Ketua Umum Yakisnu Mayong KH. Mughits Nailufar saat memantau pembangunan RSI NU Cakra Medika Mayong

JEPARA (SUARABARU.ID) – Terasa tiba-tiba jika masyarakat Jepara saat ini mendapatkan informasi adanya perekrutan tenaga administrasi dan calon direktur rumah sakit baru di kawasan Mayong. Itulah titik keseriusan bahwa rumah sakit yang diidamkan sejumlah warga Nahdliyin di Jepara akan segera beroperasi, dengan nama Rumah Sakit Islam Nahdlatul Ulama (RSI NU) Cakra Medika Mayong.

Siapa sangka, rumah sakit yang direncanakan sebagai tipe D nantinya itu, semula digagas hanya sebagai sebuah klinik pratama milik NU. MWCNU Mayong masa periode 2015-2020 yang dipimpin duet antara Habib Abdullah Al Hindwan sebagai Rais Syuriyah dan H. Mughits Nailufar sebagai Ketua Tanfidziyah, diberikan amanat kepengurusan untuk mabadi khaira ummah melalui badan usaha bidang kesehatan.

Open recruitment direktur RSI NU Cakra Medika

Program rintisan bidang kesehatan oleh MWCNU Mayong mendapatkan dukungan sejumlah tokoh masyarakat. Tim panitia yang langsung dipimpin Ketua Tanfidziyah MWCNU mendapatkan hibah tanah seluas 1.500 meter persegi sekaligus investasi bersama berupa tanah seluas 1.280 meter persegi. Di atas lahan itulah yang kini sedang berproses pembangunan gedung RSI NU Cakra Medika dengan ketinggian 5 lantai dan 1 lantai rooftop. Pada tahap awal, ruang layanan pasien inap disediakan sekitar 70 bed tidur.

“Proses perijinan RSI NU Mayong tentu memiliki dinamikanya tersendiri, baik ijin pembangunan maupun menuju ijin operasional saat ini. Untuk itulah dibentuk Yayasan Kesehatan Islam Nahdlatul Ulama (Yakisnu) pada 2018”, tutur H. Mughits Nailufar atau kerap dipanggil Gus Mughits selaku ketua panitia.

Ketua Umum Yakisnu Mayong KH. Mughits Nailufar (bersarung, mengenakan helm putih) memantau pembangunan RSI NU Cakra Medika Mayong

“Sejak adanya Yakisnu pada 2018, kami bisa selesaikan sejumlah perijinan awal seperti Surat Keterangan Tata Ruang (SKTR) dan Prasarat kondisi tanah lahan RSI oleh tim independen dari kampus yang direkomendasikan dinas pekerjaan umum pada 2019. Dua dokumen  inilah modal awal kita melakukan pengerjaan pengurukan maupun pemerataan lahan”, ujar Gus Mughits yang juga menjadi Ketua Yakisnu Mayong.

Proses pembangunan RSI NU Mayong memang terlihat berhenti beberapa waktu selama pandemi Covid-19. Akan tetapi, progres pengerjaan tetap berjalan untuk menuntaskan Ijin Usaha Mendirikan Rumah Sakit melalui layanan OSS, yang mesti dilengkapi ijin lokasi, ijin lingkungan, sekaligus nomor induk berusaha (NIB). Demikian juga berhasilnya usaha untuk mendapatkan rekomendasi upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL UPL) dari dinas lingkungan hidup, ketersediaan dokumen Feasybility Study, rekomendasi analisis dampak lalu lintas (Andalalin), sampai pada Ijin Mendirikan Bangunan.

“Kesemuanya itu sudah kami tuntaskan pada 2021. Oleh karenanya, sejak Pebruari 2024 ini kami fokus membangun gedung beserta utilitas penduking beserta sarana prasarananya. Target semuanya tuntas bersamaan dengan hari santri 22 Oktober nanti. Kami pun berharap momentum hari pahlawan adalah waktu terbaik untuk grand opening rumah sakit”, ungkap Gus Mughits yang menjadi pengasuh pesantren Al Anwar Gleget Mayong itu.

Memperhatikan rangkaian proses perjalanan ide dan realitas pembangunan RSI NU Cakra Medika Mayong, tentu tidak tiba-tiba. Ada langkah sepi yang masyarakat umum tidak melihat, namun justru menjadi tahap terpenting sebagai pondasi proses pembangunan secara legal di mata hukum nasional.

Hadepe – Yankz