blank
Kiai kampung saat memimpin do'a di acara Manganan punden Baleromo.

JEPARA (SUARABARU.ID)- Ratusan warga Desa Srikandang, Bangsri, Jepara ikuti tradisi manganan pager gesek pada minggu (07/07/2024) di Punden Baleromo, hal tersebut bertepatan dengan 1 Muharram (1 Suro).

blank
Tradisi unik warga Srikandang dengan filosofi Pager Gesek.

Tradisi manganan pager gesek ini merupakan tradisi 2 tahunan yang dilaksanakan warga dengan berkumpul bersama membawa pager gesek yakni nasi lengkap dengan lauk pauk ditambah dengan gesek (gimbal ikan asin) yang dijepit menggunakan bambu. Acara dimulai dengan tabuhan kentongan di Punden Baleromo, dilanjutkan dengan tahlil, mauidhoh hasanah, doa dan makan bersama.

Sebelum acara manganan dilaksanakan, warga pada malam harinya melakukan doa bersama di punden tersebut.

Petinggi Desa Srikandang, Ahmad Shohib mengatakan “Gesek yang dijepit tadi ada folosofinya, waktu zaman dulu serba kekurangan dan keterbatasan, makanya geseknya di jepit biar kebagian satu-satu dan tidak rebutan” ucap Shohib

Tradisi Manganan Pager Gesek ini tidak hanya diikuti warga Desa Srikandang saja melainkan berbagai desa seperti Kancilan, Papasan dan Tengguli juga turut hadir dalam acara tersebut.

“Yang hadir kurang lebih 400-500 warga tidak hanya dari Desa Srikandang saja, jadi ada ribuan pager gesek yang dibawa warga pagi ini, setiap warga membawa kurang lebih 25 pager gesek, ada yang dimakan disini setelah didoakan, ada yang di bawa pulang biar yang dirumah ikut merasakan berkahnya” imbuhnya.

Manganan pager gesek ini menjadi salah satu tradisi warga yang dipercaya dapat melindungi dari segala hal buruk yang akan datang. Selain itu, tradisi ini menjadi salah satu wujud syukur warga atas rahmat, karunia, kesehatan dan hasil bumi Desa Srikandang.

Menurut Cipto Miharjo (63) salah satu sesepuh desa mengatakan ” Menurut sejarah kuno yang berkembang di masyarakat, pager gesek memiliki makna keamanan, dari segi biting yang dibuat untuk menjepit gesek itu dulu ada kaitannya dengan kebutuhan kaum petani sebagai pagar yang melindungi dari serangan hama, makanya bambu atau bitingnya itu bisa dibuat jimat keselamatan bagi sebagian orang yang percaya”. Ucap Cipto di sela acara manganan pager gesek.

Agenda 2 tahunan ini mendapat antusias yang luar biasa dari warga setempat, Sri Putri Ayu (29) salah satunya. “Setiap 2 tahun sekali pasti ikut, ini saya bawa pager gesek, nasi, sama hasil bumi, tadi bawa banyak lebih dari 25 pager gesek, buatnya dari tepung gandum sama ikan teri. Sisanya ini dibawa pulang biar nanti bisa nikmatin berkah bareng keluarga”. Tandas Putri.

ua/jam