Oleh Sulismanto*
Mengiringi peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2024, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Jepara bersama Kantor Kementerian Agama setempat kembali menggelar pameran pendidikan. Sebagaimana tahun lalu, pameran yang dimeriahkan dengan pentas seni warga pendidikan ini juga digelar di alun-alun Jepara. Para pelaku pendidikan seyogianya memetik manfaat kegiatan ini semaksimal mungkin.
Sesuai pemberitaan media ini, kegiatan bertajuk “Gelar Karya dan Pentas Seni Pendidikan Tahun 2024” ini telah dibuka oleh Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta pada Jumat (24/5/2024) pagi. Pengisian stan pameran telah dilakukan satu hari sebelumnya. Setidaknya ada 70 stan lembaga pendidikan dan 80 stan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Sedangkan ke-70 stan lembaga pendidikan yang berpartisipasi, berasal dari satuan-satuan pendidikan negeri dan swasta di bawah dua lembaga: Disdikpora dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara. Ada yang berasal dari jenjang SD/MI, SMP/MTs, hingga SMA/SMK/MA, bahkan perguruan tinggi dan lembaga pelatihan kerja.
Setiap stan seolah berlomba memamerkan berbagai produk inovasi pembelajaran. Implementasi Kurikulum Merdeka dengan pelaksanaan Projek Penguatan Profil pelajar Pancasila (P5) memang menjadi pijakan baru untuk penemuan berbagai inovasi pembelajaran serta optimalisasi potensi spesifik pada diri semua peserta didik. Inovasi—yang dipamerkan—inilah yang pada akhirnya diharapkan membawa kemajuan pendidikan. Hal ini selaras dengan penempatan P5 sebagai kegiatan kokurikuler yang berfokus pada pendekatan projek untuk memperkuat upaya dalam mencapai kompetensi dan karakter yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
Dengan pameran ini, ruang bertemunya berbagai inovasi pembelajaran dari seluruh wilayah Kabupaten Jepara telah terbuka. Apalagi berada di alun-alun, ruang publik yang berada pada luas areal yang cukup. Bandingkan misalnya dengan panen hasil karya program pendidikan Calon Guru Penggerak (CGP) yang selama ini mendapat antusiasme tinggi dari para guru. Karena dilangsungkan di dalam Gedung Wanita R.A. Kartini Jepara, ruang yang tersedia di tiap stan begitu terbatas jika dibandingkan di alun-alun. Dalam posisi itu, para guru yang mengunjungi pameran tersebut sangat mungkin kurang optimal untuk mempelajari inovasi-inovasi yang ada.
Maka pameran pendidikan di alun-alun ini, sekali lagi, seyogianya dioptimalkan manfaatnya. Namun optimal atau tidaknya manfaat pameran tersebut kembali kepada para pelaku pendidikan, terutama para guru. Panitia memilih momentum hari libur nasional (Kamis, 23 Mei 2023) bersambung cuti bersama dan hari pendek sekolah pada Sabtu, 25 Mei 2024 untuk mengelar pameran tersebut.
Ada waktu yang begitu longgar untuk mengunjungi pameran. Bukan semata-mata untuk meramaikan dan menyaksikan pentas seni insan pendidikan yang juga digelar dalam rangkaian pameran tersebut, tetapi juga melihat dari dekat seluruh inovasi yang ada. Jika pada tiap stan ada petugas yang ramah dan bisa memberi penjelasan segala hal mengenai produk yang dipamerkan, maka rekan-rekannya sesama pendidik memiliki kesempatan belajar. Tinggal kemudian melakukan ATM (amati, tiru, dan modifikasi) untuk diterapkan di satuan pendidikan masing-masing.
Dari pameran itu, siapa pun bisa menerapkan satu atau dua, bahkan lebih banyak inovasi yang dianggap paling sesuai untuk diterapkan di kelas. Selanjutnya memantau dan mengevaluasi dampaknya terhadap pembelajaran siswa.
Dengan berbagai bekal mengikuti pelatihan dan perkembangan terbaru dalam pendidikan, dia bisa memanfaatkan sumber daya yang ditemukan di pameran untuk pengembangan profesionalisme berkelanjutan. Berikutnya, bisa melakukan kolaborasi antar guru untuk berbagi praktik terbaik dan pengalaman dalam penerapan inovasi yang ditemukan di pameran.
Jika ini dilakukan, guru dapat memastikan bahwa pameran pendidikan memberi manfaat yang nyata dan berkelanjutan untuk kemajuan pendidikan di Jepara pada masa implementasi Kurikulum Merdeka. Jika tidak dipetik manfaatnya, nampaknya pameran ini ditempatkan jauh panggang dari api.
*Penulis adalah jurnalis Pemkab Jepara. Bekerja di Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Jepara