JEPARA (SUARABARU.ID) – Bukan saja tempat ibadahnya berhadapan dan hanya terpisah jalan tak lebih 4 meter, namun setiap setiap rangkaian acara Idul Adha, ketika dilakukan penyembelihan hewan kurban, umat Kristiani juga mendapatkan daging hewan korban di Desa Tempur, Kecamatan Keling.
Di desa ini, terdapat tempat ibadah yang letaknya berhadapan, yaitu masjid Nurul Hiqmah dan GITJ Tempur. Kerukunan ini sudah berlangsung lama dan diwariskan turun temurun oleh para sesepuh dan tokoh agama di padukuhan ini. Kerukunan hidup seperti inilah yang layak menjadi teladan bagi bangsa Indonesia yang beragam.
Kerukunan itu juga nampak nyata pada pada Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1445 H,Senin (17/6-2024) “Di RW 03 Dukuh Pekosa Desa Tempur terdapat hewan kurban 6 sapi dan 6 kambing dengan jumlah penerima daging kurban 296 KK meliputi warga muslim dan non muslim,” ujar Ketua Panitia Qurban, Kiswantoro.
Ia menjelaskan, masing-masing KK mendapatkan daging kurban yang sama yaitu 2 kg, baik Islam maupun Kristen. ,” terang Kiswantoro yang didampingi juga sekretaris panitia Aris dan bendahara Samadi.
Acara Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1445 H di Dukuh Pekoso Desa Tempur, dimulai dengan sholat Idul Adha dan khotbah, kenduren oleh warga di Masjid Nurul Hiqmah dukuh Pekosa, persiapan penyembelihan, penyembelihan hewan kurban oleh panitia dan pendistribusian daging hewan qurban oleh panitia ke rumah-rumah.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh kontributor SUARABARU.ID, untuk hewan korban di seluruh Desa Tempur terdiri dari sapi 28 ekor dan kambing 42 ekor dengan jumlah penerima daging kurban 1.398 KK. Untuk pelaksanaannya dilakukan hingga 3 hari ke depan.
Hadepe – Imam Sukoco