blank
Salah satu keluarga dengan anak autis di Lasem Rembang mendapat bantuan alat dari hasil riset dan pengembangan fakultas teknik mesin yang berkolaborasi dengan Pusat Penelitian dan Riset Bio-Engineering UNDIP. foto : dokumentasi undip

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Universitas Diponegoro (UNDIP) mengimplementasikan program Riset, Pengembangan, dan Penerapan (RPP) yang memberikan kontribusi signifikan bagi masyarakat pesisir di Lasem, Rembang belum lama ini.

Inisiatif ini dipimpin oleh peneliti Dr. Eng. Munadi, Prof. Jamari, dan Prof. Tauviqirrahman, dengan fokus pada perancangan dan pembuatan alat bantu untuk anak autis usia pra-remaja.

Giat penelitian sekaligus pengabdian ini merupakan kolaborasi Dosen Teknik Mesin Universitas Diponegoro, Pusat Penelitian UNDIP Biomechanics Engineering & Research Centre (UBM-ERC), Heri Sutiyono (mitra industri Reinutech), serta melibatkan sejumlah mahasiswa Fakultas Teknik UNDIP.

Munadi mengatakan, anak-anak berkebutuhan khusus seperti autisme menghadapi tantangan dalam berkomunikasi, perkembangan intelektual, dan interaksi sosial. Di Indonesia, jumlah anak penyandang autisme meningkat setiap tahun, sehingga membutuhkan perhatian dan pemantauan khusus.

“Keluarga, terutama yang tidak mampu menyewa caregiver, memerlukan alat dan metode khusus untuk mendukung anak mereka. Disinilah riset dan pengembangan yang kami lakukan membantu anak tersebut,” katanya, Selasa 2 Juli 2024.

Dirinya menjelaskan, terapi audio dan deep pressure, yang diketahui dapat memberikan ketenangan dan perkembangan perilaku pada anak autis, diimplementasikan di kamar perawatan yang dilengkapi dengan sistem pemantauan dan kursi roda elektrik dengan strap terapi pemeluk.

“Integrasi alat-alat ini menawarkan solusi yang menjanjikan untuk tantangan yang dihadapi oleh anak autis dan keluarganya,” katanya.

Lebih jauh dirinya mengungkapkan kalau pada Sabtu 29 Juni 2024, kursi roda elektrik dengan strap pemeluk diberikan kepada pak Udin, orang tua dari anak penyandang autisme di Lasem, Rembang.

Kursi roda elektrik ini selanjutnya dapat dikontrol secara semi-otomatis oleh orang tua menggunakan joystick atau secara wireless melalui smartphone.

Inovasi ini merupakan tahun kedua dari inisiatif ini, setelah tahun sebelumnya (2023) berhasil merancang kamar perawatan yang dilengkapi dengan alas kamar, kamera pemantau yang dapat diakses oleh orang tua, terapi musik, dan kasur khusus.

“Kami berharap alat (bantu) ini dapat memberikan manfaat bagi keluarga Pak Udin secara khusus, khususnya di daerah pesisir yang mungkin belum mendapatkan perhatian maksimal. Dan semoga harapannya bisa dikembangkan untuk keluarga lain yang membutuhkan,” katanya.

Sementara itu, Prof. Jamari menambahkan, sebagai perguruan tinggi, UNDIP memiliki kewajiban dalam melaksanakan tridharma, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

“Proyek ini merupakan bagian dari tanggung jawab kami sebagai manusia dan makhluk sosial untuk saling membantu dan memberikan kontribusi nyata bagi mereka yang membutuhkan. Hal ini sejalan dengan semboyan Rektor UNDIP bahwa UNDIP harus bermartabat dan bermanfaat,” katanya.

Dirinya menambahkan, upaya berkelanjutan oleh Universitas Diponegoro dan mitranya menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak autis di masyarakat pesisir, memastikan mereka mendapatkan perhatian dan dukungan yang dibutuhkan.

HP