselamatan yang dipimpin petugas dari Kementerian Agama, KH Imron Awaludin. Acara dilanjutkan dengan pembacaan sejarah Wonosobo oleh Ketua DKD Eka Gunadi dan diteruskan pamedhar sabda Bupati Afif Nurhidayat.

Afif menyatakan bahwa peringatan Hari Jadi ke-199 Wonosobo merupakan momentum yang harus dirayakan oleh pemerintah, pelaku usaha, seniman, budayawan dan seluruh rakyat Wonosobo. Masyarakat tampak sangat antusias dalam mengikuti prosesi yang digelar setahun sekali itu.

“Hari ini, Wonosobo genap berusia 199 tahun. Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat harus bersyukur, karena sampai saat ini, Wonosobo terus maju dan berkembang. Kami juga berharap pemerintah dan masyarakat terus diberi keselamatan dan keberkahan,” ujarnya.

Usai pemedhar sabda, disambung dengan pasrah tampi panji-panji dari perwakilan Forkompimcam kepada Ketua DPRD Eko Prasetyo Heru Wibowo, Kapolres AKBP Donny Sardo Lumbatoruan, SIK MIK dan Dandim 0707/Wonosobo Letkol Helmy, SE MSi.

Air Suci

Bupati lalu melakukan birat sengkala dan memercikan air suci segela penjuru sebagai simbol “Guyup Rukun Mustikaning Laku”. Air suci tersebut sebelumnya diambil dari 7 sumber mata air yang berada di beberapa tempat di Wonosobo.

Usai prosesi Pisowanan Agung juga tampil kesenian tari lengger yang dibawakan 465 siswa SMPN 1, SMPN 2, SMAN 1, SMAN 2, SMKN 1 dan SMKN 2 Wonosobo. Golekan Lengger dipanggul beberapa siswa dan dikirab dari Pendopo Bupati dilanjutkan digerakan memutar di hadapan pengunjung yang memadati Alun-Alun.

Begitu acara tarian lengger selesai, masyarakat maju berebut 15 gunungan yang berisi buah-buahan dan sayuran hasil panenan dari 15 kecamatan yang ada di Wonosobo. Warga juga berebut tenongan berisi nasi bungkus yang dibuay oleh seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di Wonosobo.

Bupati Afif Nurhidayat, Wakil Bupati M Albar serta jajaran Forkompimda setempat lalu bergeser menuju Paseban Kulon untuk melakukan ruwatan cukur rambut gembel pada beberapa anak yang sejak kecil berambut gembel. Selanjutnya mereka menikmati kembul bujono di Pendopo Bupati setempat.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Wonosobo, Agus Wibowo menjelaskan Pisowanan Agung mengandung filosofi, sebuah pertemuan besar antara pemimpin dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati dengan rakyatnya di Paseban Alun-Alun, setelah dipindahkannya pusat pemerintahan.

“Dalam acara Pisowanan Agung Bupati dan Wakil Bupati mengenakan pakaian khas adat Jawa dengan atasan putih dan kain jarik dengan motif khusus. Pakaian tersebut hanya dikenakan satu tahun sekali pada saat Pisowanan Agung setiap perayaan Hari Jadi Wonosobo,” jelasnya.

Muharno Zarka