WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Perjalanan 28 tahun peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2024 menjadi momentum negara untuk mengapresiasi berupa penghargaan atas semangat jiwa raga para lansia Indonesia yang turut mengisi pembangunan dalam kemajuan bangsa.
Pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonosobo menggelar Workshop Kader Lanjut Usia (KLU) di Pendopo Bupati Wonosobo, setempat. Sejumlah yang mengikut kegiatan tersebut tampak bersemangat dan penuh antusias.
Wakil Bupati Wonosobo M Albar yang membuka acara tersebut juga mengikuti dengan seksama acara workshop KLU. Peserta pelatihan adalah para perwakilan kader kesehatan lansia yang berasal dari berbagai daerah di Wonosobo itu.
Gus Albar-demikian Wabup kerap disapa- menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas terselenggaranya workshop KLU dalam rangka peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) tahun 2024 ini.
“Kegiatan ini menyiratkan komitmen kita bersama untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat, khususnya para Lansia. Apalagi jumlah mereka di Wonosobo cukup banyak,” ungkapnya.
Lansia, lanjut Wabup, merupakan sebuah siklus dalam kehidupan manusia. Di mana pada fase ini manusia akan mengalami perubahan. Baik secara fisik dan mental. Mereka membutuhkan pelayanan yang lebih spesifik dan prima.
Di Wonosobo sendiri, data laporan kunjungan Lansia pada tahun 2023 menunjukkan total sebanyak 108.636 orang, di mana 107.807 di antaranya mandiri, 1.879 orang dengan ketergantungan ringan/sedan, dan 478 orang dengan ketergantungan berat/total.
Lebih lanjut, Wabup Albar menekankan bahwa untuk mewujudkan kesehatan Lansia, tidak dapat dicapai hanya oleh pemerintah itu sendiri. Tapi butuh keterlibatan kader kesehatan Lansia dan elemen masyarakat lainnya.
“Tantangan kita ke depan dalam pelayanan kesehatan Lansia, tentu tidaklah mudah. Perlu upaya secara bersama melalui sebuah proses komitmen, kolaborasi, dan peran bersama berbagai elemen (pentahelix),” jelasnya.
Lansia Mandiri
Dikatakan, sejalan dengan program pemerintah dalam mewujudkan Lansia yang mandiri, sejahtera dan bermartabat, pemerintah pun melaksanakan program terkait kesehatan lansia. Bertujuan yakni untuk meningkatkan kualitas hidup lansia agar tetap sehat.
Menurut Wabup, setiap Lansia juga mandiri, aktif dan produktif melalui pendekatan siklus hidup dengan kegiatan antara lain: edukasi kesehatan, skrining kesehatan, layanan santun lansia, layanan rujukan dan perawatan jangka panjang.
“Kami berharap, dengan adanya workshop ini para kader dapat meningkatkan kompetensi di bidangnya. Mampu memberikan pembinaan kesehatan Lansia di masyarakat. Khususnya dalam melaksanakan penyuluhan, penggerakan masyarakat dan membantu pelayanan kesehatan,” tutur dia.
Pendampingan terhadap Lansia dan keluarganya, lanjut Albar, sangat penting bagi kader Lansia untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, dalam melaksanakan perannya secara optimal.
Sementara itu, Kepala DKK Wonosobo Dr H Jaelan Sulat, SKp MKes mengatakan bahwa Kader Kesehatan Lansia (KKL) memiliki peran sebagai ujung tombak kesehatan para Lansia di lingkungan masing-masing.
“Sejauh ini peran KKL sudah cukup baik dalam melakukan penyuluhan kesehatan lansia. Dengan demikian usia harapan hidup Lansia di Wonosobo berhasil kita tingkatkan menjadi 74 tahun di tahun 2024 ini,” terang Jaelan.
Atas capaian itu, Jaelan berharap, ini menjadi tolok ukur kinerja kader penyuluh untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam pendampingan bagi Lansia.
“Ini merupakan capaian kita bersama dalam menangani dan mengendalikan berbagai macam penyakit pada lansia. Ke depan tugas kader tidak hanya berorientasi pada pelayanan. Tapi juga melakukan pengolahan data dari tingkat paling bawah,” ujarnya.
Yakni terkait rekam jejak kesehatan para Lansia sehingga akan terdeteksi seperti apa dan bagaimana penangananya. Setiap Lansia harus tetap sehat dan mendapatkan pelayanan kesehatan secara optimal.
Muharno Zarka