Rembuk Gayeng PT. GMM bareng petani tebu dan Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora di pendopo GMM, soal musim giling. Jumat, 10 Mei 2024. Foto: Kudnadi Saputro Blora

BLORA (SUARABARU.ID) —  Pabrik Gula Blora (PG Blora) yang berlokasi di Desa Tinapan, Kecamatan  Todanan, Kabupaten Blora atau PT Gendhis Multi Manis (PT GMM) Blora saat ini sedang memasuki musim giling tahun 2024. PT GMM mulai terima tebu pada Selasa 7 Mei 2024 dan mulai digiling Rabu 8 Mei 2024.

Sebelumnya PT Gendhis Multi Manis menggelar Rembuk Gayeng dan halal bihalal bareng petani tebu dan Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora di pendopo GMM untuk menyampaikan komitmen GMM dalam menyerap tebu di musim giling 2024 dan memastikan mesin-mesin pabrik siap sepenuhnya. Selanjutnya dilakukan doa bersama agar diberikan kelancaran dalam operasional tahun ini.

Saat ini, PT Gendhis Multi Manis menerima tebu Blora dengan harga Rp. 670 per kilogram atau Rp 67.000 per kwintal, serta menerima tebu luar dengan harga Rp 690 per kilogram atau Rp 69.000 per kuintal dengan selisih ongkos angkut Rp 2.000 per kwintal dari luar Blora (Pati, Rembang, Grobogan, Sragen) ke PG Blora.

Harga tersebut dikeluarkan dengan mengacu pada Surat Edaran Direktorat Jenderal No.B-046/KB.110/05/2024 perihal penerapan sistem pembelian tebu. Dalam surat tersebut untuk wilayah Jawa ditetapkan harga Rp 690.000 per ton atau Rp. 69.000 per kuintal dengan ketentuan jika rendemen lebih tinggi atau kurang dari 7 persen maka harga tebu disesuaikan secara proporsional.

Selain mengacu pada Surat tersebut, PT GMM selaku anak perusahaan dari Perum Bulog juga mendapat arahan dari Badan Pangan Nasional melalui surat Nomor 346/TS.02.02/B/5/2024 perihal Relaksasi Harga Gula Konsumsi di Tingkat Produsen, dalam surat tersebut dilakukan relaksasi Harga Acuan Pembelian (HAP) di Produsen Komoditas Gula sebesar Rp 14.500 per kilogram berlaku 03 Mei 2024 sampai dengan 31 Oktober 2024 dan/atau hingga berakhirnya musim giling.

Direktur Operasional PT GMM Blora, Krisna Murtiyanto menyampaikan bahwa PT GMM berkomitmen akan menyesuaikan harga beli tebu (menaikan secara berkala) dengan melihat rendemen tebu untuk mendapatkan pasokan tebu yang tercukupi. Hal ini harus memperhatikan Harga Pokok Produksi (HPP) gula agar tidak melanggar HAP Gula yang ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional. Jumat, (10/5/2024).

“Saat ini kita pasang harga standar (Rp 67.000 per kuintal untuk tebu Blora dan Rp 69.000 per kuintal untuk tebu luar) karena menyesuaikan rendemen dan PT GMM juga harus mengacu pada dasar yang ada. Saat ini PG lain belum buka giling sedangkan PT GMM sudah buka untuk kegiatan giling, kami punya skema kenaikan harga tebu berkala untuk musim giling tahun ini,” ungkap Krisna Murtiyanto.

Awal musim giling, lanjut Krisna Murtiyanto, biasanya rendemen berkisar 5,5 persen sampai dengan 6 persen apalagi kalau curah hujan tinggi,  seiring dengan berjalannya waktu kemasakan tebu akan semakin matang.

“Mudah-mudahan didukung dengan cuaca yang baik InshaAllah rendemen akan naik dan tentunya akan berpengaruh terhadap kenaikan harga beli tebu oleh PG,” imbuh Krisna Murtiyanto.

Dikemukakan,  PT GMM adalah salah satu Pabrik Gula yang melaksanakan giling lebih awal dibanding PG lainnya. Diketahui per 08 Mei 2024 baru PG Blora dan PG Madukismo Jogja yang sudah melaksanakan proses giling.

“Salah satu bentuk komitmen kami untuk menyerap tebu petani adalah dengan membuka giling lebih awal agar potensi tebu tidak terserap dapat diminimalisasi, sebab dikhawatirkan musim hujan jatuh lebih awal atau kemarau basah seperti tahun 2022,” ungkap Direktur Operasional.

Selain skema kenaikan harga tebu berkala, giling lebih awal, PT GMM juga melakukan persiapan mesin yang lebih serius agar tidak ada kendala saat on season.

“Kami optimis hasil tahun ini akan lebih baik karena persiapan pabrik kita juga lebih matang, PT GMM memasang target penyerapan tebu 400.000 ton dan rendemen 8 persen  serta 150 hari giling,” tandas Direktur Operasional PT GMM Blora.

Kudnadi Saputro