Andovi mengingatkan peserta untuk tidak terlalu terikat dengan sosial media dan lebih fokus pada pengembangan diri. “Hidup tidak hanya tentang media sosial. Kurangi screen time dengan melatih mengurangi 15-30 menit setiap bangun dan sebelum tidur dengan menahan diri untuk scroll sosial media,” sarannya. Ia juga menekankan pentingnya rasa ingin tahu dan terus belajar untuk mengembangkan diri dan membantu orang di sekitar.
Komitmen dan keimanan
Feris Ardianto, seorang profesional muda yang sukses di bidang bisnis, memberikan perspektif mengenai pentingnya komitmen dan keimanan dalam meraih impian. Berangkat dari latar belakang yang sederhana, Feris kini telah menjadi VP Strategic Business Development Group di PT Inti Persero.
“Saya datang ke Jakarta hanya dengan 300 ribu rupiah di usia 15 tahun dan butuh 10,5 tahun untuk menyelesaikan kuliah. Namun, komitmen saya untuk menyelesaikan apa yang telah saya mulai adalah kunci dari semua pencapaian ini,” ujar Feris. Ia juga menekankan pentingnya memiliki visi yang jelas dan menjalani setiap langkah dengan iman.
Feris mengingatkan bahwa setiap orang harus fokus dan realistis dalam mengejar tujuan. “Jangan hidup hanya dari passion saja. Kadang kita harus melakukan pekerjaan yang kita tidak suka untuk mencapai tujuan yang lebih besar,” tambahnya. Ia juga menggarisbawahi pentingnya menjaga integritas dan terus berdoa serta beriman dalam setiap langkah yang diambil.
Dengan harmoni antara ilmu pengetahuan, kreativitas, dan komitmen spiritual yang diwakili oleh ketiga narasumber, para peserta tidak hanya mendapatkan wawasan baru tetapi juga inspirasi untuk terus mengejar impian mereka dengan semangat dan tekad yang kuat.
Creative minority yang siap bersaing
Rektor UKSW Prof. Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si., Ak., menyampaikan apresiasinya kepada para pembicara yang telah berbagi pengalaman berharga dengan mahasiswa UKSW. Ia berharap mahasiswa bisa terinspirasi dan termotivasi untuk mempraktikkan contoh-contoh best practice yang telah disampaikan.
Meskipun UKSW berada di kota kecil Salatiga di lereng Gunung Merbabu, dengan mahasiswa yang berasal dari seluruh Indonesia, Rektor Intiyas berharap mereka menjadi alumni yang tangguh dan memiliki daya banting tinggi, tidak mudah patah dan rapuh. Ia yakin hal tersebut bisa dicapai dengan memulai dari diri sendiri dan terus belajar. “Mahasiswa tidak perlu menjadi ahli di semua bidang, tetapi penting untuk tetap spesifik dan terbuka terhadap ilmu lain,” ungkapnya.
Ia mengingatkan, meskipun masa studi yang panjang tidak ideal, ketangguhan dan ketekunan Feris patut dicontoh. Karir Feris yang cemerlang menunjukkan bahwa iman yang kuat dapat mengantarkan seseorang melewati berbagai tantangan. Inspirasi ini diharapkan dapat memperkuat UKSW sebagai kampus yang menghasilkan Creative Minority yang siap bersaing di dunia nyata.
Ning S