Personel Damkar Pemkab Wonogiri, menyemprotkan air dari selang mobil brandweer, untuk menuntaskan pemadaman api yang membakar ludes rumah pembuatan industri tahu.(Dok.Damkar Pemkab Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Warga masyarakat Kabupaten Wonogiri, diimbau untuk tidak bersikap sembrono dalam memperlakukan api. Hal ini penting diperhatikan, sebagai upaya mengantisipasi musibah kebakaran. Terlebih lagi, saat rumah dalam keadaan kosong karena ditinggal bepergian oleh pemiliknya.

Demikian dikedepankan Kepala Satpol-PP Kabupaten Wonogiri Joko Susilo dan Pj Kabid Pemadam Kebakaran (Damkar) Hery Indrastiyono, melalui Koordinator Lapangan (Korlap) Damkar Sriyanto Kembo. Imbauan ini, disampaikan menyusul dalam rentang waktu 4 hari terakhir ini, di Kabupaten Wonogiri telah terjadi dua kasus kebakaran. Kejadiannya, berlangsung saat rumah dalam keadaan kosong, karena pemiliknya bepergian.

Sebagaimana diberitakan, kebakaran pertama menimpa rumah milik Dwi Haryanto (52) beserta isi harta bendanya, Sabtu (25/5), ludes terbakar. Saat kebakaran, rumah yang terletak di Lingkungan Muntil RT 01/RW 02, Kelurahan Gedong, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri tersebut dalam keadaan kosong, karena pemilik beserta keluarganya, tengah bepergian ke rumah saudaranya di wilayah Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri.

Menyusul kejadian kebakaran kedua, dilaporkan terjadi lagi Selasa siang (28/5), di Dusun Grogol RT 03/RW 02, Desa Pucanganom, Kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri. Rumah industri pembuatan tahu milik Ny Kartini ini, ludes terbakar oleh kobaran api yang berasal dari tungku pengolahan tahu.

Tim Damkar Pemkab Wonogiri, dipimpin Komandan Regu-3 Setyo Pamungkas, datang untuk membantu Tim Damkar dari Pos Wilayah (Poswil) Damkar Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri. Pemadaman dilakukan dengan mendapatkan bantuan personel dari Polsek dan Koramil Giritontro, Pamong Desa Pucanganom bersama warga masyarakat.

Tidak ada korban jiwa, tapi kerugian materi bernilai besar. Pemicu kebakaran rumah industri pembuatan tahu tersebut, datang dari api tungku memasak tahu yang tidak sempurna mematikannya, saat proses pembuatan tahu telah selesai dilakukan.

Dampaknya, ketika pemilik pergi ke acara arisan, api tungku menyala lagi dan berkobar membakar tandon kayu bakar yang ada di dekatnya. Kobaran api makin meluas, dengan membakar ludes rumah dapur yang selama ini dipakai untuk memproses pembuatan tahu.
Bambang Pur